Toko jadi sasaran rampok
A
A
A
Sindonews.com – Perampokan toko semakin membabibuta di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Tidak hanya toko emas yang dijadikan sasaran, kios penjual mesin PlayStation (PS) pun digasak.
Seperti yang dialami Toko Warriors di Jalan Laksda Adi Sutjipto Km 4 Caturtunggal, Depok, Sleman, kemarin.Kawanan perampok yang teridentifikasi berjumlah delapan orang menyatroni toko ini sekitar pukul 04.30 WIB. Mereka datang menggunakan mobil mini bus cokelat.Sebelum masuk ke dalam toko,kawanan pelaku sempat menyekap penjaga malam dengan mengalungi senjata tajam jenis celurit dan golok.
Herman Sapuan, 55, pengayuh becak sekaligus orang yang ditugasi menjaga toko menceritakan, dari 8 orang yang datang,6 pelaku turun dari mobil,dan 2 lainnya menunggu di dalam mobil.Tiga pelaku menghampiri dia yang saat itu berjaga di depan toko lantas menodongkan senjata celurit dan golok.”Saya diancam agar tidak berteriak, tiga orang lain masuk toko,”katanya kemarin. Pelakuberhasilmasukke dalam toko dengan cara menggunting gembok pintu rolling door kemudian mencungkil pintu kaca.
Tidak sampai 15 menit berada di dalam toko,pelaku sudah keluar dengan membawa beberapa mesin PS.Tiga pelaku yang menahan Herman, melihat temannya sudah keluar dengan membawa barang, lantas melepaskan penjaga malam itu.Mereka kemudian bergegas masuk mobil dan kabur. Setelah dilepaskan, Herman langsung menghubungi pemilik toko,Sumanto,30,warga Gejayan Caturtunggal, Depok, Sleman. Mendapati tokonya dalam kondisi berantakan dan belasan mesin PlayStation, LCD,dan hardisk yang diperkirakan mencapai Rp45 juta telah lenyap, pencurian itu dilaporkan ke polisi.
Kapolsek Depok Barat Kompol Wachyu Tri Budi mengatakan, setelah melakukan olah TKP, dia belum dapat menyimpulkan mengenai tindak perampokan tersebut. Menurutnya, itu adalah pencurian konvensional yang biasa terjadi di wilayah Sleman. ”Kita masih menyelidiki pencurian ini dengan mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi,”tandasnya.
Meski jumlah pelaku samasama berjumlah delapan orang, Wachyu juga tidak berani menyimpulkan pelaku pencurian merupakan pelaku yang sama dengan tindak perampokan yang terjadi di Gunungkidul. Modus yang digunakan pelaku saat menjalankan aksi juga diakui berbeda. Perampokan di Gunungkidul pelaku menggunakan senjata api, sedangkan pencurian tersebut pelaku menggunakan senjata tajam. (wbs)
Seperti yang dialami Toko Warriors di Jalan Laksda Adi Sutjipto Km 4 Caturtunggal, Depok, Sleman, kemarin.Kawanan perampok yang teridentifikasi berjumlah delapan orang menyatroni toko ini sekitar pukul 04.30 WIB. Mereka datang menggunakan mobil mini bus cokelat.Sebelum masuk ke dalam toko,kawanan pelaku sempat menyekap penjaga malam dengan mengalungi senjata tajam jenis celurit dan golok.
Herman Sapuan, 55, pengayuh becak sekaligus orang yang ditugasi menjaga toko menceritakan, dari 8 orang yang datang,6 pelaku turun dari mobil,dan 2 lainnya menunggu di dalam mobil.Tiga pelaku menghampiri dia yang saat itu berjaga di depan toko lantas menodongkan senjata celurit dan golok.”Saya diancam agar tidak berteriak, tiga orang lain masuk toko,”katanya kemarin. Pelakuberhasilmasukke dalam toko dengan cara menggunting gembok pintu rolling door kemudian mencungkil pintu kaca.
Tidak sampai 15 menit berada di dalam toko,pelaku sudah keluar dengan membawa beberapa mesin PS.Tiga pelaku yang menahan Herman, melihat temannya sudah keluar dengan membawa barang, lantas melepaskan penjaga malam itu.Mereka kemudian bergegas masuk mobil dan kabur. Setelah dilepaskan, Herman langsung menghubungi pemilik toko,Sumanto,30,warga Gejayan Caturtunggal, Depok, Sleman. Mendapati tokonya dalam kondisi berantakan dan belasan mesin PlayStation, LCD,dan hardisk yang diperkirakan mencapai Rp45 juta telah lenyap, pencurian itu dilaporkan ke polisi.
Kapolsek Depok Barat Kompol Wachyu Tri Budi mengatakan, setelah melakukan olah TKP, dia belum dapat menyimpulkan mengenai tindak perampokan tersebut. Menurutnya, itu adalah pencurian konvensional yang biasa terjadi di wilayah Sleman. ”Kita masih menyelidiki pencurian ini dengan mengumpulkan barang bukti dan keterangan saksi,”tandasnya.
Meski jumlah pelaku samasama berjumlah delapan orang, Wachyu juga tidak berani menyimpulkan pelaku pencurian merupakan pelaku yang sama dengan tindak perampokan yang terjadi di Gunungkidul. Modus yang digunakan pelaku saat menjalankan aksi juga diakui berbeda. Perampokan di Gunungkidul pelaku menggunakan senjata api, sedangkan pencurian tersebut pelaku menggunakan senjata tajam. (wbs)
()