Dua bola mata TKI NTB dicuri
A
A
A
Sindonews.com - Benarkah tiga tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Malaysia menjadi korban perdagangan organ tubuh? Untuk memastikan dugaan tersebut, kemarin Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) melakukan autopsi ulang terhadap jenazah mereka.
Hasilnya,berdasar keterangan keluarga korban, kedua bola mata TKI sudah tidak ada. Fakta itu diungkapkan H Maksum dan Amaq Rupeni. Mereka adalah ayah Herman, 34, Abdul Kadir Jaelani, 28, yang menyaksikan langsung proses autopsi di pekuburan keluarga di Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, kemarin.
”Saya lihat bola matanya tidak ada lagi,kelopak matanya dijahit tertutup,” kata ayah Herman, Maksum, seusai melihat kondisi jasad anaknya tersebut kemarin. Adapun satu TKI lainnya yang diduga juga menjadi korban perdagangan organ tubuh adalah Mad Noor,28.Rencananya, jasad Mad Noor yang dimakamkan di Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela,Kabupaten Lombok Timur, sekitar 2 km dari kuburan Herman dan Jaelani,akan diautopsi hari ini.
Polisi belum bersedia mengungkapkan hasil autopsi jasad Herman dan Abdul Kadir Jaelani, termasuk mengonfirmasi keterangan yang disampaikan orang tua mereka. Kapolda NTB Brigjen Pol Arif Wachyunadi yang meninjau langsung proses autopsi berjanji akan mengumumkan setelah autopsi jasad Mad Noor selesai. ”Masih dalam proses penyelidikan, besok di Pengadangan (lokasi autopsi jasad Mad Noor),” ujarnya saat dimintai konfirmasi wartawan.
Merespons informasi yang disampaikan keluarga TKI, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie menyebut pencurian organ tubuh merupakan kejahatan hak asasi manusia yang luar biasa keji. Dia pun menyatakan Malaysia perlu dilawan lewat jalur resmi. Dia juga meminta Komnas HAM dan komisi terkait di DPR turun tangan membantu keluarga korban untuk menyelesaikan kasus tersebut.
”Perlu diberi pelajaran tanpa kekerasan, dengan memanfaatkan hukum internasional,” ujar Marzuki di gedung kompleks parlemen Senayan,Jakarta,kemarin. Sikap keras juga disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas.Kepada wartawan,dia berharap Menteri Tenaga Kerja (Menakar) Muhaimin Iskandar dan BNP2TKI bergerak dan mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
Semua jalan,termasuk melaporkan ke PBB, juga layak ditempuh agar semua bisa bergerak untuk mengusut diselesaikannya kasus itu hingga tuntas. ”Jalanlah dulu, ke PBB segala macam, keduanya (Menaker dan BNP2TKI) saya minta tolong bertindak, ini sudah terlalu dan kelewatan,’’ tandasnya. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat berharap semua pihak menunggu hasil autopsi tiga jenazah TKI asal NTB korban penembakan polisi Malaysia.
Sementara itu, Malaysia menyangkal tuduhan bahwa organ tubuh tiga TKI yang tewas ditembak mati dekat Port Dickson diambil sebelum jasadnya dikirim kembali ke Indonesia. Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein yang menaungi organisasi kepolisian menegaskan bahwa tidak ada dasar yang membenarkan tuduhan tersebut.
”Tuduhan bahwa organ mereka diambil dan dijual itu tidak benar.Saya telah diberi informasi oleh polisi tentang ini dan sejauh yang saya tahu semua tuduhan itu tidak benar,” ujarnya kepada media Indonesia yang berada di Kuala Lumpur saat konferensi pers di Bersih seperti dikutip New Straits Times. Walaupun membantah, Hishammuddin berjanji akan menginvestigasi masalah tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa delegasi Indonesia telah bertemu dengan Inspektur Jenderal Kepolisian (IGP) Tan Sri Ismail Omar kemarin.”Saya telah diberi tahu bahwa satu delegasi Indonesia sekarang di Malaysia dan pagi ini mereka telah bertemu dengan IGP tentang tuduhan ini. Kami akan biarkan proses ini berlanjut karena delegasi itu sekarang di sini,untuk lebih jelasnya akan lebih baik bertanya kepada kepolisian,” ungkap Hishammuddin.
