Tertabrak KA, 11 orang tewas
A
A
A
Sindonews.com – Sebelas orang tewas pada kecelakaan minibus bernopol Z 951 W yang dikemudikan Yudi (35) warga Jalan Benda, Cikalang, Kecamatan Tawang, dengan KA Pasundan nomor lokomotif CC 20194 Jurusan Bandung–Surabaya.
Kecelakaan maut tersebut terjadi di perlintasan kereta tanpa palang pintu di Jalan Garuda, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Korban tewas merupakan keluarga besar yang semuanya berada di dalam mobil, yakni Zaki (6 bulan), Fadil (6 bulan), Reihan (4), Vina (5), Debi (9), Epul (20), Febi (18), dan Kiki (23). Sedangkan mereka yang luka berat dan meninggal di RSUD Tasikmalaya Aci alias Yedi (20), Iin (30), dan Uum (50). Kemudian, Setiana (14), Yudi (30), dan Yani (30), dalam penanganan medis dan masih dalam keadaan kritis.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, saat melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu tepatnya di kilometer 274+1/2 mesin mobil Suzuki Carry warna biru mendadak mati. Pada saat bersamaan dari arah barat meluncur KA Pasundan jurusan Bandung-Surabaya dengan Masinis Julkipli warga Bandung dan Assisten Dede Jamaludin.
Tabrakan pun tak terelakkan hingga kemudian menyeret mobil hingga kurang lebih sejauh 10 meter hingga mobil terlempar ke sawah dan terbelah menjadi dua bagian.
“Saya mengetahui ada kejadian ini setelah kereta sempat berhenti di Stasiun Awipari dan melaporkannya ke stasiun. Saat itu pula kami memberitahukan kepada seluruh stasiun jika ada kejadian kecelakaan dan dipastikan beberapa pemberangkatan kereta dari arah timur dihentikan di Stasiun Ciamis sementara waktu. Begitupun dengan kereta dari arah barat dihentikan sementara di Stasiun Tasikmalaya,” kata Wakil Kepala Stasiun Tasikmalaya Yanyan menjelaskan, Minggu (18/3/2012).
Kapolsekta Cibeureum AKP Sabari Bambang mengatakan, setelah kejadian anggota polisi langsung turun dan mengevakuasi seluruh korban ke RSUD Tasikmalaya untuk mendapatkan penanganan medis. Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kejadian tersebut dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta memintai keterangan sejumlah saksi mata.
“Tempat ini memang tidak ada palang pintunya dan tidak ada penjaganya karena bagian jalan ke arah barat merupakan jalan buntu yang berbatasan dengan Kecamatan Purbaratu, hanya jika pada hari-hari sekolah suka dijaga oleh warga dan keamanan sekolah saja. Meskipun informasi warga jalan suka ditutup jika hari libur untuk menghindari kecelakaan, informasi sementara saat mobil melintas palang pintu tidak ada serta mobil mendadak mati mesinnya di atas rel,” jelas Bambang.
Saksi mata warga setempat Enkip Zulkifli (60) mengatakan, biasanya jalan tersebut ditutup sebagai peringatan agar tidak boleh dilewati kendaraan karena tidak ada pos penjaga perlintasan rel. Namun, saat kejadian tidak mengetahui mobil tersebut bisa melewati perlintasan rel Kereta Api yang sebelumnya sudah dipasang palang oleh warga seperti biasa.
“Tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh dan jeritan, saya pun bersama warga lain keluar dan melihat mobil sudah terlempar ke sawah dengan darah berceceran,” kata Enkip.
Senada dengan Enkip, Nunung (50) warga yang biasa berjualan di pertigaan Jalan Cibeureum dan pintu KA mengatakan, saat kejadian memang mobil begitu saja menerobos kesana.
“Tapi tiba-tiba mobil terhenti saat melintas di atas rel yang lebih tinggi dari jalan, saat itu saya sudah berteriak-teriak karena melihat kereta dari arah barat. Tapi sepertinya tidak terdengar oleh penumpang ataupun sopirnya, sehingga tabrakan pun terjadi,” imbuh Nunung.
Kapolresta Tasikmalaya AKBP Gupuh Sutiyono menduga, kejadian ini akibat dari kelalaian dari sopir yang menerobos perlintasan kereta api tak berpalang pintu tanpa melihat sekeliling terlebih dahulu.
