Ijazah dan KTP Beda Jadi Petunjuk Tertangkapnya Joki CPNS di Makassar

Kamis, 27 Februari 2020 - 17:30 WIB
Ijazah dan KTP Beda Jadi Petunjuk Tertangkapnya Joki CPNS di Makassar
Ijazah dan KTP Beda Jadi Petunjuk Tertangkapnya Joki CPNS di Makassar
A A A
MAKASSAR - Nia Ahmad (24) berurusan dengan kepolisian lantaran diduga mengantikan seorang peserta tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) Pemerintah Kota Makassar atau jadi joki. Dia ketahuan oleh panitia seleksi setelah memeriksa kartu identitasnya.

Kasubag Humas Polrestabes Makassar Kompol Supriady Idrus menerangkan, wanita asal Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan (Sulses), itu diamankan Tim Jatanras Polrestabes Makassar di Gedung Olahraga Universitas Hasanuddin Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Rabu (26/2/2020) sekira pukul 13.00 WITA.

"Iya, ada sekarang diperiksa Jatanras, kemarin tertangkapnya. Dia dicurigai pengawas anggota Polri yang berjaga, karena diperiksa KTP-nya ada yang ganjal. Tapi, panitia pelaksana membiarkan dia ikut tes dulu," kata Supriady kepada SINDOnews, Kamis (27/2/2020).

Dia menceritakan, awalnya Nia yang masuk di ruang ujian sekitar pukul 10.00 WITA membawa KTP bernama Rusni (21) dengan alamat asal Kabupaten Sidrap.

Setelah mengikuti ujian, pengawas akhirnya kembali memanggil Nia dan memeriksa keseluruhan kelengkapan berkas administrasi yang dibawanya. Kecurigaan petugas bahwa Nia merupakan Joki terbukti, setelah ijazah atas nama Rusni berbeda dengan foto KTP yang awalnya perlihatkan kepada petugas.

"Baru wanita ini mengaku kalau KTP nya dipalsukan dengan cara discan. Peserta aslinya itu Rusni diganti dengan foto Nia. Foto pada surat tanda registrasi bidan (STR) juga berbeda. Iya inikan tes untuk formasi Pelaksana atau keterampilan bidan, Pemkot Makassar," jelas Supriady.

Di tempat terpisah, Kasubnit 1 Unit V Jatanras Ipda Bintang Cahya Sakti mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara wanita tamatan SMA ini menggantikan seseorang yang masih berhubungan keluarga dengannya.

"Sementara kita periksa di sini (Jatanras). Modusnya menggantikan orang ngakunya saudara jauhnya yang digantikan. KTP-nya atas nama pendaftar, tapi fotonya di rubah jadi fotonya dia (Nia) waktu dia mau masuk ujian kan diperiksa sama panitia," ujarnya.

Bintang menjelaskan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan mendalam adanya keterlibatan oknum lain. Dari hasil interogasi awal, Nia menjadi joki karena dibujuk oleh temannya berinisial AS pada November tahun 2019 lalu.

AS kemudian memerintahkan inisial OJ untuk memalsukan KTP peserta bernama Risna. OJ juga membantu Nia mendaftarkan secara online untuk tes CPNS.

"Itu (pelaku lainnya) masih kita kembangkan habis ini. Inikan masih tangkap tangan dari panitianya. Sore ini panitianya mau bikin LP (laporan polisi) biar jadi dasar buat kami. Baru kita kembangkan lagi yang bikin KTP, orang yang minta tolong dianya jadi joki, terus peserta pengganti nya. Semuanya orang Sidrap," tukasnya.

Kepada polisi, Nia mengaku tak menerima upah sedikitpun. "Pengakuanya tidak dibayar, sukarela, karena bantu saudara jauhnya. Tapi nanti masih kita kembangkan lagi, pasti hasilnya beda lagi," pungkasnya.

Hasil tes CPNS Nia sangat baik, bahkan jauh di atas rata-rata seperti nilai tes karakter pribadi (TKP) dengan skor 158 dari standar 126.

Lalu tes intelegensi umum, Nia memperoleh nilai 135 dari standar 80 dan nilai tes wawasan kebangsaan (TWK) mendapatkan skor 115 dari standar 65. Total poin yang dikumpulkan Nia berjumlah 408 dan dinyatakan lulus tes.

"Dia (Nia) ini orang pintar. Waktu itu, panitia sudah tahu kalau KTP palsu, tapi dibiarkan dulu ikut ujian pengen dilihat hasilnya. Pas selesai, nilainya bagus-bagus," tandas Bintang.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.8471 seconds (0.1#10.140)