Mahasiswa ITS Ciptakan Mainan Unik untuk Anak Tunanetra
A
A
A
SURABAYA - Seorang mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) Surabaya mampu menciptakan mainan unik untuk anak penyandang tunanetra. Mainan yang disebut BaaDaaBoo ini menggabungkan beberapa permainan yang dibungkus menjadi lebih segar.
Fikria Nur Baiti (Betty), wisudawan S1 Departemen Desain Produk Industri ITS ini menuturkan, biasanya permainan yang sering ditemui langsung terfokus pada pembelajaran huruf braille atau sejenis sistem tulisan sentuh yang diperuntukkan untuk penyandang tunanetra. "Masih jarang terdapat mainan khusus, utamanya untuk menunjang gerak aktif anak (tunanetra)," kata Betty, Kamis (12/3/2020). (Baca juga: Keren, Anak dan Ibu Bisa Bareng Raih Gelar Doktor di ITS)
Gadis asal Gresik ini melanjutkan, permainan yang dia buat ditargetkan untuk anak yang masih dalam usia bermain. "Karena untuk usia 4 hingga 6 tahun, mainan dibuat lebih fokus untuk pembelajaran tekstur dan orientasi mobilitas atau bergerak berpindah-pindah dengan arah tertentu," ucapnya.
Betty menambahkan, latihan terhadap kemampuan motorik dan konsep arah pada anak juga didapat sekaligus saat bermain mainan buatannya. Ukuran dari mainan ini cukup besar. Jika mainan dirangkai secara keseluruhan, ukurannya mencapai 2 x 2 meter. "Mainan ini dibuat dalam bentuk puzzle, sehingga dapat diubah-ubah konfigurasi bentuknya," jelasnya.
Lintasan mainan dapat diubah sesuka hati, bisa berbentuk lurus, belok, dan berbagai kelok. Lintasan mainan yang dirancangnya tersebut timbul sebagai petunjuk arah. Sepanjang lintasan juga ada potongan berbagai bentuk puzzle dan alasnya, sehingga anak bisa bermain puzzle dengan mencocokkan bentuknya," paparnya.
Dia menambahkan, puzzle tersedia dalam berbagai bentuk geometris. Ada bentuk segitiga, lingkaran, kotak, dan segilima yang dibuat dengan variasi tekstur halus dan kasar. Selain itu, terdapat suara lagu tentang bentuk geometris yang dapat diputar saat bermain.
"Jadi ada lintasan yang bisa diikuti anak sambil bermain puzzle agar lebih menyenangkan dan tidak membosankan," ungkapnya. Dengan satu permainan, menurut Betty, manfaat yang didapat oleh anak cukup banyak. Antara lain dapat melatih kepekaan terhadap indera peraba, melatih konsep arah dengan berkonsentrasi saat berjalan mengikuti lintasan, dan juga orientasi mobilitas.
Terlebih lagi, mainan ini aman digunakan penyandang tunanetra dengan menggunakan bahan dari karet EVA atau biasa kita ketahui dengan nama spons. "Mainan ini sudah pernah dicoba oleh anak penyandang tunanetra di SLB (Sekolah Luar Biasa) di Surabaya dan Gresik, mereka pun senang bermain puzzle geometris dan menyukai suara dari mainannya," tambahnya.
Fikria Nur Baiti (Betty), wisudawan S1 Departemen Desain Produk Industri ITS ini menuturkan, biasanya permainan yang sering ditemui langsung terfokus pada pembelajaran huruf braille atau sejenis sistem tulisan sentuh yang diperuntukkan untuk penyandang tunanetra. "Masih jarang terdapat mainan khusus, utamanya untuk menunjang gerak aktif anak (tunanetra)," kata Betty, Kamis (12/3/2020). (Baca juga: Keren, Anak dan Ibu Bisa Bareng Raih Gelar Doktor di ITS)
Gadis asal Gresik ini melanjutkan, permainan yang dia buat ditargetkan untuk anak yang masih dalam usia bermain. "Karena untuk usia 4 hingga 6 tahun, mainan dibuat lebih fokus untuk pembelajaran tekstur dan orientasi mobilitas atau bergerak berpindah-pindah dengan arah tertentu," ucapnya.
Betty menambahkan, latihan terhadap kemampuan motorik dan konsep arah pada anak juga didapat sekaligus saat bermain mainan buatannya. Ukuran dari mainan ini cukup besar. Jika mainan dirangkai secara keseluruhan, ukurannya mencapai 2 x 2 meter. "Mainan ini dibuat dalam bentuk puzzle, sehingga dapat diubah-ubah konfigurasi bentuknya," jelasnya.
Lintasan mainan dapat diubah sesuka hati, bisa berbentuk lurus, belok, dan berbagai kelok. Lintasan mainan yang dirancangnya tersebut timbul sebagai petunjuk arah. Sepanjang lintasan juga ada potongan berbagai bentuk puzzle dan alasnya, sehingga anak bisa bermain puzzle dengan mencocokkan bentuknya," paparnya.
Dia menambahkan, puzzle tersedia dalam berbagai bentuk geometris. Ada bentuk segitiga, lingkaran, kotak, dan segilima yang dibuat dengan variasi tekstur halus dan kasar. Selain itu, terdapat suara lagu tentang bentuk geometris yang dapat diputar saat bermain.
"Jadi ada lintasan yang bisa diikuti anak sambil bermain puzzle agar lebih menyenangkan dan tidak membosankan," ungkapnya. Dengan satu permainan, menurut Betty, manfaat yang didapat oleh anak cukup banyak. Antara lain dapat melatih kepekaan terhadap indera peraba, melatih konsep arah dengan berkonsentrasi saat berjalan mengikuti lintasan, dan juga orientasi mobilitas.
Terlebih lagi, mainan ini aman digunakan penyandang tunanetra dengan menggunakan bahan dari karet EVA atau biasa kita ketahui dengan nama spons. "Mainan ini sudah pernah dicoba oleh anak penyandang tunanetra di SLB (Sekolah Luar Biasa) di Surabaya dan Gresik, mereka pun senang bermain puzzle geometris dan menyukai suara dari mainannya," tambahnya.
(shf)