Untuk diketahui, autopsi ulang dilakukan untuk memperjelas penyebab kematian ketiga TKI asal NTB itu sekaligus menjawab kejanggalan di tubuh jenazah versi sanak keluarga para TKI tersebut.Versi kepolisian Malaysia, ketiga jenazah TKI itu sudah diautopsi saat berada di Rumah Sakit Port Dickson Malaysia karena tewas akibat penembakan. Namun, sanak keluarga ketiga TKI yang tewas itu menduga ada indikasi praktik jualbeli organ tubuh karena adanya jahitan pada kedua mata, di dada, dan perut korban.
Mata dan organ dalam jasad itu diduga telah diambil. Dugaan tersebut merujuk pada laporan Hirman, kakak Abdul Kadir Jaelani,yang melihat langsung kondisi jasad ketiga TKI korban penembakan itu di Rumah Sakit Port Dickson Malaysia, sebelum dikafani dan dimasukkan ke dalam kotak untuk diterbangkan ke Indonesia. Hirman mencurigai organ tubuh TKI malang itu diambil karena bagian kedua mata TKI nahas dijahit.
Begitu pun pada bagian dada, yakni dari dada dekat lengan kiri ke dada dekat lengan kanan.Pada bagian tengah perut ada jahitan vertikal dari dada hingga perut bagian bawah pusar. Jahitan melintang juga terlihat di perut sebelah kanan hingga bagian kiri. Demi membuktikan dugaan inilah autopsi dilakukan. Proses autopsi hari pertama kemarin dimulai pukul 07.00 Wita.
Adapun tim autopsi melibatkan personel Polda NTB, Polres Lombok Timur, dan tim medis dari instalasi forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda NTB serta Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. Direktur RSUP NTB dr Mawardi Hamri ikut memantau langsung aktivitas tersebut. Diawali dengan pembongkaran kuburan guna mengambil kedua jasad yang dikubur berdampingan, selanjutnya secara bergantian jasad Herman dan Abdul Kadir Jaelani diperiksa. (wbs)
Hasilnya,berdasar keterangan keluarga korban, kedua bola mata TKI sudah tidak ada. Fakta itu diungkapkan H Maksum dan Amaq Rupeni. Mereka adalah ayah Herman, 34, Abdul Kadir Jaelani, 28, yang menyaksikan langsung proses autopsi di pekuburan keluarga di Dusun Pancor Kopong, Desa Pringgasela Selatan, Kecamatan Pringgasela, Kabupaten Lombok Timur, kemarin.
”Saya lihat bola matanya tidak ada lagi,kelopak matanya dijahit tertutup,” kata ayah Herman, Maksum, seusai melihat kondisi jasad anaknya tersebut kemarin. Adapun satu TKI lainnya yang diduga juga menjadi korban perdagangan organ tubuh adalah Mad Noor,28.Rencananya, jasad Mad Noor yang dimakamkan di Desa Pengadangan, Kecamatan Pringgasela,Kabupaten Lombok Timur, sekitar 2 km dari kuburan Herman dan Jaelani,akan diautopsi hari ini.
Polisi belum bersedia mengungkapkan hasil autopsi jasad Herman dan Abdul Kadir Jaelani, termasuk mengonfirmasi keterangan yang disampaikan orang tua mereka. Kapolda NTB Brigjen Pol Arif Wachyunadi yang meninjau langsung proses autopsi berjanji akan mengumumkan setelah autopsi jasad Mad Noor selesai. ”Masih dalam proses penyelidikan, besok di Pengadangan (lokasi autopsi jasad Mad Noor),” ujarnya saat dimintai konfirmasi wartawan.
Merespons informasi yang disampaikan keluarga TKI, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Marzuki Alie menyebut pencurian organ tubuh merupakan kejahatan hak asasi manusia yang luar biasa keji. Dia pun menyatakan Malaysia perlu dilawan lewat jalur resmi. Dia juga meminta Komnas HAM dan komisi terkait di DPR turun tangan membantu keluarga korban untuk menyelesaikan kasus tersebut.
