Warga Filipina sebarkan ajaran sesat
A
A
A
Sindonews.com - Sembilan remaja di Caddi'E, Kelurahan Wattang Bacukiki, Kecamatan Bacukiki, Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) dimandikan sesuai Syariah Islam di Masjid Nikmatul Asri, oleh Muhammad Sahib Zainngaru, salah seorang tokoh agama setempat.
Sembilan remaja usia 14 tahun hingga 18 tahun tersebut diislamkan setelah diduga terjebak dan mengikuti aliran sesat berkedok agama Islam selama dua bulan. Para remaja tersebut masing-masing bernama Muhlas Putra ,Jufri, Enal, Anto, Susi, Sara, Uni, Isma, dan Iming.
Saat dimandikan sebagai tanda pensucian, suasana di lokasi sempat sunyi dan hanya terdengar lafaz dua kalimat Syahadat dari mulut tokoh agama yang memimpin jalannya pengislaman kembali tersebut, dan diikuti kesembilan remaja.
Terungkapnya perekrutan ajaran sesat di wilayah Bacukiki tersebut bermula dari pengakuan orangtua salah satu remaja tersebut kepada jemaah masjid Nikmatul Asri, yang juga warga setempat.
"Saya dikabari orangtua salah satu remaja itu yang mengaku curiga dengan gelagat putrinya yang pada malam-malam tertentu kerap keluar rumah secara berkelompok dengan remaja lainnya," kata Jauwla, salah seorang warga menjelaskan, Jumat (13/4/2012).
Jauwla mengatakan, dari pengakuan beberapa remaja yang ikut dalam ajaran yang diklaim warga setempat sebagai aliran sesat lantaran mengatasnamakan ajaran Islam, namun melakukan ritual-ritual di luar kebiasaan beribadah umat Islam tersebut. Awalnya mereka diajak oleh warga Lemoe, Kecamatan Bacukiki bernama Gunawan.
"Mereka diajak berkenalan dengan lelaki asal Filipina bernama Oliver Gonzales yang mengaku tengah melakukan tugas belajar di salah satu universitas di Parepare. Kepada para remaja itu, warga Filipina itu mengaku beragama Islam," katanya.
Sementara itu, Muchlas salah satu remaja yang sempat mengikuti doktrin ajaran yang diusung Oliver Gonzales tersebut mengatakan, setelah berkenalan dan akrab dengan Olive (panggilan akrab Oliver) mereka kemudian rutin diajak mengikuti kegiatan yang disebut pencerahan setiap Sabtu malam di rumah kontrakan Olive yang terletak di Jalan Bau Massepe, Kelurahan Lumpue, Kecmatan Bacukiki Barat, Parepare.
"Olive pada kami mengaku orang Islam dan akan mengajarkan tentang keselamatan kepada kami. Kami percaya karena kitab yang diberikan, pada beberapa halamannya terdapat tulisan arabnya,” paparnya.
Tokoh agama setempat, Muhammad Sahib Zainngaru mengaku kaget dengan masuknya ajaran yang mengatasnamakan Islam namun ternyata aliran sesat di wilayah tersebut.
"Ini kejadian yang pertama di kampung ini. Untuk mengantisipasi agar hal serupa tidak menjebak remaja lainnya, kami berencana menggelar zikir setiap malam Jum’at,“ katanya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Parepare, Sawati Lambe, mengatakan dipastikan pihaknya, ajaran yang diusung Oliver Gonzales dengan merekrut remaja usia tanggung dan mengatasnamakan Islam, adalah ajaran sesat. Pasalnya, kata dia, para remaja yang direkrut warga Philipina tersebut di iming-imingi uang dan barang, sebagai penarik minat bagi calon pengikutnya.
"Tidak ada dalam Islam seperti itu dan dalam agama manapun menarik simpatik pengikut dengan iming-iming uang dan barang tidak dibenarkan. Apalagi mereka yang sebelumnya telah memeluk satu agama," tegasnya.
Menyikapi masuknya oknum yang membawa ajaran sesat di Kota Parepare, kata Sawati Lambe lagi, rencananya malam ini (kemarin) MUI Kota Parepare akan mengadakan pertemuan khusus untuk membahas hal tersebut di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Parepare.
"Masalah ini membuat kami kaget. Makanya segera kami menggelar rapat untuk membahas penyebaran ajaran sesat yang sudah menjebak sejumlah remaja di Parepare," tegasnya.
Sementara itu, Anton, salah seorang frather di Gereja Katholik Parepare saat ditemui juga mengaku kaget dengan adanya aktivitas pengrekrutan remaja untuk dijadikan pengikut ajaran yang tidak jelas namun mengatasnamakan Islam. Anton mengatakan, pihaknya juga sudah melihat brosur yang disebar pengikut-pengikut Oliver Gonzales di Parepare. Aktivitas tersebut, kata dia, tidak hanya menciderai umat Muslim, tapi juga sudah menyinggung jemaat Kristiani di Kota Parepare.
Dari hasil penelusuran, dalam menyebarkan ajarannya, Oliver Gonzales menyebut aliran sebagai perhimpunan saksi-saksi Yehuwa yang mengutamakan pendidikan Alkitab. Selain menyebarkan brosur yang berisi ajakan untuk ikut bergabung dalam perhimpunan tersebut, pada brosur tersebut dipaparkan beberapa ayat diambil dari kitab suci terjemahan dunia baru (sesuai kutipan pada halaman 4 brosur tersebut).
