Banjir rob rendam Majingklak
A
A
A
Sindonews.com - Banjir rob merendam perkampungan nelayan di Dusun Majingklak, Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Ciamis dalam beberapa hari terakhir.
Ketinggian banjir mencapai satu meter di beberapa titik tertentu seperti persawahan dan tambak, sementara di kawasan perkampungan mencapai 40 sentimeter. Banjir juga menggenangi sepanjang jalan menuju perkampungan Majingklak. Barno, 32, warga Majingklak RT 01/06, Desa Pamitan, menyebutkan ketinggian banjir yang merendam perkampungan Majingklak kerap naik setiap malam.
Sementara saat siang, banjir hanya merendam kawasan persawahan dan tambak, juga beberapa ruas jalan umum.
“Sudah tiga hari terakhir banjir merendam kawasan Majingklak dan sekitarnya. Biasanya paling cepat banjir ini baru surut setelah satu minggu,” kata Barno, kemarin.
Karmin, (38) warga lain, menyebutkan banjir rob sering terjadi di Majingklak, bagi warga nelayan sudah terbiasa karena hampir setiap tahun selalu terendam banjir.
“Untuk saat ini, ketinggian banjir cukup dalam dibanding banjir sebelumnya. Namun, tidak ada yang masuk ke dalam rumah karena nelayan sudah menyesuaikan bangunan rumah masing- masing,” kata Karmin.
Akan tetapi, lanjut Karmin, dirinya direpotkan dengan banjir rob. Selain harus membersihkan lantai rumah yang berjarak sekitar 50 meter dari Sungai Citanduy (muara sungai) menuju laut lepas pantai selatan,dia juga harus meninggikan tanggul tambak kepiting miliknya. “Kalau nggak ditinggikan nanti (kepiting) bisa pada kabur,” katanya.
Anggota Tim SAR Sawung Galih Majingklak Sukirman mengatakan,banjir rob terjadi akibat air laut pasang. Dia menyebutkan, banjir juga dipicu akibat pendangkalan kawasan muara Sungai Citanduy di kawasan Sagara Anakan menjadi penyebab sering terjadinya banjir rob.
“Setiap hari,lumpur dibawa aliran Sungai Citanduy. Semakin lama semakin mengendap di kawasan muara sehingga terjadilah pendangkalan. Akibatnya, saat banjir air meluber sampai ke perkampungan,” ungkapnya.
Menurut Sukirman, banjir rob ini kerap merugikan warga. Selain mengotori rumah, banjir rob merusak areal persawahan serta tambak udang dan kepiting.
“Beginilah nasib kami di sini, sudah kesulitan air bersih,terus-terusan diterjang banjir rob. Warga Majingklak berharap pemerintah segera mencari solusi agar banjir rob bisa diantisipasi. Kami sangat berharap banjir rob ini tidak terus-terusan terjadi, silakan pemerintah yang mengkaji, bagaimana solusinya,yang terpenting kami tidak dirugikan terus,” tandasnya.
Kepala Desa Pamotan Endi Suhendi mengatakan,pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kecamatan. “Sebagaimana laporan warga,kami menindaklanjuti dan melaporkan kejadian ini ke kecamatan. Ada sekitar 131 rumah yang terancam atau terkena imbas banjir rob,” pungkas Endi.(azh)
Ketinggian banjir mencapai satu meter di beberapa titik tertentu seperti persawahan dan tambak, sementara di kawasan perkampungan mencapai 40 sentimeter. Banjir juga menggenangi sepanjang jalan menuju perkampungan Majingklak. Barno, 32, warga Majingklak RT 01/06, Desa Pamitan, menyebutkan ketinggian banjir yang merendam perkampungan Majingklak kerap naik setiap malam.
Sementara saat siang, banjir hanya merendam kawasan persawahan dan tambak, juga beberapa ruas jalan umum.
“Sudah tiga hari terakhir banjir merendam kawasan Majingklak dan sekitarnya. Biasanya paling cepat banjir ini baru surut setelah satu minggu,” kata Barno, kemarin.
Karmin, (38) warga lain, menyebutkan banjir rob sering terjadi di Majingklak, bagi warga nelayan sudah terbiasa karena hampir setiap tahun selalu terendam banjir.
“Untuk saat ini, ketinggian banjir cukup dalam dibanding banjir sebelumnya. Namun, tidak ada yang masuk ke dalam rumah karena nelayan sudah menyesuaikan bangunan rumah masing- masing,” kata Karmin.
Akan tetapi, lanjut Karmin, dirinya direpotkan dengan banjir rob. Selain harus membersihkan lantai rumah yang berjarak sekitar 50 meter dari Sungai Citanduy (muara sungai) menuju laut lepas pantai selatan,dia juga harus meninggikan tanggul tambak kepiting miliknya. “Kalau nggak ditinggikan nanti (kepiting) bisa pada kabur,” katanya.
Anggota Tim SAR Sawung Galih Majingklak Sukirman mengatakan,banjir rob terjadi akibat air laut pasang. Dia menyebutkan, banjir juga dipicu akibat pendangkalan kawasan muara Sungai Citanduy di kawasan Sagara Anakan menjadi penyebab sering terjadinya banjir rob.
“Setiap hari,lumpur dibawa aliran Sungai Citanduy. Semakin lama semakin mengendap di kawasan muara sehingga terjadilah pendangkalan. Akibatnya, saat banjir air meluber sampai ke perkampungan,” ungkapnya.
Menurut Sukirman, banjir rob ini kerap merugikan warga. Selain mengotori rumah, banjir rob merusak areal persawahan serta tambak udang dan kepiting.
“Beginilah nasib kami di sini, sudah kesulitan air bersih,terus-terusan diterjang banjir rob. Warga Majingklak berharap pemerintah segera mencari solusi agar banjir rob bisa diantisipasi. Kami sangat berharap banjir rob ini tidak terus-terusan terjadi, silakan pemerintah yang mengkaji, bagaimana solusinya,yang terpenting kami tidak dirugikan terus,” tandasnya.
Kepala Desa Pamotan Endi Suhendi mengatakan,pihaknya telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kecamatan. “Sebagaimana laporan warga,kami menindaklanjuti dan melaporkan kejadian ini ke kecamatan. Ada sekitar 131 rumah yang terancam atau terkena imbas banjir rob,” pungkas Endi.(azh)
()