Tudingan Geng Solo Dalam Rotasi Kapolda Metro Jaya Dinilai Berlebihan

Selasa, 24 Desember 2019 - 15:37 WIB
Tudingan Geng Solo Dalam...
Tudingan Geng Solo Dalam Rotasi Kapolda Metro Jaya Dinilai Berlebihan
A A A
JAKARTA - Adanya tudingan bahwa penunjukan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono sebagai Wakapolri dan Irjen Nana Sudjana menjadi Kapolda Metro Jaya yang baru, untuk memperkuat Geng Solo, diniali sangat berlebihan. Sebab keduanya dinilai tepat menempati posisi baru tersebut.

“Kami melihat tudingan pihak lain ada Geng Solo dalam penempatan Polri sangat tidak rasional. Kami yakin sekali, sejak dahulu Presiden tidak pernah pernah mencampuri internal Polri,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Dr Edi Hasibuan, di Jakarta, Selasa (24/12/2019).

Hasil penelitian pihaknya menyebutkan Polri sudah melakukan penempatan jabatan sesuai mekanisme yang ada. Hasil itu merupakan keputusan Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) yang diketuai Wakapolri. Mereka yang mendapat promosi jabatan karena memang berprestasi dan penempatan itu sesuai dengan kompetensinya. Irjen Nana misalnya, dia diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya karena memang dibutuhkan di Ibu Kota untuk memperkuat intelijen. Sebab Jakarta saat ini butuh intelijen yang andal.

Pakar hukum kepolisian Universitas Bhayangjara Jakarta ini melihat, sekarang bukan zamannya lagi ada geng-gengan atau kelompok-kelompokan. Semua mekanisme penempatan sudah ada aturannya, transparan, dan mereka ditempatkan sesusi kompetensinya. (Baca juga: Kapolda Metro Jaya Ditunjuk Jadi Wakapolri)

"Kami mendukung Kapolri yang berkomitmen siapa yang mampu dan mau kerja keras akan mrndapatkan promosi yang bagus. Kami yakin sepenuhnya masalah mutasi merupakan kewenangan Kapolri. Seperti penujukan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot sebagai Wakapolri dan Irjen Nana menjadi Kapolda Metro Jaya yang baru, menurut kami banyak diapresiasi publik. Bahkan Mutasi Kapolri ini dinilai banyak pihak tepat, karena keduanya dinilai berprestasi,” tukasnya.

Mantan Komisioner Kompolnas ini menilai kinerja Gatot Eddy selama ini cukup bagus. Selama menjabat Kapolda Metro Jaya, situasi Jakarta relatif kondusif. Berbagai ancaman gangguan keamanan yang terjadi saat Pilpres dan Pelantikan Presiden berhasil ditangani dengan baik oleh Gatot. “Jakarta alhamdulilah tetap kondusif. Begitu juga dengan prestasi, Gatot memiliki segudang prestasi dan banyak diapresiasi masyarakat,” tukasnya.

Sedangkan Irjen Nana Sudjana yang mendapat promosi sebagai Kapolda Metro Jaya, dinilai Edi tak lepas dari keberhasilan Nana mengamankan Nusa Tenggara Barat (NTB). Sejak menjabat Kapolda NTB, situasi kamtibmas di daerah itu begitu kondusif. Selama ini, Nana juga dikenal dekat dengan ulama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Catatan Lemkapi, tambah doktor ilmu hukim ini, Nana pernah mendapat penganugerahan gelar adat "Pemban Wire Jagad Aji Bathare" oleh Ketua Adat Sembalun karena dinilai berperan besar menjaga lingkungan dan budaya di daerah setempat.

“Kapolda Nana di sana sangat memasyarakat. Kapolda Nana juga memberikan perhatian yang besar terhadap warga Papua di daerahnya . Terakhir Kapolda menggagas acara Live for Papua From West Nusa Tenggara di Lombok beberapa bulan lalu. Karenanya, kami mendukung keputusan Kapolri untuk rotasi ini. Begitun juga dengan Wakapolda Jateng, dia ditempatkan di sana karena sangat memahami wilayah Jateng,” pungkasnya.
(thm)
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4670 seconds (0.1#10.24)