“Untuk lebih jelasnya kami masih melakukan penyelidikan, saat ini sopir masih dalam keadaan kritis belum bisa dimintai keterangannya termasuk masinis kereta api. Namun seluruh korban dan mobilnya telah dievakuasi,” ujar Gupuh.(azh)
Kecelakaan maut tersebut terjadi di perlintasan kereta tanpa palang pintu di Jalan Garuda, Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Korban tewas merupakan keluarga besar yang semuanya berada di dalam mobil, yakni Zaki (6 bulan), Fadil (6 bulan), Reihan (4), Vina (5), Debi (9), Epul (20), Febi (18), dan Kiki (23). Sedangkan mereka yang luka berat dan meninggal di RSUD Tasikmalaya Aci alias Yedi (20), Iin (30), dan Uum (50). Kemudian, Setiana (14), Yudi (30), dan Yani (30), dalam penanganan medis dan masih dalam keadaan kritis.
Berdasarkan keterangan yang berhasil dihimpun, saat melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu tepatnya di kilometer 274+1/2 mesin mobil Suzuki Carry warna biru mendadak mati. Pada saat bersamaan dari arah barat meluncur KA Pasundan jurusan Bandung-Surabaya dengan Masinis Julkipli warga Bandung dan Assisten Dede Jamaludin.
Tabrakan pun tak terelakkan hingga kemudian menyeret mobil hingga kurang lebih sejauh 10 meter hingga mobil terlempar ke sawah dan terbelah menjadi dua bagian.
“Saya mengetahui ada kejadian ini setelah kereta sempat berhenti di Stasiun Awipari dan melaporkannya ke stasiun. Saat itu pula kami memberitahukan kepada seluruh stasiun jika ada kejadian kecelakaan dan dipastikan beberapa pemberangkatan kereta dari arah timur dihentikan di Stasiun Ciamis sementara waktu. Begitupun dengan kereta dari arah barat dihentikan sementara di Stasiun Tasikmalaya,” kata Wakil Kepala Stasiun Tasikmalaya Yanyan menjelaskan, Minggu (18/3/2012).
Kapolsekta Cibeureum AKP Sabari Bambang mengatakan, setelah kejadian anggota polisi langsung turun dan mengevakuasi seluruh korban ke RSUD Tasikmalaya untuk mendapatkan penanganan medis. Hingga saat ini polisi masih menyelidiki kejadian tersebut dengan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) serta memintai keterangan sejumlah saksi mata.
“Tempat ini memang tidak ada palang pintunya dan tidak ada penjaganya karena bagian jalan ke arah barat merupakan jalan buntu yang berbatasan dengan Kecamatan Purbaratu, hanya jika pada hari-hari sekolah suka dijaga oleh warga dan keamanan sekolah saja. Meskipun informasi warga jalan suka ditutup jika hari libur untuk menghindari kecelakaan, informasi sementara saat mobil melintas palang pintu tidak ada serta mobil mendadak mati mesinnya di atas rel,” jelas Bambang.
Saksi mata warga setempat Enkip Zulkifli (60) mengatakan, biasanya jalan tersebut ditutup sebagai peringatan agar tidak boleh dilewati kendaraan karena tidak ada pos penjaga perlintasan rel. Namun, saat kejadian tidak mengetahui mobil tersebut bisa melewati perlintasan rel Kereta Api yang sebelumnya sudah dipasang palang oleh warga seperti biasa.
“Tiba-tiba saja terdengar suara gemuruh dan jeritan, saya pun bersama warga lain keluar dan melihat mobil sudah terlempar ke sawah dengan darah berceceran,” kata Enkip.
Senada dengan Enkip, Nunung (50) warga yang biasa berjualan di pertigaan Jalan Cibeureum dan pintu KA mengatakan, saat kejadian memang mobil begitu saja menerobos kesana.
“Tapi tiba-tiba mobil terhenti saat melintas di atas rel yang lebih tinggi dari jalan, saat itu saya sudah berteriak-teriak karena melihat kereta dari arah barat. Tapi sepertinya tidak terdengar oleh penumpang ataupun sopirnya, sehingga tabrakan pun terjadi,” imbuh Nunung.
Kapolresta Tasikmalaya AKBP Gupuh Sutiyono menduga, kejadian ini akibat dari kelalaian dari sopir yang menerobos perlintasan kereta api tak berpalang pintu tanpa melihat sekeliling terlebih dahulu.
“Untuk lebih jelasnya kami masih melakukan penyelidikan, saat ini sopir masih dalam keadaan kritis belum bisa dimintai keterangannya termasuk masinis kereta api. Namun seluruh korban dan mobilnya telah dievakuasi,” ujar Gupuh.(azh)
()