Nunggak 1 tahun, 20 pelanggan PDAM diputus

Minggu, 13 Mei 2012 - 06:59 WIB
Nunggak 1 tahun, 20 pelanggan PDAM diputus
Nunggak 1 tahun, 20 pelanggan PDAM diputus
A A A
Sindonews.com - Ancaman Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bulukumba akan memutus suplai air bersih kepada pelanggan yang menunggak pembayaran tagihan rekening, akhirnya dibuktikan. Kemarin, sebanyak 20 pelanggan PDAM Bulukumba resmi diputus kerena menunggak satu tahun.

Warga yang diputus suplai air ini berada dalam Kota Bulukumba, tersebar dibeberapa Kelurahan. Keputusan tersebut diambil setelah sebelumnya para pelanggan diberi penyampaian agar menulasi tunggakannya. Hanya saja, hingga akhir masa waktu yang diberikan tak kunjung membayar. Akibatnya, harus dihentikan sementara sambil menunggu tagihan kembali dibayar.

"Sebanyak 20 pelanggan PDAM resmi kami hentikan dari daftar pelanggan. Kami tidak mau suplai air mengalir terus ke rumah warga, sementara kewajiban mereka dia tidak penuhi. Ini kan akan merugikan perusahaan. Apalagi, sukses tidaknya perusahaan ini sangat ditentukan dari kepatuhan pelanggan membayar. Makanya, yang menunggak diatas satu tahun terpaksa diputus dan ini akan terus dilakukan," ungkap direktur PDAM Bulukumba Aris Iskandar, Sabtu 12 Mei 2012.

Menurut Aris, sebelum pemutusan suplai air dilakukan, pihaknya lebih awal melakukan dialog bersama pelanggan, khususnya yang menunggak pembayaran rekening air. Dialog ini dimasukkan sebagai upaya mencari tahu penyebab sehingga tidak membayar.

Apalagi, suplai air beberapa bulan terakhir sudah mengalir dengan lancar. "Kami bersama staf akan terus turun melakukan pemantaua di lapangan. Kalau air mengalir baru tidak membayar itu yang akan diputus," ujar dia.

Aris mengakui, kesadaran pelanggan PDAM membayar rekening tagihan air setiap bulan memang terbilang rendah sebenarnya. Buktinya, dari 7.000 orang pelanggan yang tersebar di 10 Kecamatan di Bulukumba, hanya berkisar 500 rumah yang aktif membayar, sisanya menunggak secara bervariasi.

"Bayangkan, kami menargetkan pemasukan tagihan bisa mencapai diangkat Rp90 juta. Namun, yang terealisasi hanya sebesar Rp30 juta. Kondisi ini membuat kami kesulitan menutupi biaya perusahaan. Apalagi, biaya operasional cukup besar," tuturnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4607 seconds (0.1#10.140)