Pengamen ditujah lalu dilempar dari bus kota
A
A
A
Sindonews.com – Penganiayaan sadis menimpa Alam,22 warga Jalan Anggrek, Ogan Permata Indah, Kelurahan 15 Ulu, Seberang Ulu (SU) I. Dia diduga ditujah (ditusuk) lalu dilempar dari dalam bus yang tengah melaju.
Peristiwa ini diduga terjadi di dalam bus kota jurusan Plaju- KM 12 yang melintas dari arah Jalan A Yani menuju Jembatan Ampera, pada Minggu (22/4) pukul 18.30 WIB.Pengamen ini ditemukan warga bersimbah darah di Jalan Gubernur H Bastari,dekat lampu lalu lintas simpang empat Jakabaring.
“Korban ditemukan bersimbah darah di lokasi dan meninggal di RSMH. Polsek SU I dan dibantu Polresta sudah mendatangi TKP, dari keterangan saksi tidak ada yang mengetahui persis kejadian, tiba-tiba saja korban ditemukan bersimbah darah di pinggir jalan dekat masjid,”jelas Kanit Reskrim Polsek SU I Iptu AK Sembiring mewakili Kapolsek Kompol Imam Tarmudi kemarin.
Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan tewasnya korban.Menurut Sembiring, saat ini penyidik sedang mendalami perkara ini dengan berkoordinasi dengan pihak keluarga dan saksi mata. “Terkait tewasnya korban belum bisa diberikan keterangan terhadap siapa pelaku, motif dan modus yang dilakukan,” tandasnya . Santi,35, warga sekitar menyatakan melihat seseorang terkapar dengan luka tusuk di bawah tiang rambu lalu lintas.
Saat dilihat ternyata korban yang sering mengamen di seputaran Simpang Pamor, warga kemudian memberi tahu keluarga korban dan dibawa ke rumah sakit.“Dia (korban) beberapa kali belanja di warung saya, saya tidak tahu persisnya kejadian, tapi benar kalau korban sering ngamen di sini,”jelas Santi. Orang tua korban, Ruslan alias Doli,54, mengaku mengetahui anaknya meninggal mengenaskan dengan bersimbah darah dari Aci anaknya.
Aci, menurut dia melihat langsung adiknya dibuang dari bus. “Aci berada tidak jauh dari lokasi saat kejadian,”ungkapnya. Maysun,47, ibu korban menambahkan,terakhir bertemu anaknya Jumat (20/4).Korban berpamitan kepada orang tuanya untuk pergi mengamen, kebiasaannya di bus dan di lampu-lampu merah.
“Sejak Jumat itu,kami tidak mendapat kabar dari anak kami itu. tahutahu kami mendengar kabar sudah meninggal akibat dibunuh orang. Memang sebe-lum meninggal sempat menyebutkan nama seseorang tapi tidak jelas,apakah itu pembunuhnya atau bukan,” jelasnya. (wbs)
Peristiwa ini diduga terjadi di dalam bus kota jurusan Plaju- KM 12 yang melintas dari arah Jalan A Yani menuju Jembatan Ampera, pada Minggu (22/4) pukul 18.30 WIB.Pengamen ini ditemukan warga bersimbah darah di Jalan Gubernur H Bastari,dekat lampu lalu lintas simpang empat Jakabaring.
“Korban ditemukan bersimbah darah di lokasi dan meninggal di RSMH. Polsek SU I dan dibantu Polresta sudah mendatangi TKP, dari keterangan saksi tidak ada yang mengetahui persis kejadian, tiba-tiba saja korban ditemukan bersimbah darah di pinggir jalan dekat masjid,”jelas Kanit Reskrim Polsek SU I Iptu AK Sembiring mewakili Kapolsek Kompol Imam Tarmudi kemarin.
Saat ini pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan tewasnya korban.Menurut Sembiring, saat ini penyidik sedang mendalami perkara ini dengan berkoordinasi dengan pihak keluarga dan saksi mata. “Terkait tewasnya korban belum bisa diberikan keterangan terhadap siapa pelaku, motif dan modus yang dilakukan,” tandasnya . Santi,35, warga sekitar menyatakan melihat seseorang terkapar dengan luka tusuk di bawah tiang rambu lalu lintas.
Saat dilihat ternyata korban yang sering mengamen di seputaran Simpang Pamor, warga kemudian memberi tahu keluarga korban dan dibawa ke rumah sakit.“Dia (korban) beberapa kali belanja di warung saya, saya tidak tahu persisnya kejadian, tapi benar kalau korban sering ngamen di sini,”jelas Santi. Orang tua korban, Ruslan alias Doli,54, mengaku mengetahui anaknya meninggal mengenaskan dengan bersimbah darah dari Aci anaknya.
Aci, menurut dia melihat langsung adiknya dibuang dari bus. “Aci berada tidak jauh dari lokasi saat kejadian,”ungkapnya. Maysun,47, ibu korban menambahkan,terakhir bertemu anaknya Jumat (20/4).Korban berpamitan kepada orang tuanya untuk pergi mengamen, kebiasaannya di bus dan di lampu-lampu merah.
“Sejak Jumat itu,kami tidak mendapat kabar dari anak kami itu. tahutahu kami mendengar kabar sudah meninggal akibat dibunuh orang. Memang sebe-lum meninggal sempat menyebutkan nama seseorang tapi tidak jelas,apakah itu pembunuhnya atau bukan,” jelasnya. (wbs)
()