”Perlu diberi pelajaran tanpa kekerasan, dengan memanfaatkan hukum internasional,” ujar Marzuki di gedung kompleks parlemen Senayan,Jakarta,kemarin. Sikap keras juga disampaikan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Taufiq Kiemas.Kepada wartawan,dia berharap Menteri Tenaga Kerja (Menakar) Muhaimin Iskandar dan BNP2TKI bergerak dan mengusut kasus tersebut hingga tuntas.
Semua jalan,termasuk melaporkan ke PBB, juga layak ditempuh agar semua bisa bergerak untuk mengusut diselesaikannya kasus itu hingga tuntas. ”Jalanlah dulu, ke PBB segala macam, keduanya (Menaker dan BNP2TKI) saya minta tolong bertindak, ini sudah terlalu dan kelewatan,’’ tandasnya. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat berharap semua pihak menunggu hasil autopsi tiga jenazah TKI asal NTB korban penembakan polisi Malaysia.
Sementara itu, Malaysia menyangkal tuduhan bahwa organ tubuh tiga TKI yang tewas ditembak mati dekat Port Dickson diambil sebelum jasadnya dikirim kembali ke Indonesia. Menteri Dalam Negeri Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein yang menaungi organisasi kepolisian menegaskan bahwa tidak ada dasar yang membenarkan tuduhan tersebut.
”Tuduhan bahwa organ mereka diambil dan dijual itu tidak benar.Saya telah diberi informasi oleh polisi tentang ini dan sejauh yang saya tahu semua tuduhan itu tidak benar,” ujarnya kepada media Indonesia yang berada di Kuala Lumpur saat konferensi pers di Bersih seperti dikutip New Straits Times. Walaupun membantah, Hishammuddin berjanji akan menginvestigasi masalah tersebut.
Dia mengungkapkan bahwa delegasi Indonesia telah bertemu dengan Inspektur Jenderal Kepolisian (IGP) Tan Sri Ismail Omar kemarin.”Saya telah diberi tahu bahwa satu delegasi Indonesia sekarang di Malaysia dan pagi ini mereka telah bertemu dengan IGP tentang tuduhan ini. Kami akan biarkan proses ini berlanjut karena delegasi itu sekarang di sini,untuk lebih jelasnya akan lebih baik bertanya kepada kepolisian,” ungkap Hishammuddin.
Untuk diketahui, autopsi ulang dilakukan untuk memperjelas penyebab kematian ketiga TKI asal NTB itu sekaligus menjawab kejanggalan di tubuh jenazah versi sanak keluarga para TKI tersebut.Versi kepolisian Malaysia, ketiga jenazah TKI itu sudah diautopsi saat berada di Rumah Sakit Port Dickson Malaysia karena tewas akibat penembakan. Namun, sanak keluarga ketiga TKI yang tewas itu menduga ada indikasi praktik jualbeli organ tubuh karena adanya jahitan pada kedua mata, di dada, dan perut korban.
Mata dan organ dalam jasad itu diduga telah diambil. Dugaan tersebut merujuk pada laporan Hirman, kakak Abdul Kadir Jaelani,yang melihat langsung kondisi jasad ketiga TKI korban penembakan itu di Rumah Sakit Port Dickson Malaysia, sebelum dikafani dan dimasukkan ke dalam kotak untuk diterbangkan ke Indonesia. Hirman mencurigai organ tubuh TKI malang itu diambil karena bagian kedua mata TKI nahas dijahit.
Begitu pun pada bagian dada, yakni dari dada dekat lengan kiri ke dada dekat lengan kanan.Pada bagian tengah perut ada jahitan vertikal dari dada hingga perut bagian bawah pusar. Jahitan melintang juga terlihat di perut sebelah kanan hingga bagian kiri. Demi membuktikan dugaan inilah autopsi dilakukan. Proses autopsi hari pertama kemarin dimulai pukul 07.00 Wita.
Adapun tim autopsi melibatkan personel Polda NTB, Polres Lombok Timur, dan tim medis dari instalasi forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda NTB serta Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. Direktur RSUP NTB dr Mawardi Hamri ikut memantau langsung aktivitas tersebut. Diawali dengan pembongkaran kuburan guna mengambil kedua jasad yang dikubur berdampingan, selanjutnya secara bergantian jasad Herman dan Abdul Kadir Jaelani diperiksa. (wbs)
()