Sakit kanker, 2 siswa ikut UN
A
A
A
Sindonew.com - Memasuki hari ketiga, Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (SD) berjalan lebih ketat. Meski demikian, dua peserta ujian yang terserang penyakit kanker tetap semangat mengerjakan soal-soal yang diberikan pengawas.
Mereka adalah Mas Farouqi Kuzaman siswa kelas VI SDN Kaliasin 1 dan Mohammad Ilham siswa kelas VI SDN Kapasari IV Surabaya. Kedua anak ini terlihat tetap semangat dalam mengerjakan soal-soal ujian sebanyak 40 item. Demi ketenangan dalam mengerjakan soal, mereka dipisahkan dalam ruang tersendiri dengan pengawasan khusus.
Untuk Mas Farouqi Kuzaman (12) siswa kelas VI SDN Kaliasin 1 ditempatkan di ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dia terserang kanker di kaki kirinya Februari 2012 lalu. Penyebabnya, saat bermain bola di depan sekolah, ia terjatuh dan membengkak. Kemudian kakinya diperiksakan ke dokter, ternyata ada kanker yang mendekam di dalam kakinya.
Meski demikian, ia tetap bertekad menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Bahkan ia mengaku sangat optimis bisa lulus dengan nilai terbaik. Karena, untuk menunjang kariernya, Farouq panggilan akrab Mas Farouqi Kuzaman bertekat akan melanjutkan sekolah ke SMPN 6 Surabaya. "Saya ingin sekali sekolah ke SMPN 6 Surabaya," katanya.
Untuk melanjutkan sekolah, dia harus melawati ujian nasional. Karena penyakitnya, Farouq dijaga dua pengawas yang bertugas melakukan pengawasan sekaligus menulis jawaban soal ke Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN).
Kedua pengawas itu yang satunya bertugas membacakan dan satunya menuliskan dalam LJUN. Dari 40 soal yang diberikan, dia berhasil mengerjakan secara keseluruhan. "Saya juga sering belajar, makanya bisa mengerjakan soal yang diberikan," ujar Farouq.
Meski demikian, Mas Farouqi mengaku sering capek saat mengerjakan ujian. Dia langsung minta istirahat supaya pikirannya lebih tenang.
Abdul Azis, orang tua Mas Farouqi Kuzaman mengaku sangat bangga dengan semangat belajar yang ditunjukan anaknya. Menurut dia, proses belajar yang ditunjukan bukan hanya di sekolah. Tetapi di rumah juga sering belajar supaya bisa mengerjakan soal-soal yang disediakan.
"Saya sangat berterima kasih memiliki anak seperti Mas Farouqi Kuzaman. Dia memiliki tekad tinggi untuk belajar," katanya.
Azis menceritakan, kondisi menyedihkan yang menimpa anaknya terjadi pada Februari 2012. Saat itu, anaknya sedang bermain bola di halaman depan sekolah dan terjatuh. Karena khawatir, dia langsung diperiksakan ke dokter. "Kata dokter ada kankernya, saya jadi bingung," ujar dia.
Karena kondisi tersebut, Azis mengaku telah melakukan antar jemput dari rumahnya yang berada di Gayungsari Barat 12 GB VI ke Jalan Kaliasin tempat sekolah belajar. Proses antar jemput juga dilakukan saat Ujian Nasional (UN) yang dilakukan selama ini.
"Kami sekeluarga juga menjaga Farouq saat ujian. Kami bergantian dalam menunggu tapi kami bangga pada tekadnya," paparny.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Harun mengaku sangat bangga dengan tekat siswa-siswa yang menderita sakit kanker. Tetapi mereka tetap melaksanakan ujian sampai tuntas. "Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka," katanya setelah inspeksi mendadak (sidak) di sekolah-sekolah Surabaya.
Harun menegaskan, dalam pelaksanaan ujian ini telah berjalan lancar, beberapa sekolah telah melakukan perannya masing-masing sesuai dengan aturan. Meski demikian, dia mengaku ujian kali ini masih banyak yang perlu dibenahi karena ada kekurangan jumlah item soal dan LJUN rusak.
Kekurangan itu masuk dalam catatan dan disetorkan ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Catatan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk menjadikan pelaksanaan ujian menjadi lebih baik.
