Penembakan marak Wali Kota jamin Bandung aman
A
A
A
Sindonews.com – Atas terjadinya tiga pembunuhan dengan menggunakan senjata api (senpi) di Kota Bandung,Wali Kota Bandung Dada Rosada menyatakan keprihatinannya.
“ Tentunya kita sangat prihatin dan menyesalkan,tetapi tidak bisa hanya tinggal diam menyesalkan karena sudah dilakukan pencegahan,” ujarnya kepada wartawan di Jalan Siliwangi.
Saat disinggung keadaan yang dirasa sudah t i d a k aman oleh sebagian warga. Dada sempat diam sejenak kemudian menjawab dengan nada yang lebih pelan.“Tidak semua warga memegang senpi, kan sudah dilarang dan dilakukan pencarian.Aparat berwenang dan pemerintah juga minta bantuan dari masyarakat untuk sama-sama melindungi masing-masing dirinya dan apa yang diketahui masyarakat segera laporkan jangan dibiarkan, kalau ditanya menyesalkan jelas,” katanya.
Pihaknya menegaskan sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan, terlebih pihak kepolisian saat ini pun sudah melakukan pencarian. Perlindungan diri masingmasing, katanya, merupakan hal yang cukup efektif. Dia menganalogikan seperti layaknya memarkir kendaraan, jika tak ingin dicuri maka si pemilik harus ekstra hati-hati saat menyimpannya semisal gunakan kunci ganda dan lainnya.
Bukan itu saja,Dada pun menyatakan pengamanan bukan hanya oleh pihak kepolisian namun semua pihak terutama dirinya sendiri. “Kami dari pemerintah jelas bertugas melindungi, namun yang paling penting masyarakat bisa melindungi diri sendiri apalagi menyelamatkan orang lain,”tandasnya.
Sementara itu, pengamat hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Yesmil Anwar menyatakan, secara umum jumlah polisi yang kurang dan keterbatasan sarana dan prasarana bisa disalahkan.Namun tidak semua urusan dapat ditangguhkan ke polisi, sedangkan terapi sosial dan penyembuhan moral tidak dilakukan. Frustrasi sosial merupakan salah satu dampak terbesar dan mengakibatkan satu sama lain saling menghabisi.
“Hal itu lumrah ditemui di kota besar seperti Bandung karena punya penghuni yang padat, namun kurang terkendali dalam etika, moral, dan kesadaran,” ungkap Yesmil.
Apalagi dengan kondisi ekonomi yang melemah dan segala polemik yang membebani kota besar, tentunya masyarakat akan mudah sekali terpancing berbuat kejahatan. Lagi pula dengan adanya kebobrokan pada lembaga penegak hukum, tingkat kejahatan akan semakin tinggi karena pertahanan kurang.
“Dari tiga kejadian, dua di antaranya terjadi di wilayah TNI,baik di kompleksnya maupun dekat dengan sekolah tentara, artinya wibawa lembaga tercoreng,” katanya. Undangundang senjata api di negara ini sudah pada tatarannya mengatur kepemilikan senpi. Akan tetapi, dalam hematnya pengamanan oleh kepolisian sudah dirasa berkurang.Selain itu tak dipungkiri peredaran senpi tidak terkendali.
“Regulasi untuk sipil ada tapi penegakannya longgar, senjatanya. Banyak juga yang bodong karena makin mudah merakit. Ekonomi kita yang mengkhawatirkan membuat budaya kekerasan subur,”ujarnya.
Dia mengatakan, kualitas dan kuantitas kejahatan di Indonesia memang cenderung naik. Terlihat dari perampokan atau kejahatan ringan yang menggunakan senpi sebagai alat bunuh,bukan hanya menakut-nakuti lagi seperti pada tahun-tahun sebelumnya. (wbs)
“ Tentunya kita sangat prihatin dan menyesalkan,tetapi tidak bisa hanya tinggal diam menyesalkan karena sudah dilakukan pencegahan,” ujarnya kepada wartawan di Jalan Siliwangi.
Saat disinggung keadaan yang dirasa sudah t i d a k aman oleh sebagian warga. Dada sempat diam sejenak kemudian menjawab dengan nada yang lebih pelan.“Tidak semua warga memegang senpi, kan sudah dilarang dan dilakukan pencarian.Aparat berwenang dan pemerintah juga minta bantuan dari masyarakat untuk sama-sama melindungi masing-masing dirinya dan apa yang diketahui masyarakat segera laporkan jangan dibiarkan, kalau ditanya menyesalkan jelas,” katanya.
Pihaknya menegaskan sudah berkoordinasi dengan aparat keamanan, terlebih pihak kepolisian saat ini pun sudah melakukan pencarian. Perlindungan diri masingmasing, katanya, merupakan hal yang cukup efektif. Dia menganalogikan seperti layaknya memarkir kendaraan, jika tak ingin dicuri maka si pemilik harus ekstra hati-hati saat menyimpannya semisal gunakan kunci ganda dan lainnya.
Bukan itu saja,Dada pun menyatakan pengamanan bukan hanya oleh pihak kepolisian namun semua pihak terutama dirinya sendiri. “Kami dari pemerintah jelas bertugas melindungi, namun yang paling penting masyarakat bisa melindungi diri sendiri apalagi menyelamatkan orang lain,”tandasnya.
Sementara itu, pengamat hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) Yesmil Anwar menyatakan, secara umum jumlah polisi yang kurang dan keterbatasan sarana dan prasarana bisa disalahkan.Namun tidak semua urusan dapat ditangguhkan ke polisi, sedangkan terapi sosial dan penyembuhan moral tidak dilakukan. Frustrasi sosial merupakan salah satu dampak terbesar dan mengakibatkan satu sama lain saling menghabisi.
“Hal itu lumrah ditemui di kota besar seperti Bandung karena punya penghuni yang padat, namun kurang terkendali dalam etika, moral, dan kesadaran,” ungkap Yesmil.
Apalagi dengan kondisi ekonomi yang melemah dan segala polemik yang membebani kota besar, tentunya masyarakat akan mudah sekali terpancing berbuat kejahatan. Lagi pula dengan adanya kebobrokan pada lembaga penegak hukum, tingkat kejahatan akan semakin tinggi karena pertahanan kurang.
“Dari tiga kejadian, dua di antaranya terjadi di wilayah TNI,baik di kompleksnya maupun dekat dengan sekolah tentara, artinya wibawa lembaga tercoreng,” katanya. Undangundang senjata api di negara ini sudah pada tatarannya mengatur kepemilikan senpi. Akan tetapi, dalam hematnya pengamanan oleh kepolisian sudah dirasa berkurang.Selain itu tak dipungkiri peredaran senpi tidak terkendali.
“Regulasi untuk sipil ada tapi penegakannya longgar, senjatanya. Banyak juga yang bodong karena makin mudah merakit. Ekonomi kita yang mengkhawatirkan membuat budaya kekerasan subur,”ujarnya.
Dia mengatakan, kualitas dan kuantitas kejahatan di Indonesia memang cenderung naik. Terlihat dari perampokan atau kejahatan ringan yang menggunakan senpi sebagai alat bunuh,bukan hanya menakut-nakuti lagi seperti pada tahun-tahun sebelumnya. (wbs)
()