Angin & petir mengamuk, puluhan rumah hancur
A
A
A
Sindonews.com - Bencana alam puting beliung kembali ngamuk di Gunungkidul, Yogyakarta. Kali ini menerjang kawasan padat penduduk di Dusun Dayakan Kulon dan Dayakan Tengah, Desa Dadapayu, Kecamatan Semanu.
Akibatnya, sebanyak 24 rumah penduduk hancur diterjang puting beliung. Tidak hanya itu lahan pertanian dengan tanaman padi dan jagung yang siap panen, ludes rata dengan tanah. Sementara satu rumah milik warga Desa Ngeposari, Semanu hancur karena tersambar petir.
Peristiwa yang terjadi Selasa (17/1) malam ini tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi akibat bencana alam ini menyebabkan penduduk mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Berdasarkan pendataan sementara, di antara 24 rumah penduduk yang rusak, tercatat ada 5 rumah warga yang mengalami kerusakan sangat berat.
Menurut kepala dukuh setempat, Sumadi, kejadian angin puting beliung, diawali dengan awan pekat, dan hujan deras yang mengguyur daerah tersebut selama setengah jam. Tiba-tiba angin bertiup kencang memporak-porandakan rumah dan pohon. “Angin itu tiba-tiba datang dan langsung membuat panik warga,” katanya kepada wartawan, Rabu (18/1/2012).
Selain merusak bangunan, puluhan hektare sawah rusak karena tumbuhan jagung yang siap panen dalam beberapa hari ke depan ambruk. ”Seharusnya belum siap dipanen tapi mau bagaimana wong pohonnya sudah ambruk,” ujarnya.
Sunu, warga lainnya yang rumahnya rusak berat menuturkan, kejadian ini begitu singkat. Saat angin mengamuk jerit tangis penduduk terdengar dari berbagai penjuru. Bahkan bunyi takbir terdengar di tengah gemuruhnya tiupan puting beliung.
“Waktu itu suasana kacau mas, banyak ibu-ibu yang menangis dan berteriak takbir,” tuturnya.
Sementara di waktu yang hampir bersamaan, Petir menyambar menyebabkan rumah Supoyo yang berada di Dusun Ngepos, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, rusak. Bahkan rumah tembok milik Ngatinem yang berada satu pekarangan, beberapa bagiannya retak.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya saja korban bersama istri dan satu anaknya, mengalami syok. Ledakan petir yang menyambar rumah, bukan hanya memporak-pondakan genteng atap rumah, tetapi juga menghancurkan pesawat televisi, jaringan listrik, bahkan pintu rumah dan almari yang terletak di ruang tamu.
Saat kejadian, korban dan keluarga sedang berada di dapur rumah bagian belakang, sehingga lepas dari maut. Hanya saja, akibat kuatnya ledakan petir, hingga saat ini keluarga korban masih trauma.
Akibatnya, sebanyak 24 rumah penduduk hancur diterjang puting beliung. Tidak hanya itu lahan pertanian dengan tanaman padi dan jagung yang siap panen, ludes rata dengan tanah. Sementara satu rumah milik warga Desa Ngeposari, Semanu hancur karena tersambar petir.
Peristiwa yang terjadi Selasa (17/1) malam ini tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi akibat bencana alam ini menyebabkan penduduk mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Berdasarkan pendataan sementara, di antara 24 rumah penduduk yang rusak, tercatat ada 5 rumah warga yang mengalami kerusakan sangat berat.
Menurut kepala dukuh setempat, Sumadi, kejadian angin puting beliung, diawali dengan awan pekat, dan hujan deras yang mengguyur daerah tersebut selama setengah jam. Tiba-tiba angin bertiup kencang memporak-porandakan rumah dan pohon. “Angin itu tiba-tiba datang dan langsung membuat panik warga,” katanya kepada wartawan, Rabu (18/1/2012).
Selain merusak bangunan, puluhan hektare sawah rusak karena tumbuhan jagung yang siap panen dalam beberapa hari ke depan ambruk. ”Seharusnya belum siap dipanen tapi mau bagaimana wong pohonnya sudah ambruk,” ujarnya.
Sunu, warga lainnya yang rumahnya rusak berat menuturkan, kejadian ini begitu singkat. Saat angin mengamuk jerit tangis penduduk terdengar dari berbagai penjuru. Bahkan bunyi takbir terdengar di tengah gemuruhnya tiupan puting beliung.
“Waktu itu suasana kacau mas, banyak ibu-ibu yang menangis dan berteriak takbir,” tuturnya.
Sementara di waktu yang hampir bersamaan, Petir menyambar menyebabkan rumah Supoyo yang berada di Dusun Ngepos, Desa Ngeposari, Kecamatan Semanu, rusak. Bahkan rumah tembok milik Ngatinem yang berada satu pekarangan, beberapa bagiannya retak.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, hanya saja korban bersama istri dan satu anaknya, mengalami syok. Ledakan petir yang menyambar rumah, bukan hanya memporak-pondakan genteng atap rumah, tetapi juga menghancurkan pesawat televisi, jaringan listrik, bahkan pintu rumah dan almari yang terletak di ruang tamu.
Saat kejadian, korban dan keluarga sedang berada di dapur rumah bagian belakang, sehingga lepas dari maut. Hanya saja, akibat kuatnya ledakan petir, hingga saat ini keluarga korban masih trauma.
()