Di dalam brosur yang disebarkan Oliver Gonzales yang mengaku sebagai alumni Fakultas Natropologi Universitas Hasanuddin Makassar tersebut, juga menggiring pembaca pada alamat web Watchtower yakni http://www.watchtower.org/in/index.html, yang merupakan situs resmi Perhimpunan saksi-saksi Yehuwa.(azh)
Sembilan remaja usia 14 tahun hingga 18 tahun tersebut diislamkan setelah diduga terjebak dan mengikuti aliran sesat berkedok agama Islam selama dua bulan. Para remaja tersebut masing-masing bernama Muhlas Putra ,Jufri, Enal, Anto, Susi, Sara, Uni, Isma, dan Iming.
Saat dimandikan sebagai tanda pensucian, suasana di lokasi sempat sunyi dan hanya terdengar lafaz dua kalimat Syahadat dari mulut tokoh agama yang memimpin jalannya pengislaman kembali tersebut, dan diikuti kesembilan remaja.
Terungkapnya perekrutan ajaran sesat di wilayah Bacukiki tersebut bermula dari pengakuan orangtua salah satu remaja tersebut kepada jemaah masjid Nikmatul Asri, yang juga warga setempat.
"Saya dikabari orangtua salah satu remaja itu yang mengaku curiga dengan gelagat putrinya yang pada malam-malam tertentu kerap keluar rumah secara berkelompok dengan remaja lainnya," kata Jauwla, salah seorang warga menjelaskan, Jumat (13/4/2012).
Jauwla mengatakan, dari pengakuan beberapa remaja yang ikut dalam ajaran yang diklaim warga setempat sebagai aliran sesat lantaran mengatasnamakan ajaran Islam, namun melakukan ritual-ritual di luar kebiasaan beribadah umat Islam tersebut. Awalnya mereka diajak oleh warga Lemoe, Kecamatan Bacukiki bernama Gunawan.
"Mereka diajak berkenalan dengan lelaki asal Filipina bernama Oliver Gonzales yang mengaku tengah melakukan tugas belajar di salah satu universitas di Parepare. Kepada para remaja itu, warga Filipina itu mengaku beragama Islam," katanya.
Sementara itu, Muchlas salah satu remaja yang sempat mengikuti doktrin ajaran yang diusung Oliver Gonzales tersebut mengatakan, setelah berkenalan dan akrab dengan Olive (panggilan akrab Oliver) mereka kemudian rutin diajak mengikuti kegiatan yang disebut pencerahan setiap Sabtu malam di rumah kontrakan Olive yang terletak di Jalan Bau Massepe, Kelurahan Lumpue, Kecmatan Bacukiki Barat, Parepare.
"Olive pada kami mengaku orang Islam dan akan mengajarkan tentang keselamatan kepada kami. Kami percaya karena kitab yang diberikan, pada beberapa halamannya terdapat tulisan arabnya,” paparnya.
Tokoh agama setempat, Muhammad Sahib Zainngaru mengaku kaget dengan masuknya ajaran yang mengatasnamakan Islam namun ternyata aliran sesat di wilayah tersebut.
"Ini kejadian yang pertama di kampung ini. Untuk mengantisipasi agar hal serupa tidak menjebak remaja lainnya, kami berencana menggelar zikir setiap malam Jum’at,“ katanya.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Parepare, Sawati Lambe, mengatakan dipastikan pihaknya, ajaran yang diusung Oliver Gonzales dengan merekrut remaja usia tanggung dan mengatasnamakan Islam, adalah ajaran sesat. Pasalnya, kata dia, para remaja yang direkrut warga Philipina tersebut di iming-imingi uang dan barang, sebagai penarik minat bagi calon pengikutnya.
"Tidak ada dalam Islam seperti itu dan dalam agama manapun menarik simpatik pengikut dengan iming-iming uang dan barang tidak dibenarkan. Apalagi mereka yang sebelumnya telah memeluk satu agama," tegasnya.
Menyikapi masuknya oknum yang membawa ajaran sesat di Kota Parepare, kata Sawati Lambe lagi, rencananya malam ini (kemarin) MUI Kota Parepare akan mengadakan pertemuan khusus untuk membahas hal tersebut di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Parepare.
"Masalah ini membuat kami kaget. Makanya segera kami menggelar rapat untuk membahas penyebaran ajaran sesat yang sudah menjebak sejumlah remaja di Parepare," tegasnya.
Sementara itu, Anton, salah seorang frather di Gereja Katholik Parepare saat ditemui juga mengaku kaget dengan adanya aktivitas pengrekrutan remaja untuk dijadikan pengikut ajaran yang tidak jelas namun mengatasnamakan Islam. Anton mengatakan, pihaknya juga sudah melihat brosur yang disebar pengikut-pengikut Oliver Gonzales di Parepare. Aktivitas tersebut, kata dia, tidak hanya menciderai umat Muslim, tapi juga sudah menyinggung jemaat Kristiani di Kota Parepare.
Dari hasil penelusuran, dalam menyebarkan ajarannya, Oliver Gonzales menyebut aliran sebagai perhimpunan saksi-saksi Yehuwa yang mengutamakan pendidikan Alkitab. Selain menyebarkan brosur yang berisi ajakan untuk ikut bergabung dalam perhimpunan tersebut, pada brosur tersebut dipaparkan beberapa ayat diambil dari kitab suci terjemahan dunia baru (sesuai kutipan pada halaman 4 brosur tersebut).
Di dalam brosur yang disebarkan Oliver Gonzales yang mengaku sebagai alumni Fakultas Natropologi Universitas Hasanuddin Makassar tersebut, juga menggiring pembaca pada alamat web Watchtower yakni http://www.watchtower.org/in/index.html, yang merupakan situs resmi Perhimpunan saksi-saksi Yehuwa.(azh)
()