Mahasiswa Solo kecam 86 mahasiswa ke China
A
A
A
Sindonews.com - Hari raya Nyepi tak menghalangi mahasiswa untuk turun ke jalan. Di Solo, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pembebasan Solo Raya turun ke jalan menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM.
Tak hanya itu, mahasiswa juga mengecam kepergian 86 mahasiswa ke China bersama dengan Presiden SBY, di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.
Koordinator aksi mahasiswa, Mujahid Wahya secara tegas mengutuk kepergian para mahasiswa ke Cina bersama Presiden di tengah rencana Pemerintah menaikan harga BBM, mulai 1 April 2012 nanti.
"Kami terus terang kecewa dengan para mahasiswa yang mau pergi ke Cina. Seharusnya mereka tidak melukai perjuangan rakyat yang percaya dengan para mahasiswa," terangnya di tengah aksi demo, Jumat (23/3/2012).
Menurut Mujahid, apa yang dilakukan pemerintahan SBY merupakan cara terbaru untuk membenturkan para mahasiswa. Sehingga tujuan pemerintah menaikan harga BBM bisa mulus dan tanpa pertentangan dari para mahasiswa.
"Terserah bila mahasiswa Jakarta melemah sehabis diajak jalan-jalan ke China dan tidak lagi menyuarakan kebenaran, kami yang di Solo tetap pada perjuangan kami menolak kenaikan BBM," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 87 orang mahasiswa yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ikut bersama rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Juru Bicara Kepresidenan Julian Pasha membenarkan adanya rombongan mahasiswa yang berangkat ke RRT bersama SBY. Namun, pihaknya membantah bila mahasiswa tersebut berangkat atas undangan dari Istana Negara dan turut serta dalam rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Jadi benar ada 87 orang pemuda KNPI dengan unsur mahasiswa di dalamnya yang diundang oleh Pemerintah Tiongkok untuk hadir di sana, karena adanya kerja sama antara kementerian di sana dengan kita. Dan itu di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga," ujar Julian di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis 22 Maret 2012.
Julian menegaskan, biaya 87 mahasiswa tersebut ditanggung oleh pihak Pemerintah RRT. "Biaya itu kami dengar sepenuhnya dari RRT semua akomodasi ditanggung oleh pemerintah sana. Tidak memakai dana APBN," katanya. (san)
Tak hanya itu, mahasiswa juga mengecam kepergian 86 mahasiswa ke China bersama dengan Presiden SBY, di Bundaran Gladak, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Jawa Tengah.
Koordinator aksi mahasiswa, Mujahid Wahya secara tegas mengutuk kepergian para mahasiswa ke Cina bersama Presiden di tengah rencana Pemerintah menaikan harga BBM, mulai 1 April 2012 nanti.
"Kami terus terang kecewa dengan para mahasiswa yang mau pergi ke Cina. Seharusnya mereka tidak melukai perjuangan rakyat yang percaya dengan para mahasiswa," terangnya di tengah aksi demo, Jumat (23/3/2012).
Menurut Mujahid, apa yang dilakukan pemerintahan SBY merupakan cara terbaru untuk membenturkan para mahasiswa. Sehingga tujuan pemerintah menaikan harga BBM bisa mulus dan tanpa pertentangan dari para mahasiswa.
"Terserah bila mahasiswa Jakarta melemah sehabis diajak jalan-jalan ke China dan tidak lagi menyuarakan kebenaran, kami yang di Solo tetap pada perjuangan kami menolak kenaikan BBM," tegasnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 87 orang mahasiswa yang tergabung dalam Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ikut bersama rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT).
Juru Bicara Kepresidenan Julian Pasha membenarkan adanya rombongan mahasiswa yang berangkat ke RRT bersama SBY. Namun, pihaknya membantah bila mahasiswa tersebut berangkat atas undangan dari Istana Negara dan turut serta dalam rombongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Jadi benar ada 87 orang pemuda KNPI dengan unsur mahasiswa di dalamnya yang diundang oleh Pemerintah Tiongkok untuk hadir di sana, karena adanya kerja sama antara kementerian di sana dengan kita. Dan itu di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga," ujar Julian di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis 22 Maret 2012.
Julian menegaskan, biaya 87 mahasiswa tersebut ditanggung oleh pihak Pemerintah RRT. "Biaya itu kami dengar sepenuhnya dari RRT semua akomodasi ditanggung oleh pemerintah sana. Tidak memakai dana APBN," katanya. (san)
()