Ratusan rumah di Palopo terendam banjir
A
A
A
Sindonews.com - Banjir kembali melanda Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel). Ratusan rumah di Kecamatan Telluwanua, terendam kembali banjir akibat sungai Jemmir yang membelah sejumlah kawasan di wilayah utara Palopo ini, meluap.
Banjir juga merendam pemukiman warga di Surutanga, Belimbing, dan sebagian ruas Jalan H Hasan, setelah sungai Amasangan yang berhulu dari Latuppa, meluap. Namun, banjir dalam wilayah kota ini hanya berlangsung sekitar dua jam.
Banjir paling parah di Kecamatan Telluwanua, hingga siang ini, air masih merendam ratusan rumah penduduk di beberapa kelurahan. Satu rumah warga hanyut terseret banjir. Pemilik rumah selamat karena dievakuasi tim penanganan banjir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Hingga hari ini, BPBD Palopo mencatat, sebanyak 140 rumah warga di Telluwanua masih terendam banjir. Kelurahan Pentojangan dan Salubattang paling parah dilanda banjir, karena sejumlah jalan tani di dua kelurahan itu masih terendam banjir.
Di daerah Salubattang, puluhan rumah warga yang berada di dekat bantaran sungai, terancam ambruk masuk sungai karena bantaran sungai terkikis. Para pemilik rumah khawatir rumahnya ambruk masuk sungai dan terseret banjir, apalagi banjir susulan masih mengancam daerah itu karena curah hujan masih tinggi.
Setelah meninjau lokasi banjir, Tenriadjeng menggelar rapat di lokasi banjir untuk penanganan banjir dan tanggap darurat. "Saya minta seluruh instansi terkait turun ke lokasi banjir dan melakukan tanggap darurat," kata Tenriadjeng
Misalnya, untuk distribusi air bersih, PDAM Palopo menyalurkan air bersih menggunakan lima mobil tangki.
Sementara Wali Kota Tenriadjeng mengingatkan warga agar tidak lagi membangun rumah di bantaran sungai, karena sangat berisiko ketika terjadi banjir. "Masalah serius yang dihadapi Pemkot menanggulangi bencana alam, karena warga membangun rumah di daerah bantaran sungai. Ini sangat berisiko dan mengancam keselamatan warga bila terjadi bencana alam, terutama banjir," katanya.
Menurut dia, puluhan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar), Satpol PP, personel BPBD serta staf kecamatan dan kelurahan, terjun ke lokasi banjir karena warga yang berada di sekitar bantaran sungai terjebak banjir setinggi satu meter. Para petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet.(azh)
Banjir juga merendam pemukiman warga di Surutanga, Belimbing, dan sebagian ruas Jalan H Hasan, setelah sungai Amasangan yang berhulu dari Latuppa, meluap. Namun, banjir dalam wilayah kota ini hanya berlangsung sekitar dua jam.
Banjir paling parah di Kecamatan Telluwanua, hingga siang ini, air masih merendam ratusan rumah penduduk di beberapa kelurahan. Satu rumah warga hanyut terseret banjir. Pemilik rumah selamat karena dievakuasi tim penanganan banjir dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Hingga hari ini, BPBD Palopo mencatat, sebanyak 140 rumah warga di Telluwanua masih terendam banjir. Kelurahan Pentojangan dan Salubattang paling parah dilanda banjir, karena sejumlah jalan tani di dua kelurahan itu masih terendam banjir.
Di daerah Salubattang, puluhan rumah warga yang berada di dekat bantaran sungai, terancam ambruk masuk sungai karena bantaran sungai terkikis. Para pemilik rumah khawatir rumahnya ambruk masuk sungai dan terseret banjir, apalagi banjir susulan masih mengancam daerah itu karena curah hujan masih tinggi.
Setelah meninjau lokasi banjir, Tenriadjeng menggelar rapat di lokasi banjir untuk penanganan banjir dan tanggap darurat. "Saya minta seluruh instansi terkait turun ke lokasi banjir dan melakukan tanggap darurat," kata Tenriadjeng
Misalnya, untuk distribusi air bersih, PDAM Palopo menyalurkan air bersih menggunakan lima mobil tangki.
Sementara Wali Kota Tenriadjeng mengingatkan warga agar tidak lagi membangun rumah di bantaran sungai, karena sangat berisiko ketika terjadi banjir. "Masalah serius yang dihadapi Pemkot menanggulangi bencana alam, karena warga membangun rumah di daerah bantaran sungai. Ini sangat berisiko dan mengancam keselamatan warga bila terjadi bencana alam, terutama banjir," katanya.
Menurut dia, puluhan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar), Satpol PP, personel BPBD serta staf kecamatan dan kelurahan, terjun ke lokasi banjir karena warga yang berada di sekitar bantaran sungai terjebak banjir setinggi satu meter. Para petugas mengevakuasi warga menggunakan perahu karet.(azh)
()