Tak ada piramida raksasa di Gunung Lalakon
A
A
A
Sindonews.com – Pemkab Bandung menegaskan tidak memberikan izin penggalian dan penelitian Yayasan Turangga Seta dalam mengungkap misteri yang terpendam di Gunung Lalakon. Yang disinyalir terdapat piramida raksasa buatan manusia di Kampung Badaraksa, Desa Jelegong, Kecamatan Kutawaringin, Kabupaten Bandung.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan, dan Energi (SDAPE) Kabupaten Bandung, Sofyan Sulaeman beralasan, untuk sementara ini Pemkab Bandung tidak pernah mengeluarkan izin penelitian seperti yang halnya diminta Turangga Seta.
"Karena ini menyangkut sebuah piramida, setahu saya izin penelitiannya dikeluarkan oleh badan kepurbakalaan, bukan oleh tingkat kabupaten. Oleh karena itulah Dinas SDAPE tidak mau gegabah mengeluarkan izin kepada Yayasan Turangga Seta," jelas Sofyan kepada wartawan, kemarin.
Diakuinya, metode penelitian yang digunakan yayasan tidak seperti lazimnya, yaitu dengan menggunakan geolistrik sehingga akhirnya menyimpulkan adanya piramida di dalam Gunung Lalakon.
Sementara itu, para pakar keperbukalaan dan Badan Geologi menyakini bahwa bebatuan yang terpendam di Gunung Lalakon hanyalah batuan yang terbentuk secara alamiah akibat letusan gunung berapi purba. "Jadi, para pakar menyatakan susunan bebatuan di dalam gunung tersebut bukan dibangun oleh manusia," tandasnya.
Sementara itu, peneliti dari pusat survei geologi, Badan Geologi Kementerian ESDM, Sutikno Bronto berpendapat Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip di Kabupaten Garut hanya merupakan sisa-sisa gunung api purba. Bukan hanya Gunung Sadahurip dan Gunung Lalakon, Gunung Padang di Kabupaten Cianjur pun merupakan sisa-sisa gunung api purba yang pernah ada, namun tidak meletus.
MenurutSutikno, GunungLalakon merupakan sisa-sisa dari gunung api purba Soreang yang terbentuk sekitar dua juta hingga lima juta tahun yang lalu akibat magmanya yang naik ke atas. Namun, katanya, gunung api purba Soreang ini tidak meletus, sehingga membentuk batuan kekar kolom seperti sekarang.
"Jika batu kekarkolom ini kemudian disebut batu beronjong piramida Lalakon, perlu ada penelitian lebih lanjut," ujarnya.
Sutikno menjelaskan, di daerah Bandung Selatan terdapat daerah perbukitan yang diinterpetasikan sebagai gunung api purba Soreang. Di kawasan itu terdapat sebuah bukit yang dinamakan Gunung Lalakon.
Bentuknya yang menyerupai kerucut seperti piramid atau prisma terpancung bukit di sekitarnya, misalnya Gunung Pancir dan Gunung Paseban, tersusun oleh andesit yang merupakan interusi semigunung api di dalam gunung api purba Soreang.
"Gunung Lalakon juga sebagai bagian dari batuan semigunung api, yang di bagian puncaknya masih tersisa kekar kolom yang menyerupai kerucut piramid," kata Sutikno. (san)
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan, dan Energi (SDAPE) Kabupaten Bandung, Sofyan Sulaeman beralasan, untuk sementara ini Pemkab Bandung tidak pernah mengeluarkan izin penelitian seperti yang halnya diminta Turangga Seta.
"Karena ini menyangkut sebuah piramida, setahu saya izin penelitiannya dikeluarkan oleh badan kepurbakalaan, bukan oleh tingkat kabupaten. Oleh karena itulah Dinas SDAPE tidak mau gegabah mengeluarkan izin kepada Yayasan Turangga Seta," jelas Sofyan kepada wartawan, kemarin.
Diakuinya, metode penelitian yang digunakan yayasan tidak seperti lazimnya, yaitu dengan menggunakan geolistrik sehingga akhirnya menyimpulkan adanya piramida di dalam Gunung Lalakon.
Sementara itu, para pakar keperbukalaan dan Badan Geologi menyakini bahwa bebatuan yang terpendam di Gunung Lalakon hanyalah batuan yang terbentuk secara alamiah akibat letusan gunung berapi purba. "Jadi, para pakar menyatakan susunan bebatuan di dalam gunung tersebut bukan dibangun oleh manusia," tandasnya.
Sementara itu, peneliti dari pusat survei geologi, Badan Geologi Kementerian ESDM, Sutikno Bronto berpendapat Gunung Lalakon dan Gunung Sadahurip di Kabupaten Garut hanya merupakan sisa-sisa gunung api purba. Bukan hanya Gunung Sadahurip dan Gunung Lalakon, Gunung Padang di Kabupaten Cianjur pun merupakan sisa-sisa gunung api purba yang pernah ada, namun tidak meletus.
MenurutSutikno, GunungLalakon merupakan sisa-sisa dari gunung api purba Soreang yang terbentuk sekitar dua juta hingga lima juta tahun yang lalu akibat magmanya yang naik ke atas. Namun, katanya, gunung api purba Soreang ini tidak meletus, sehingga membentuk batuan kekar kolom seperti sekarang.
"Jika batu kekarkolom ini kemudian disebut batu beronjong piramida Lalakon, perlu ada penelitian lebih lanjut," ujarnya.
Sutikno menjelaskan, di daerah Bandung Selatan terdapat daerah perbukitan yang diinterpetasikan sebagai gunung api purba Soreang. Di kawasan itu terdapat sebuah bukit yang dinamakan Gunung Lalakon.
Bentuknya yang menyerupai kerucut seperti piramid atau prisma terpancung bukit di sekitarnya, misalnya Gunung Pancir dan Gunung Paseban, tersusun oleh andesit yang merupakan interusi semigunung api di dalam gunung api purba Soreang.
"Gunung Lalakon juga sebagai bagian dari batuan semigunung api, yang di bagian puncaknya masih tersisa kekar kolom yang menyerupai kerucut piramid," kata Sutikno. (san)
()