Mahasiswa USi bentrok dengan polisi
A
A
A
Sindonews.com - Ratusan mahasiswa dari gabungan badan eksekutif mahasiswa (BEM) Fakultas Universitas Simalungun (USi) bentrok dengan polisi dalam unjuk rasa di depan Depot Pertamina Pematangsiantar.
Sebelumnya puluhan polisi yang melakukan pengamanan berlapis di depan Depot Pertamina Pematangsiantar, terlibat aksi saling dorong dengan mahasiswa yang berupaya menerobos masuk ke Depot Pertamina Pematangsiantar.
Bentrok polisi dan mahasiswa pecah setelah pengunjuk rasa berusaha memaksa masuk ke dalam Depot Pertamina yang dijaga pagar betis aparat Polresta Pematangsiantar.
Polisi yang melakukan pengamanan di depan Depot Pertamina sempat dilempari batu dan kayu oleh mahasiswa yang tidak terima dengan tindakan polisi yang dinilai berlebihan melakukan pengamanan.
Sejumlah mahasiswa yang diduga memprovokasi mahasiswa untuk melakukan tindakan anarkhis sempat diamankan polisi. Kapolresta Pematangsiantar AKBP Albert T Sianipar yang memimpin langsung pengamanan aksi unjuk rasa tersebut, berulang-ulang meminta pengunjuk rasa tidak bertindak anarkis.
Setelah melakukan dialog dengan koordinator aksi Johanes Saksi Sembiring, polisi akhirnya melepaskan mahasiswa yang sempat diamankan polisi, dan meminta pengunjuk rasa melakukan aksinya tidak anarkis.
Aksi mahasiswa USi berlanjut dengan penyampaian orasi yang dibacakan koordinator aksi Johanes Saksi Sembiring menyatakan, penolakan kenaikan harga BBM harga mati bagi mahasiswa.
Mahasiswa USi juga mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden (Wapres) Boediono mundur dari jabatannya karena kebijakan menaikkan BBM, merupakan kebijakan yang tidak pro rakyat.
“Kebijakan pemerintah menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan dampak dari kebijakan pemerintah yang berpihak kepada asing dan tidak berpihak kepada rakyat kecil, karenanya kami minta Presiden SBY dan Wapres Boediono mundur dari jabatannya,” ujar Johanes menjelaskan, Rabu (28/3/2012).
Dari Depot Pertamina Pematangsiantar, mahasiswa USi melanjutkan aksinya di depan kantor Wali Kota Pematangsiantar, Jalan Merdeka, dan di depan Pasar Horas. Mereka juga memblokir ruas Jalan Merdeka, sehingga sempat memacetkan arus lalu lintas dan membuat antrean panjang kendaraan di ruas jalan tersebut.
Arus lalu lintas menuju Jalan Merdeka akhirnya terpaksa dialihkan ke Jalan Wahidin dan Jalan Cokro Pematangsiantar. Di depan Pasar Horas Pematangsiantar, mahasiswa juga melakukan aksi treatikal terkait kebijakan salah yang dibuat pemerintahan Presiden SBY dan Wapres Boediono yang dampaknya menyengsarakan masyarakat kecil.
Sementara itu jelang kenaikan harga BBM, antrean kendaraan bermotor yang akan melakukan pengisian premium dan solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Pematangsiantar, berlangsung hingga malam hari.(azh)
Sebelumnya puluhan polisi yang melakukan pengamanan berlapis di depan Depot Pertamina Pematangsiantar, terlibat aksi saling dorong dengan mahasiswa yang berupaya menerobos masuk ke Depot Pertamina Pematangsiantar.
Bentrok polisi dan mahasiswa pecah setelah pengunjuk rasa berusaha memaksa masuk ke dalam Depot Pertamina yang dijaga pagar betis aparat Polresta Pematangsiantar.
Polisi yang melakukan pengamanan di depan Depot Pertamina sempat dilempari batu dan kayu oleh mahasiswa yang tidak terima dengan tindakan polisi yang dinilai berlebihan melakukan pengamanan.
Sejumlah mahasiswa yang diduga memprovokasi mahasiswa untuk melakukan tindakan anarkhis sempat diamankan polisi. Kapolresta Pematangsiantar AKBP Albert T Sianipar yang memimpin langsung pengamanan aksi unjuk rasa tersebut, berulang-ulang meminta pengunjuk rasa tidak bertindak anarkis.
Setelah melakukan dialog dengan koordinator aksi Johanes Saksi Sembiring, polisi akhirnya melepaskan mahasiswa yang sempat diamankan polisi, dan meminta pengunjuk rasa melakukan aksinya tidak anarkis.
Aksi mahasiswa USi berlanjut dengan penyampaian orasi yang dibacakan koordinator aksi Johanes Saksi Sembiring menyatakan, penolakan kenaikan harga BBM harga mati bagi mahasiswa.
Mahasiswa USi juga mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden (Wapres) Boediono mundur dari jabatannya karena kebijakan menaikkan BBM, merupakan kebijakan yang tidak pro rakyat.
“Kebijakan pemerintah menaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan dampak dari kebijakan pemerintah yang berpihak kepada asing dan tidak berpihak kepada rakyat kecil, karenanya kami minta Presiden SBY dan Wapres Boediono mundur dari jabatannya,” ujar Johanes menjelaskan, Rabu (28/3/2012).
Dari Depot Pertamina Pematangsiantar, mahasiswa USi melanjutkan aksinya di depan kantor Wali Kota Pematangsiantar, Jalan Merdeka, dan di depan Pasar Horas. Mereka juga memblokir ruas Jalan Merdeka, sehingga sempat memacetkan arus lalu lintas dan membuat antrean panjang kendaraan di ruas jalan tersebut.
Arus lalu lintas menuju Jalan Merdeka akhirnya terpaksa dialihkan ke Jalan Wahidin dan Jalan Cokro Pematangsiantar. Di depan Pasar Horas Pematangsiantar, mahasiswa juga melakukan aksi treatikal terkait kebijakan salah yang dibuat pemerintahan Presiden SBY dan Wapres Boediono yang dampaknya menyengsarakan masyarakat kecil.
Sementara itu jelang kenaikan harga BBM, antrean kendaraan bermotor yang akan melakukan pengisian premium dan solar di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Pematangsiantar, berlangsung hingga malam hari.(azh)
()