"Kami yakin ke depan ujian akan menjadi lebih baik. Dunia pendidikan harus melakukan perubahan terus menerus," tandas Harun.(azh)
Mereka adalah Mas Farouqi Kuzaman siswa kelas VI SDN Kaliasin 1 dan Mohammad Ilham siswa kelas VI SDN Kapasari IV Surabaya. Kedua anak ini terlihat tetap semangat dalam mengerjakan soal-soal ujian sebanyak 40 item. Demi ketenangan dalam mengerjakan soal, mereka dipisahkan dalam ruang tersendiri dengan pengawasan khusus.
Untuk Mas Farouqi Kuzaman (12) siswa kelas VI SDN Kaliasin 1 ditempatkan di ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Dia terserang kanker di kaki kirinya Februari 2012 lalu. Penyebabnya, saat bermain bola di depan sekolah, ia terjatuh dan membengkak. Kemudian kakinya diperiksakan ke dokter, ternyata ada kanker yang mendekam di dalam kakinya.
Meski demikian, ia tetap bertekad menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Bahkan ia mengaku sangat optimis bisa lulus dengan nilai terbaik. Karena, untuk menunjang kariernya, Farouq panggilan akrab Mas Farouqi Kuzaman bertekat akan melanjutkan sekolah ke SMPN 6 Surabaya. "Saya ingin sekali sekolah ke SMPN 6 Surabaya," katanya.
Untuk melanjutkan sekolah, dia harus melawati ujian nasional. Karena penyakitnya, Farouq dijaga dua pengawas yang bertugas melakukan pengawasan sekaligus menulis jawaban soal ke Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN).
Kedua pengawas itu yang satunya bertugas membacakan dan satunya menuliskan dalam LJUN. Dari 40 soal yang diberikan, dia berhasil mengerjakan secara keseluruhan. "Saya juga sering belajar, makanya bisa mengerjakan soal yang diberikan," ujar Farouq.
Meski demikian, Mas Farouqi mengaku sering capek saat mengerjakan ujian. Dia langsung minta istirahat supaya pikirannya lebih tenang.
Abdul Azis, orang tua Mas Farouqi Kuzaman mengaku sangat bangga dengan semangat belajar yang ditunjukan anaknya. Menurut dia, proses belajar yang ditunjukan bukan hanya di sekolah. Tetapi di rumah juga sering belajar supaya bisa mengerjakan soal-soal yang disediakan.
"Saya sangat berterima kasih memiliki anak seperti Mas Farouqi Kuzaman. Dia memiliki tekad tinggi untuk belajar," katanya.
Azis menceritakan, kondisi menyedihkan yang menimpa anaknya terjadi pada Februari 2012. Saat itu, anaknya sedang bermain bola di halaman depan sekolah dan terjatuh. Karena khawatir, dia langsung diperiksakan ke dokter. "Kata dokter ada kankernya, saya jadi bingung," ujar dia.
Karena kondisi tersebut, Azis mengaku telah melakukan antar jemput dari rumahnya yang berada di Gayungsari Barat 12 GB VI ke Jalan Kaliasin tempat sekolah belajar. Proses antar jemput juga dilakukan saat Ujian Nasional (UN) yang dilakukan selama ini.
"Kami sekeluarga juga menjaga Farouq saat ujian. Kami bergantian dalam menunggu tapi kami bangga pada tekadnya," paparny.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jawa Timur Harun mengaku sangat bangga dengan tekat siswa-siswa yang menderita sakit kanker. Tetapi mereka tetap melaksanakan ujian sampai tuntas. "Kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada mereka," katanya setelah inspeksi mendadak (sidak) di sekolah-sekolah Surabaya.
Harun menegaskan, dalam pelaksanaan ujian ini telah berjalan lancar, beberapa sekolah telah melakukan perannya masing-masing sesuai dengan aturan. Meski demikian, dia mengaku ujian kali ini masih banyak yang perlu dibenahi karena ada kekurangan jumlah item soal dan LJUN rusak.
Kekurangan itu masuk dalam catatan dan disetorkan ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Catatan ini akan menjadi bahan evaluasi untuk menjadikan pelaksanaan ujian menjadi lebih baik.
"Kami yakin ke depan ujian akan menjadi lebih baik. Dunia pendidikan harus melakukan perubahan terus menerus," tandas Harun.(azh)
()