Dua hakim asal Sulsel calon kuat Ketua MA

Rabu, 01 Februari 2012 - 08:20 WIB
Dua hakim asal Sulsel calon kuat Ketua MA
Dua hakim asal Sulsel calon kuat Ketua MA
A A A
Sindonews.com - Dua hakim agung asal Sulsel menjadi calon kuat ketua Mahkamah Agung (MA) menggantikan Harifin A Tumpa yang segera memasuki masa pensiun. Kedua hakim tersebut, yakni Ketua Muda Pengawasan MA Hatta Ali dan Ketua Muda Agama MA Andi Syamsul Alam.

Hatta merupakan mantan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Tangerang, sedangkan Syamsul Alam pernah menjabat ketua Pengadilan Agama Sulawesi Selatan. Juru bicara Pengadilan Tinggi (PT) Sulselbar Sudirman Hadi mengatakan, kedua hakim senior itu merupakan putra asli Sulsel. Hatta Ali kelahiran Enrekang dan Andi Syamsul Alam kelahiran Pangkep. Sudirman mengatakan, siapapundiantara keduahakimini yang terpilih, dia merupakan figur terbaik.

Menurut Sudirman, Hatta Ali selama kariernya sebagai hakim lebih banyak berkiprah di luar Sulsel. "Pertama kali dia menjadi hakim di PN Sulawesi Utara, lalu pindah ke PN Sabang Aceh dan menjadi ketua PN Tangerang. Jabatan akhirnya adalah ketua muda pengawasan MA," tuturnya.

Sementara Andi Syamsul Alam sempat beberapa kali juga pindah tugas. "Setahu saya dia pernah bertugas di Pengadilan Agama Kalimantan Timur, lalu pindah ke Sulsel jadi Ketua Pengadilan Agama," ujarnya.

Pemilihan ketua MA akan berlangsung pada 8 Februari atau tepat 23 hari sebelum habisnya masa jabatan Harifin A Tumpa pada 1 Maret mendatang. Beberapa hakim agung disebut-sebut sebagai calon kuat pengganti Tumpa, antara lain Abdul Kadir Mappong yang menjabat wakil ketua MA BidangYudisial. Sebelumnya dia menjabat ketua muda perdata khusus.

Selain itu, ada Ahmad Kamil yang kini menjabat wakil ketua MA Bidang Yudisial sekaligus Ketua Kamar Agama Paulus Effendi Lotulung yang menjabat ketua muda Tata Usaha Negara (TUN) dan Artidjo Alkotsar yang menjabat ketua muda pidana umum. Artidjo sebelumnya dosen UII dan pendiri LBH Yogyakarta.

Tiga kandidat lainnya, yakni Mohammad Saleh yang menjabat ketua muda perdata khusus; Imron Anwari yang menjabat ketua muda militer dan Widayatno Sastro Hardjono yang menjabat ketua muda pembinaan. Pengamat hukum dari Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar Prof Hambali Thalib mengatakan,adanya dua hakim asal Sulsel yang masuk dalam bursa calon ketua MA merupakan momentum baik bagi masyarakat Sulsel.

Hal ini membuktikan sumber daya manusia (SDM) di Sulsel memang patut diperhitungkan. Hambali yang juga direktur Pascasarjana UMI Makassar ini mengaku, kedua hakim asal Sulsel tersebut memiliki kemampuan dan peranan yang besar. "Tidak atas dasar kedaerahan, saya mengatakan keduanya pantas jadi pengganti Harifin Tumpa," kata dia.

Namun,ada beberapa catatan yang diberikan Hambali. Menurutnya, jika sosok Andi Syamsul Alam yang maju, akan ada ketimpangan di tubuh MA. Alasannya, Syamsul Alam memiliki latar belakang peradilan khusus, yakni Pengadilan Agama, sedangkan di MA lebih luas dan umum.

"Saya tidak meragukan kemampuan Syamsul Alam, tapi kedudukannya dan gebrakannya selama menjabat di Pengadilan Agama masih sangat dibutuhkan hingga saat ini. Ada perubahan besar yang terjadi, tapi kembali lagi MA itu cakupannya lebih luas dan dia masih dibutuhkan di Pengadilan Agama," ujarnya.

Sementara untuk Hatta Ali, Hambali mengatakan, hakim agung tersebut nyaris tak ada celah pada perjalanan kariernya. Semua yang dia lakukan selama ini mulus. Namun, tantangan di MA juga tidak mudah. "Jika Hatta Ali nanti terpilih, akan banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan," ucap dia.

Sebagai pengamat hukum, Hambali tetap netral dalam menilai sosok ideal pengganti Harifin Tumpa.Walau ketua MA sekarang asal Sulsel, tidak mesti yang selanjutnya harus orang Sulsel juga. "Siapa pun sebenarnya bisa," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi Yudisial (KY) Eman Suparman mengatakan, praktik politik uang dalam pemilihan ketua MA hanya akan menjatuhkan calon pada kehancuran. Karena itu, semua pihak yang mempunyai kaitan dengan agenda pemilihan lembaga pemegang kekuasaan kehakiman tersebut diminta sekuat tenaga menjaga kehormatannya.

"Jika benar ada politik uang,akan membawa MA pada keruntuhannya. Lembaga itu tidak lagi dipercayai publik sebagai lembaga kehakiman yang menegakan keadilan dan kebenaran," ujarnya, kemarin.

Meski isu soal politik uang ini mengemuka, dia mengaku tidak bisa berbuat banyak. KY hanya bisa mengamati proses tersebut dari kejauhan dan tidak bisa mencampuri langsung urusan internal lembaga tersebut.

Dia hanya berharap Ketua MA baru adalah sosok dengan integritas dan kompetensi untuk memimpin. Dia juga mempunyai visi dan misi untuk bersinergis dengan KY dalam upaya menjaga kehormatan hakim. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9121 seconds (0.1#10.140)