Cuaca buruk ganggu pelayaran
A
A
A
Sindonews.com - Kondisi cuaca yang tidak bersahabat belakangan ini ternyata ikut berpengaruh terhadap produksi bongkar muat kontainer di Terminal Peti Kemas Semarang (TPKS).
Hingga pekan kedua Januari terjadi penurunan bongkar muat kontainer tersebut belum begitu terasa. Namun, beberapa bulan ke depan dipastikan penurunan bongkar muat kontainer akan nyata terlihat.
Seperti yang disampaikan oleh Manajer Operasi TPKS Iskandar Zulkarnain kemarin. Menurut dia, produksi bongkar muat kontainer di TPKS pada triwulan I 2012 diprediksi akan mengalami penurunan. Ini menyusul cuaca buruk yang mengganggu pelayaran dan menghambat aktivitas bongkar muat.
”Pengaruh cuaca biasanya membuat banyak kapal yang omit. Kita tahu di sekitar Lautan Pasifik dan China Selatan banyak taifun sehingga kapal cenderung berpikir dua kali (untuk berlayar). Mungkin Januari (produksi bongkar muat) turun,” ungkapnya, kemarin.
Meski begitu, hingga kini belum ada satu pun pembatalan dari 48 ships callyang berencana sandar pada Januari. Selain gangguan pelayaran, cuaca yang diperkirakan memburuk pada Februari dan Maret juga akan berpengaruh terhadap aktivitas bongkar muat di TPKS.
”Kalau cuaca ekstrem dan kecepatan angin tinggi, kami tidak berani melakukan bongkar muat,” katanya.
Produksi bongkar muat pada awal tahun ini diperkirakan anjlok dari produksi ratarata 23.000–24.000 boks per bulan. Hal ini karena banyak kapal yang membatalkan kedatangan.
Meski demikian, produksi bongkar muat Januari ini diharapkan terjaga di level 25.000 boks atau sedikit di bawah realisasi Desember 2011 sebanyak 26.704 boks atau setara 43.136 twenty foot equivalent units(TEU’s).
PT Pelindo III saat ini telah mengeruk Dermaga Samudera hingga kedalaman minus 9,5 meter low water spring(MLWS). Dan pada akhir Januari ini kedalaman kolam bertambah menjadi minus 10 MLWS sehingga bisa dimasuki kapal-kapal bertonase besar.
”Dengan kedalaman minus 9,5, kapalkapal bisa full draft dari yang tadinya hanya bisa membawa muatan 80% dari kapasitas, sekarang bisa full capacity. Mudah-mudahan kedalaman ini bisa bertahan sampai dua tahun mendatang,”paparnya.
Dengan alur yang lebih dalam pula,TPKS pada 2012 optimistis mampu meningkatkan produksi bongkar muat hingga 4% dari realisasi 2011 sebanyak 265.478boksatau427.468 TEU’s. Target moderat juga berlaku untuk pendapatan TPKS yang pada tahun ini dipatok meningkat 4% dari pendapatan tahun lalu sebesar Rp363 miliar.
Sementara itu, Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Kota Semarang Eddy Raharto berharap pengerukan kolam hingga minus 10 MLWS juga dibarengi dengan upaya perawatan.
Sehingga TPKS bisa tetap menjaga Service Level Guarantee (SLG) yang disepakati kedua belah pihak. ”Kalau bisa, itu di-maintenance karena pendangkalan di dermaga TPKS cepat sekali. Kami menyambut baik PT Pelindo III dan TPKS yang mau berupaya lebih karena sesuai SLG yang kami sepakati,minus 9 saja sudah cukup,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, dengan kolam dermaga sedalam itu,kapal yang memuat kontainer hingga 2.000 TEU’s bisa masuk ke TPKS dari awalnya hanya 1.200 TEU’s.
Hingga pekan kedua Januari terjadi penurunan bongkar muat kontainer tersebut belum begitu terasa. Namun, beberapa bulan ke depan dipastikan penurunan bongkar muat kontainer akan nyata terlihat.
Seperti yang disampaikan oleh Manajer Operasi TPKS Iskandar Zulkarnain kemarin. Menurut dia, produksi bongkar muat kontainer di TPKS pada triwulan I 2012 diprediksi akan mengalami penurunan. Ini menyusul cuaca buruk yang mengganggu pelayaran dan menghambat aktivitas bongkar muat.
”Pengaruh cuaca biasanya membuat banyak kapal yang omit. Kita tahu di sekitar Lautan Pasifik dan China Selatan banyak taifun sehingga kapal cenderung berpikir dua kali (untuk berlayar). Mungkin Januari (produksi bongkar muat) turun,” ungkapnya, kemarin.
Meski begitu, hingga kini belum ada satu pun pembatalan dari 48 ships callyang berencana sandar pada Januari. Selain gangguan pelayaran, cuaca yang diperkirakan memburuk pada Februari dan Maret juga akan berpengaruh terhadap aktivitas bongkar muat di TPKS.
”Kalau cuaca ekstrem dan kecepatan angin tinggi, kami tidak berani melakukan bongkar muat,” katanya.
Produksi bongkar muat pada awal tahun ini diperkirakan anjlok dari produksi ratarata 23.000–24.000 boks per bulan. Hal ini karena banyak kapal yang membatalkan kedatangan.
Meski demikian, produksi bongkar muat Januari ini diharapkan terjaga di level 25.000 boks atau sedikit di bawah realisasi Desember 2011 sebanyak 26.704 boks atau setara 43.136 twenty foot equivalent units(TEU’s).
PT Pelindo III saat ini telah mengeruk Dermaga Samudera hingga kedalaman minus 9,5 meter low water spring(MLWS). Dan pada akhir Januari ini kedalaman kolam bertambah menjadi minus 10 MLWS sehingga bisa dimasuki kapal-kapal bertonase besar.
”Dengan kedalaman minus 9,5, kapalkapal bisa full draft dari yang tadinya hanya bisa membawa muatan 80% dari kapasitas, sekarang bisa full capacity. Mudah-mudahan kedalaman ini bisa bertahan sampai dua tahun mendatang,”paparnya.
Dengan alur yang lebih dalam pula,TPKS pada 2012 optimistis mampu meningkatkan produksi bongkar muat hingga 4% dari realisasi 2011 sebanyak 265.478boksatau427.468 TEU’s. Target moderat juga berlaku untuk pendapatan TPKS yang pada tahun ini dipatok meningkat 4% dari pendapatan tahun lalu sebesar Rp363 miliar.
Sementara itu, Ketua DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Kota Semarang Eddy Raharto berharap pengerukan kolam hingga minus 10 MLWS juga dibarengi dengan upaya perawatan.
Sehingga TPKS bisa tetap menjaga Service Level Guarantee (SLG) yang disepakati kedua belah pihak. ”Kalau bisa, itu di-maintenance karena pendangkalan di dermaga TPKS cepat sekali. Kami menyambut baik PT Pelindo III dan TPKS yang mau berupaya lebih karena sesuai SLG yang kami sepakati,minus 9 saja sudah cukup,” katanya.
Lebih lanjut dikatakan, dengan kolam dermaga sedalam itu,kapal yang memuat kontainer hingga 2.000 TEU’s bisa masuk ke TPKS dari awalnya hanya 1.200 TEU’s.
()