9 rusa hadiah SBY di kantor gubernur mati
A
A
A
Sindonews.com - Sembilan ekor rusa tutul bantuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dirawat di Kantor Gubernur Sulsel, mati. Padahal, binatang asli India dan Sri Lanka ini baru tiba awal Februari lalu.
Awalnya, terdapat 25 rusa yang didatangkan dari Istana Negara, Bogor, Jawa Barat. Namun, dengan matinya sembilan ekor, tercatat tinggal 16 ekor yang hidup. Empat di antaranya disimpan di Rujab Gubernur Sulsel.
Kepala Biro Umum dan Perlengkapan Pemprov Sulsel Ibrahim Beddu mengungkapkan, banyaknya rusa yang mati tersebut karena terlalu lama di kapal laut saat dikirim ke Makassar.
"Ada beberapa yang meninggal. Pengirimannya ke Makassar kan diangkut kapal laut dan proses pengirimannya berlangsung seminggu. Mungkin stres, jadi banyak yang mati," kata dia kepada wartawan, kemarin.
Selama dirawat di kantor Gubernur, seluruh rusa tutul tersebut disimpan di sekitar lapangan upacara yang berada di bagian belakang kompleks perkantoran di Jalan Urip Sumoharjo.
Untuk melakukan perawatan ke depan, pihaknya telah berkonsultasi dengan Sekprov Sulsel A Muallim agar ditangani petugas khusus dan melibatkan Dinas Peternakan Sulsel.
"Tadi, kami sudah rapat dengan Pak Sekprov dan Dinas Peternakan. Kalau kami yang rawat takutnya nanti rusa tambah stres, makanya dilibatkan Dinas Peternakan," ujarnya.
Selain berada di kantor Gubernur, puluhan rusa lain juga ditempatkan di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan ditempatkan di sekitar pintu masuk Kampus Merah tersebut.
"Dulu itu jumlah totalnya ada 50 ekor rusa. Kami bagi ke Unhas dan Pemprov. Sekarang tinggal sedikit karena banyak yang meninggal," paparnya.
Sebelumnya Unhas menerima 22 ekor rusa tutul bantuan Presiden yang ditempatkan di dalam areal pagar kawat seluas 170x300 meter.Kehadiran rusa ini meramaikan halaman depan kampus yang sebelumnya sudah dihuni sekitar 20 ekor bebek.
Kepala Biro Umum Unhas Abdul Halim Doko mengatakan, lima ekor di antara tamu baru Unhas itu jantan, selebihnya betina. Sayang, delapan ekor rusa lainnya mati dalam perjalanan. Diperkirakan hewan itu kelelahan dalam pelayaran di kapal laut. (san)
Awalnya, terdapat 25 rusa yang didatangkan dari Istana Negara, Bogor, Jawa Barat. Namun, dengan matinya sembilan ekor, tercatat tinggal 16 ekor yang hidup. Empat di antaranya disimpan di Rujab Gubernur Sulsel.
Kepala Biro Umum dan Perlengkapan Pemprov Sulsel Ibrahim Beddu mengungkapkan, banyaknya rusa yang mati tersebut karena terlalu lama di kapal laut saat dikirim ke Makassar.
"Ada beberapa yang meninggal. Pengirimannya ke Makassar kan diangkut kapal laut dan proses pengirimannya berlangsung seminggu. Mungkin stres, jadi banyak yang mati," kata dia kepada wartawan, kemarin.
Selama dirawat di kantor Gubernur, seluruh rusa tutul tersebut disimpan di sekitar lapangan upacara yang berada di bagian belakang kompleks perkantoran di Jalan Urip Sumoharjo.
Untuk melakukan perawatan ke depan, pihaknya telah berkonsultasi dengan Sekprov Sulsel A Muallim agar ditangani petugas khusus dan melibatkan Dinas Peternakan Sulsel.
"Tadi, kami sudah rapat dengan Pak Sekprov dan Dinas Peternakan. Kalau kami yang rawat takutnya nanti rusa tambah stres, makanya dilibatkan Dinas Peternakan," ujarnya.
Selain berada di kantor Gubernur, puluhan rusa lain juga ditempatkan di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar dan ditempatkan di sekitar pintu masuk Kampus Merah tersebut.
"Dulu itu jumlah totalnya ada 50 ekor rusa. Kami bagi ke Unhas dan Pemprov. Sekarang tinggal sedikit karena banyak yang meninggal," paparnya.
Sebelumnya Unhas menerima 22 ekor rusa tutul bantuan Presiden yang ditempatkan di dalam areal pagar kawat seluas 170x300 meter.Kehadiran rusa ini meramaikan halaman depan kampus yang sebelumnya sudah dihuni sekitar 20 ekor bebek.
Kepala Biro Umum Unhas Abdul Halim Doko mengatakan, lima ekor di antara tamu baru Unhas itu jantan, selebihnya betina. Sayang, delapan ekor rusa lainnya mati dalam perjalanan. Diperkirakan hewan itu kelelahan dalam pelayaran di kapal laut. (san)
()