Perubahan ISI jadi ISBI ditolak

Jum'at, 10 Februari 2012 - 07:57 WIB
Perubahan ISI jadi ISBI ditolak
Perubahan ISI jadi ISBI ditolak
A A A
Sindonews.com – Rencana perubahan nama Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menjadi Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) menuai penolakan. Penolakan disampaikan para mahasiswa dan dosen ISI.

Dosen Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta Dwi Maryanto mengatakan usulan perubahan nama yang dilakukan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terlalu terburu-buru. Bahkan terkesan hanya mengejar proyek. Alasannya, untuk mengubah nama perlu studi akademik yang panjang.

”Karena konsekuensi perubahan nama harus mengubah kurikulum, kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang konsen terhadap budaya dan struktur yang ada di kampus,” bebernya kepada wartawan kemarin.

Penolakan perubahan nama ISI menjadi ISBI juga dilakukan kepada 14 perguruan tinggi yang mempunyai fakultas seni di seluruh Indonesia.

”ISI nanti juga akan bersaing dengan perguruan tinggi lainnya yang mempunyai culture study,” papar Dwi Maryanto.

Mengubah nama bukan hal yang mudah dari sisi administratif, branding,dan marketing. Dari sisi mata kuliah, di ISI telah diajarkan berbagai mata kuliah yang berkaitan dengan cultural studies, sosiologi seni, semiotika, hermeneutika seni, filsafat,dan lainnya.

Kemarin sekitar seratus mahasiswa ISI menggelar unjuk rasa menolak perubahan nama ISI menjadi ISBI.Aksi yang dimulai sekitar pukul 10.30 WIB tersebut diawali dengan membentangkan spanduk putih bertuliskan Tolak Pembentukan ISBIdan diikuti spanduk kosong di depan Gedung Rektorat ISI,Jalan Parangtritis,Sewon.

Salah satu peserta aksi, Marsudi, mahasiswa Jurusan Eni Lukis ISI menegaskan bahwa kata budaya terlalu luas. ”Orang bangun tidur sampai korupsi pun termasuk budaya. Dengan adanya budaya, tentu konsekuensinya ada mata kuliah baru dan tetek bengek lainnya,” tandasnya. (wbs)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8743 seconds (0.1#10.140)