Bom ikan, lima nelayan asal Lampung dibekuk
A
A
A
Sindonews.com – Patroli Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) Sibolga menangkap sebanyak lima orang nelayan asing. Pemboman ikan itu dilakukan di perairan laut Mursalah, Pulau Mansalar, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Selasa 7 Februrai 2012, pukul 00.22 WIB.
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Dan Lanal) Sibolga Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Ridwan Purnomo menjelaskan, kelima pelaku merupakan warga daerah lain dimana empat diantaranya merupakan warga Lampung yakni Suana (34), sebagai Nahkoda, Iran (24), Dedi (36), Suhendi (24), serta satu orang warga Tanjung Balai bernama Riski (28).
"Semua ini tinggal di Kelurahan Kalangan, Kecamatan Pandan, Tapteng," katanya menjawab wartawan di Sibolga usai penangkapan terhadap kelima nelayan asing tersebut.
Dia mengatakan, penangkapan berawal atas penciuman pihaknya mengenai masih ada kegiatan pemboman ikan di perairan laut Teluk Tapian Nauli, Tapteng. Setelah dilakukan penyisiran, Patroli AL menemukan kelima pelaku sedang beraktivitas melakukan pemboman di perairan laut P Mursalah.
"Untuk penyelidikan lebih lanjut, para tersangka akan kita serahkan ke Polres Tapteng. Sedangkan barang bukti berupa perahu motor, jaring pengumpul ikan, selang, detonator, mesin kompresor, timah, korek api, dan alat-alat lain yang digunakan untuk melakukan pengeboman ikan, masih kita amankan di Dermaga Kompleks Oswald Siahaan, Kota Sibolga," bebernya.
Sementara itu, Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang yang berkesempatan datang melihat penangkapan, saat diwawancarai wartawan merasa yakin, bahwa kelima pelaku hanya lah 'pion' yang disuruh dan dimodali. Sementara pelaku intelektualnya selaku pemilik hasil adalah masyarakat Tapteng.
"Mereka ini korban dan pasti ada orang lain sebagai otak di belakangnya. Maka itu, saya sangat berharap pihak kepolisian dapat mengembangkan dan mengusut tuntas siapa otaknya," tutur Bupati.
Raja Bonaran mengaku prihatin dengan masih adanya aksi pengeboman ikan di laut Pulau Mursala. Padahal, pihaknya telah berulangkali menyerukan kepada masyarakat untuk menghentikan pengeboman di laut.
"Saya sangat prihatin, Presiden, Watimpres, Kapoldasu, Kapolres, unsur pimpinan TNI di daerah pun sudah berseru Hentikan Pengeboman. Tapi masyarakat tetap tidak mau mengindahkan," pungkasnya. (san)
Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Dan Lanal) Sibolga Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Ridwan Purnomo menjelaskan, kelima pelaku merupakan warga daerah lain dimana empat diantaranya merupakan warga Lampung yakni Suana (34), sebagai Nahkoda, Iran (24), Dedi (36), Suhendi (24), serta satu orang warga Tanjung Balai bernama Riski (28).
"Semua ini tinggal di Kelurahan Kalangan, Kecamatan Pandan, Tapteng," katanya menjawab wartawan di Sibolga usai penangkapan terhadap kelima nelayan asing tersebut.
Dia mengatakan, penangkapan berawal atas penciuman pihaknya mengenai masih ada kegiatan pemboman ikan di perairan laut Teluk Tapian Nauli, Tapteng. Setelah dilakukan penyisiran, Patroli AL menemukan kelima pelaku sedang beraktivitas melakukan pemboman di perairan laut P Mursalah.
"Untuk penyelidikan lebih lanjut, para tersangka akan kita serahkan ke Polres Tapteng. Sedangkan barang bukti berupa perahu motor, jaring pengumpul ikan, selang, detonator, mesin kompresor, timah, korek api, dan alat-alat lain yang digunakan untuk melakukan pengeboman ikan, masih kita amankan di Dermaga Kompleks Oswald Siahaan, Kota Sibolga," bebernya.
Sementara itu, Bupati Tapteng Raja Bonaran Situmeang yang berkesempatan datang melihat penangkapan, saat diwawancarai wartawan merasa yakin, bahwa kelima pelaku hanya lah 'pion' yang disuruh dan dimodali. Sementara pelaku intelektualnya selaku pemilik hasil adalah masyarakat Tapteng.
"Mereka ini korban dan pasti ada orang lain sebagai otak di belakangnya. Maka itu, saya sangat berharap pihak kepolisian dapat mengembangkan dan mengusut tuntas siapa otaknya," tutur Bupati.
Raja Bonaran mengaku prihatin dengan masih adanya aksi pengeboman ikan di laut Pulau Mursala. Padahal, pihaknya telah berulangkali menyerukan kepada masyarakat untuk menghentikan pengeboman di laut.
"Saya sangat prihatin, Presiden, Watimpres, Kapoldasu, Kapolres, unsur pimpinan TNI di daerah pun sudah berseru Hentikan Pengeboman. Tapi masyarakat tetap tidak mau mengindahkan," pungkasnya. (san)
()