Bupati Dogiyai Papua Minta Maaf Terkait Pengeroyokan Sopir Truk

Jum'at, 28 Februari 2020 - 13:07 WIB
Bupati Dogiyai Papua Minta Maaf Terkait Pengeroyokan Sopir Truk
Bupati Dogiyai Papua Minta Maaf Terkait Pengeroyokan Sopir Truk
A A A
JAYAPURA - Bupati Kabupaten Dogiyai Yakobus Dumupa mewakili warga masyarakat Dogiyai menyampaikan duka mendalam dan permohonan maaf atas kasus pengroyokan yang mengakibatkan Yus Yunus (25) sopir truk Nabire-Dogiyai tewas.

Pernyataan maaf dan duka mendalam atas meninggalnya Yus Yunus ini, disampaikan langsung oleh Bupati dalam siaran pers yang diterima media ini Jumat (28/2/2020) siang.

"Pemerintah Kabupaten Dogiyai atas nama para pelaku penyeroyokan dan pembunuhan serta seluruh masyarakat Kabupaten Dogiyai menyampaikan turut berduka cita dan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada pihak korban almarhum Yus Yunus dan keluarganya. Dan kepada seluruh warga Polewali Mandar dan warga Sulawesi yang berada di Polewali Mandar, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Nabire dan dimanapun berada," kata Yakobus Dumupa.

Dikatakan, pihaknya dengan tulus berdoa semoga arwahnya diterima oleh ALLAH, Tuhan Yang Maha Kuasa dan keluarga yang ditinggalkannya diberi penghiburan dan kekuatan untuk menjalani hidup ini. Termasuk korban pengendara sepeda motor Demianus Mote yang turut dalam kecelakaan akibat hewan Babi di TKP.

"Kami berharap semoga permohonan maaf kami dari lubuk hati yang terdalam ini dapat diterima, dan kami juga ucapkan turut berduka cita yang mendalam atas meniggalnya almarhum Demianus Mote, semoga Tuhan menerima arwah almarhum, dan keluarga diberikan penghiburan dan kekuatan untuk me jalani hidup," ucapnya lagi.

Bupati dalam rilis tersebut juga mengklarifikasi soal pengroyokan hingga Yus Yunus meninggal dunia dan dikaitkan dengan upaya balas dendam dengan kematian Babi.

"Karena para pelaku yang melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap Yus Yunus tidak mempersoalkan kematian babi. Tetapi hal ini karena tersulut emosi melihat kematian Demianus Mote yang dicurigai ditabrak oleh truk. Sehingga diharapkan untuk tidak mengembangkan dan menyebarluarkan isu seolah-olah nyawa babi dibalas dengan nyawa manusia. Sekali lagi saya pertegas bahwa ini tidak bena," tegas Bupati.

Lanjutnya, beberapa pihak mempunyai pemahaman dan kronologis yang berbeda-beda mengenai masalah ini, dan perbedaan itu menyebabkan tanggapan yang berbeda-beda pula. Untuk itu, agar masalah tidak menjadi simpang siur dan agar menjadi terang-benderang sesuai dengan kejadian yang sesungguhnya.

"Maka kami mempercayakan pihak berwajib (Kepolisian) untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah ini. Dan diharapkan hasil penyelidikan secara baik dan benar itulah yang perlu dipercayai," katanya.

Pemerintah Kabupaten Dogiyai tidak mengharapkan masalah ini membesar, meluas dan menyimpang dari kejadian yang sebenarnya. Perlu dipahami bersama bahwa masalah ini tidak ada kaitan dengan kepentingan politik, rasisme, agama, suku, kepulauan dan lainnya.

"Ini bukan masalah antara orang Dogiyai dengan orang Polewali Mandar atau masalah antara orang Papua dan orang non-Papua. Masalah ini murni kecelakaan lalu lintas dan kriminal. Karena itu dimohon untuk tidak mengaitkan masalah kecelakaan lalu lintas dan kriminal ini dengan masalah politik, rasisme, agama, suku, kepulauan, dan lainnya," tegasnya.

Pihaknya juga memohon semua pihak, terutama pihak korban dan pelaku untuk menahan diri, dan tidak melakukan aksi balas dendam. Semua masalah terkait ini harus melalui proses hukum.

"Pemerintah Kabupaten Dogiyai mendukung seluruh proses penyelidikan terhadap masalah ini, yang sedang dilakukan oleh pihak berwajib (Polsek Kamu, Polres Nabire dan Polda Papua). Diharapkan kepada semua pihak juga untuk mendukung proses hukum ini," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6422 seconds (0.1#10.140)