Mahasiswa bentrok, tiga orang luka sobek
A
A
A
Sindonews.com - Puluhan mahasiswa terlibat bentrok berdarah dengan petugas jalan tol. Akibatnya, tiga mahasiswa terluka yakni Syamsul Bahri, Suherdi, serta Fadli. Ketiganya adalah mahasiswa Fakultas Hukum (FH) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.
Syamsul Bahri mengalami luka robek pada kaki kanan akibat terkena senjata tajam dan harus mendapatkan enam jahitan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Sedangkan dua lainnya Suherdi, dan Fadli hanya mengalami luka ringan. Suhedi luka memar di bahu dan tangan kanan. Sedangkan Fadli luka di kaki akibat sabetan benda tajam.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, peristiwa bentrokan ini bermula saat puluhan mahasiswa dari berbagai kampus mengendarai sepeda motor memaksanakan melintas di jalan tol. Mahasiswa masuk dari arah Jalan AP Pettarani hendak menuju Maskas Polda Sulselbar Jalan Perintis Kemerdekaan.
Mahasiswa hendak berunjuk rasa di Mapolda Sulselbar menuntut polisi segera menangkap pelaku penembakan yang menimpa Muhammad Nur Iksan alias Nono, mahasiswa UMI Makassar di Jalan Abdullah Dg Sirua, pada 10 Mei 2011.
Namun, di tengah perjalanan mahasiswa dihadang oleh petugas jalan tol karena dianggap melanggar sampai akhirnya terjadi ketegangan antara mahasiswa dengan petugas tol. Sempat terjadi insiden pemukukan terhadap petugas tol yang melakukan pengadangan.
"Tapi, masalah itu sudah diselesaikan dan kami melanjutkan perjalanan ke Polda untuk berunjuk rasa," kata Muhammad Nur Iksan alias Nono, salah satu peserta aksi.
Seusai melakukan aksi di Polda Sulselbar, mahasiswa kembali menggunakan jalan tol hendak pulang. Saat itulah, mahasiswa dan petugas tol di pintu dua terlibat bentrok.
"Puluhan petugas tol mengadang kami dan memukuli. Ada yang membawa balok ada juga yang membawa badik. Selain korban luka, lima sepeda motor dilaporkan rusak, salah satunya rusak berat," kata Nur Iksan.
Mahasiswa tak bisa melawan lantaran jumlah petugas tol yang lebih banyak. Bahkan, sepeda motor milik mahasiswa ditinggal di lokasi kejadian. Beberapa saat kemudian, mahasiswa kembali mendatangi lokasi kejadian, namun tidak ada lagi petugas yang ditemui.
Lantaran kecewa atas penganiayaan yang dilakukan oleh petugas tol, mahasiswa kemudian memblokir pintu masuk jalan tol sejak pukul 16.00 Wita hingga pukul 19.25 Wita. Kendati jalan diblokir, akses untuk masuk dan keluar jalan tol tetap berjalan. Aparat kepolisian mengalihkan kendaraan yang hendak keluar dari jalan tol ke sisi kanan.
Pembukaan blokir jalan tol ini dilakukan setelah kepolisian berjanji mengusut pelaku penganiayaan tersebut. Mahasiswa menuntut, polisi mengusut pelaku penganiayaan dan mengganti seluruh biaya kerusakan sepeda motor dan biaya pengobatan.
Sementara Syamsul Bahri yang sempat dirawat di RS Ibnu Sina sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit setelah mendapat enam jahitan.
Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Chevy A Sopari mengatakan, insiden ini terjadi lantaran mahasiswa menggunakan jalan tol yang semestinya dilarang untuk sepeda motor. "Oleh petugas keamanan tol dicegah maka terjadi perkelahian," kata Chevy.
Kendati demikian, Chevy menegaskan, polisi tetap mengusut insiden berdarah ini. Sampai tadi malam, polisi masih mengumpulkan bahan keterangan baik dari pihak mahasiswa maupun petugas jalan tol. (san)
Syamsul Bahri mengalami luka robek pada kaki kanan akibat terkena senjata tajam dan harus mendapatkan enam jahitan di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Sedangkan dua lainnya Suherdi, dan Fadli hanya mengalami luka ringan. Suhedi luka memar di bahu dan tangan kanan. Sedangkan Fadli luka di kaki akibat sabetan benda tajam.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, peristiwa bentrokan ini bermula saat puluhan mahasiswa dari berbagai kampus mengendarai sepeda motor memaksanakan melintas di jalan tol. Mahasiswa masuk dari arah Jalan AP Pettarani hendak menuju Maskas Polda Sulselbar Jalan Perintis Kemerdekaan.
Mahasiswa hendak berunjuk rasa di Mapolda Sulselbar menuntut polisi segera menangkap pelaku penembakan yang menimpa Muhammad Nur Iksan alias Nono, mahasiswa UMI Makassar di Jalan Abdullah Dg Sirua, pada 10 Mei 2011.
Namun, di tengah perjalanan mahasiswa dihadang oleh petugas jalan tol karena dianggap melanggar sampai akhirnya terjadi ketegangan antara mahasiswa dengan petugas tol. Sempat terjadi insiden pemukukan terhadap petugas tol yang melakukan pengadangan.
"Tapi, masalah itu sudah diselesaikan dan kami melanjutkan perjalanan ke Polda untuk berunjuk rasa," kata Muhammad Nur Iksan alias Nono, salah satu peserta aksi.
Seusai melakukan aksi di Polda Sulselbar, mahasiswa kembali menggunakan jalan tol hendak pulang. Saat itulah, mahasiswa dan petugas tol di pintu dua terlibat bentrok.
"Puluhan petugas tol mengadang kami dan memukuli. Ada yang membawa balok ada juga yang membawa badik. Selain korban luka, lima sepeda motor dilaporkan rusak, salah satunya rusak berat," kata Nur Iksan.
Mahasiswa tak bisa melawan lantaran jumlah petugas tol yang lebih banyak. Bahkan, sepeda motor milik mahasiswa ditinggal di lokasi kejadian. Beberapa saat kemudian, mahasiswa kembali mendatangi lokasi kejadian, namun tidak ada lagi petugas yang ditemui.
Lantaran kecewa atas penganiayaan yang dilakukan oleh petugas tol, mahasiswa kemudian memblokir pintu masuk jalan tol sejak pukul 16.00 Wita hingga pukul 19.25 Wita. Kendati jalan diblokir, akses untuk masuk dan keluar jalan tol tetap berjalan. Aparat kepolisian mengalihkan kendaraan yang hendak keluar dari jalan tol ke sisi kanan.
Pembukaan blokir jalan tol ini dilakukan setelah kepolisian berjanji mengusut pelaku penganiayaan tersebut. Mahasiswa menuntut, polisi mengusut pelaku penganiayaan dan mengganti seluruh biaya kerusakan sepeda motor dan biaya pengobatan.
Sementara Syamsul Bahri yang sempat dirawat di RS Ibnu Sina sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit setelah mendapat enam jahitan.
Kabid Humas Polda Sulselbar Kombes Pol Chevy A Sopari mengatakan, insiden ini terjadi lantaran mahasiswa menggunakan jalan tol yang semestinya dilarang untuk sepeda motor. "Oleh petugas keamanan tol dicegah maka terjadi perkelahian," kata Chevy.
Kendati demikian, Chevy menegaskan, polisi tetap mengusut insiden berdarah ini. Sampai tadi malam, polisi masih mengumpulkan bahan keterangan baik dari pihak mahasiswa maupun petugas jalan tol. (san)
()