Oknum TNI fasilitasi kapal pengangkut imigran

Jum'at, 23 Desember 2011 - 14:54 WIB
Oknum TNI fasilitasi kapal pengangkut imigran
Oknum TNI fasilitasi kapal pengangkut imigran
A A A
Sindonews.com - Penyelundupkan imigran gelap ke Australia yang kapalnya tenggelam di Perairan Trenggalek, Jawa Timur, diduga kuat melibatkan oknum tentara.

Dalam musibah tersebut, jumlah imigran gelap yang terdata sebanyak 215 orang, 95 orang di antaranya meninggal dunia, 45 orang selamat, dan 60 orang hilang.

Menurut Kadiv Humas Mabes Polri Saud Usman Nasution, kapal yang mengangkut imigran asal Timur Tengah itu ilegal. Untuk mengusut keterlibatan oknum TNI, Mabes Polri sudah mengirim tim penyidik. Dari hasil pemeriksaan, polisi menetapkan empat tersangka.

Saud menjelaskan, hingga saat ini sudah empat tersangka dalam kasus tengelamnya KM Haccu. Dua orang sebagai pemilik kapal, dan dua orang lainnya adalah anak buah kapal (ABK). "Pertama, BS dan N, selaku pemilik kapal, serta ABK berinisial R dan RS," ungkap Usman, di Mabes Polri, Jumat (23/12/2011).

Dari keterangan tersangka dan para saksi yang diperiksa, sambung Usman, ada 4 orang oknum TNI yang memfasilitasi imigran gelap tersebut. "Mereka melakukannya dengan cara memberikan arahan serta petunjuk perjalanan dan sampai naik ke kapal. Jika oknum TNI terbukti, kami akan menyerahkannya ke Datasemen Polisi Militer (Denpom) Jawa Timur. Hari ini masih dalam pengembangan POM," tuturnya.

Para oknum TNI yang disinyalir menjadi tersangka antara lain Peltu SU, Praka Ka, dan Praka Kh. Tersangka lainnya merupakan PNS yang bekerja di Koramil Besuki, tempat ketiga oknum bekerja berinisial BS. Saat ini ke empat orang tersebut dikirim ke Denpom V/1 Madiun untuk diperiksa secara militer.

Usman menjelaskan, para imigran gelap umumnya bermukim dari Jakarta dan sekitarnya, serta di kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat. Pada 16 Desember 2011, mereka dilaporkan berkumpul di daerah Mampang, Jakarta Selatan dan berada di pull bus.

"Mereka berangkat dari Jakarta dengan menggunakan 4 bus di bawa ke Jawa Timur selama 20 jam. Sampai di pantai dinaikkan ke perahu kecil, di tengah laut sudah ada kapal yang menunggu mereka. Baru beberapa jam berangkat ada ombak besar dan cuaca tak bersahabat, maka terjadilah peristiwa tenggelamnya kapal tersebut," jelasnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4987 seconds (0.1#10.140)