Imigran nekat lubangi tembok Rutan Pajangan
A
A
A
Sindonews.com - Sembilan imigran gelap yang dikarantina di rumah tahanan (rutan) Pajangan, Bantul kembali berulah dengan berusaha kabur. Aksi mereka tergolong nekat, yakni dengan melubangi tembok rutan.
Apes, upaya mereka gagal karena tepergok petugas rutan pada Senin malam (20/2). Informasi yang diperoleh SINDO menyebutkan, para imigran ini mulai melubangi tembok dengan pompa tangan besi yang mereka bawa di dalam tas.
Sedikit demi sedikit, lubang yang mereka buat makin lebar. Hingga Senin malam lubang yang dibuat tersebut besarnya hampir seukuran kepala orang dewasa.
”Peralatan mereka sudah diamankan. Kami juga sudah berkoordinasi agar semua barang bawaan yang ada di dalam tas diamankan agar tidak digunakan untuk kabur,” ujar staf Penindakan Disiplin Kantor Imigrasi kelas I Yogyakarta Yanuar Teguh, kemarin.
Dijelaskannya, sebanyak 35 imigrandikarantinadiRutanPajangan sejak upaya mereka menyelundup ke Australia digagalkan Polres Bantul di Pantai Samas pada 16 Februari lalu.Mereka diamankan di Blok C dan Blok D Rutan Pajangan.
”Yang berusaha kabur adalah tahanan di Blok C nomor 4 yang dihuni sembilan imigran,”terangnya.
Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai penanganan imigran gelap tersebut. Pihak imigrasi masih berkoordinasi mengenai rencana mengirim imigran gelap ini kembali ke Jakarta atau langsung melakukan deportasi ke negara asal.
Sementara itu, Kapolres Bantul AKBP Dewi Hartati mengaku sudah mengirimkan personel ke Rutan Pajangan untuk membantu pengamanan.
”Kita sudah perintahkan anggota menambah personel untuk berjaga-jaga di rutan,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Australian Federal Police (AFP) untuk meminimalisir penyelundupan manusia yang sering melintasi wilayah Bantul. Kasatreskrim Polres Bantul AKP Alaal Prasetya mengungkapkan, upaya ini dilakukan untuk koordinasi penanganan kasus.
” Jadi kita mengurus orang Indonesia,mereka yang mengurus orang asingnya,”jelasnya. Namun demikian, Alaal mengaku masih kesulitan dalam mengungkap sindikat penyelundup manusia ini. ”Orang yang kita curigai kabur.Kita belum mendapatkan titik terang,” pungkasnya.(lin)
Apes, upaya mereka gagal karena tepergok petugas rutan pada Senin malam (20/2). Informasi yang diperoleh SINDO menyebutkan, para imigran ini mulai melubangi tembok dengan pompa tangan besi yang mereka bawa di dalam tas.
Sedikit demi sedikit, lubang yang mereka buat makin lebar. Hingga Senin malam lubang yang dibuat tersebut besarnya hampir seukuran kepala orang dewasa.
”Peralatan mereka sudah diamankan. Kami juga sudah berkoordinasi agar semua barang bawaan yang ada di dalam tas diamankan agar tidak digunakan untuk kabur,” ujar staf Penindakan Disiplin Kantor Imigrasi kelas I Yogyakarta Yanuar Teguh, kemarin.
Dijelaskannya, sebanyak 35 imigrandikarantinadiRutanPajangan sejak upaya mereka menyelundup ke Australia digagalkan Polres Bantul di Pantai Samas pada 16 Februari lalu.Mereka diamankan di Blok C dan Blok D Rutan Pajangan.
”Yang berusaha kabur adalah tahanan di Blok C nomor 4 yang dihuni sembilan imigran,”terangnya.
Hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai penanganan imigran gelap tersebut. Pihak imigrasi masih berkoordinasi mengenai rencana mengirim imigran gelap ini kembali ke Jakarta atau langsung melakukan deportasi ke negara asal.
Sementara itu, Kapolres Bantul AKBP Dewi Hartati mengaku sudah mengirimkan personel ke Rutan Pajangan untuk membantu pengamanan.
”Kita sudah perintahkan anggota menambah personel untuk berjaga-jaga di rutan,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga berkoordinasi dengan Australian Federal Police (AFP) untuk meminimalisir penyelundupan manusia yang sering melintasi wilayah Bantul. Kasatreskrim Polres Bantul AKP Alaal Prasetya mengungkapkan, upaya ini dilakukan untuk koordinasi penanganan kasus.
” Jadi kita mengurus orang Indonesia,mereka yang mengurus orang asingnya,”jelasnya. Namun demikian, Alaal mengaku masih kesulitan dalam mengungkap sindikat penyelundup manusia ini. ”Orang yang kita curigai kabur.Kita belum mendapatkan titik terang,” pungkasnya.(lin)
()