Jenazah TKW tertahan enam bulan di Arab
A
A
A
Sindonews.com - Jenazah Iroh (25), TKWasalKampungCibinong RT 06/02, Desa Citeko, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, tertahan selama enam bulan di Riyadh, Arab Saudi.
Ibu beranak satu ini diketahui meninggal setelah jatuh dari lantai tiga di tempat dia bekerja. Kini orangtua korban,Tasim (65) dan Emin (60), hanya bisa pasrah menunggu kedatangan jenazah anaknya itu.
Mereka berharap pemerintah bisa membantu pemulangan jenazah. Pihak keluarga sendiri sudah melaporkan masalah tersebut ke pihak desa, namun belum juga ada kejelasan.
Yani, 50, kerabat korban, mengatakan, Iroh berangkat ke Arab Saudi pada 2009 melalui PJTKI PT RBS yang beralamat di Jalan Gedongan, Jakarta. Iroh dikabarkan menderita penyakit paru-paru.
Mendengar kabar itu, sontak saja pihak keluarga korban kaget dan berusaha mencari tahu kebenaran informasi tersebut. Sebab, selama ini Iroh tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru.
”Kita langsung menanyakan ke kantor PJTKI di Jakarta guna memastikan dan benar Iroh sudah meninggal. Penyebabnya jatuh dari lantai tiga sehingga tulang dadanya patah dan mengenai paru-paru. Pihak PJTKI sendiri tidak memberi tahu penyebab jatuhnya Iroh dari lantai tiga,”kata Yani.
Akibat peristiwa itu, kata dia, pihak PJTKI tidak memberi jaminan untuk memulangkan jenazah yang sudah tertahan enam bulan. Bahkan, PJTKI terkesan lepas tanggung jawab atas nasib yang menimpa saudaranya itu.
”Harapan satu-satunya adalah pemerintah setempat agar bisa membantu pemulangan jenazah,” katanya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku,belum mendengar adanya kasus jenazah TKW tertahan. Tapi, dia berjanji secepatnya bakal meminta Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial menangani masalah tersebut. ”Kita akan bantu pemulangannya,” tegas Dedi melalui pesan pendeknya.
Ibu beranak satu ini diketahui meninggal setelah jatuh dari lantai tiga di tempat dia bekerja. Kini orangtua korban,Tasim (65) dan Emin (60), hanya bisa pasrah menunggu kedatangan jenazah anaknya itu.
Mereka berharap pemerintah bisa membantu pemulangan jenazah. Pihak keluarga sendiri sudah melaporkan masalah tersebut ke pihak desa, namun belum juga ada kejelasan.
Yani, 50, kerabat korban, mengatakan, Iroh berangkat ke Arab Saudi pada 2009 melalui PJTKI PT RBS yang beralamat di Jalan Gedongan, Jakarta. Iroh dikabarkan menderita penyakit paru-paru.
Mendengar kabar itu, sontak saja pihak keluarga korban kaget dan berusaha mencari tahu kebenaran informasi tersebut. Sebab, selama ini Iroh tidak memiliki riwayat penyakit paru-paru.
”Kita langsung menanyakan ke kantor PJTKI di Jakarta guna memastikan dan benar Iroh sudah meninggal. Penyebabnya jatuh dari lantai tiga sehingga tulang dadanya patah dan mengenai paru-paru. Pihak PJTKI sendiri tidak memberi tahu penyebab jatuhnya Iroh dari lantai tiga,”kata Yani.
Akibat peristiwa itu, kata dia, pihak PJTKI tidak memberi jaminan untuk memulangkan jenazah yang sudah tertahan enam bulan. Bahkan, PJTKI terkesan lepas tanggung jawab atas nasib yang menimpa saudaranya itu.
”Harapan satu-satunya adalah pemerintah setempat agar bisa membantu pemulangan jenazah,” katanya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengaku,belum mendengar adanya kasus jenazah TKW tertahan. Tapi, dia berjanji secepatnya bakal meminta Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial menangani masalah tersebut. ”Kita akan bantu pemulangannya,” tegas Dedi melalui pesan pendeknya.
()