Wali Kota Jambi Syarif Fasha Dianugerahi Bintang Astha Hannas
A
A
A
SUBANG - Wali Kota Syarif Fasha dianugerahi penghargaan bergengsi atas jasa dan kiprahnya sebagai kepala daerah yang tidak hanya membangun rona fisik kota, namun juga sukses membangun kapasitas ASN yang dipimpinnya.
Wali Kota dengan jargon Kota Jambi Terkini itu dianugerahi Penghargaan Kehormatan Bintang Astha Hannas (Revolusi Mental) oleh Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia (PKBI) Astha Hannas.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangkaian upacara penutupan Pendidikan dan Pelatihan Revolusi Mental dalam rangka peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup Pemerintah Kota Jambi yang berlangsung di Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia Astha Hannas, Binong, Subang, Jawa Barat, Jumat (25/10/2019).
Yang paling membanggakan Wali Kota Jambi merupakan wali kota pertama di Indonesia yang menerima penghargaan itu. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia Prof. Ermaya Suradinata.
Upacara penganugerahan dilakukan dengan prosesi tradisi Pedang Pora. Wali Kota Syarif Fasha dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya atas penghargaan tersebut.
"Ini suatu bentuk perhatian kepada kami, selaku kepala daerah yang selama ini berkomitmen mengubah mindset ASN melalui proses revolusi mental ini. Semoga selama di kampus ini dan setelah mengikuti pendidikan revolusi mental akan ada perubahan mindset ASN agar menjadi lebih baik lagi dalam melayani masyarakat di Kota Jambi," ujar Wali Kota Fasha dalam sambutannya.
Menurut Wali Kota Syarif Fasha, revolusi mental sebagai bagian penting yang sangat mendasar dalam upaya membawa bangsa Indonesia menjadi negara yang memiliki karakter kuat, jujur dan beretos kerja tinggi.
"Revolusi mental pada hakikatnya merupakan upaya merubah pola pikir, sikap dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemaslahatan umum. Semoga dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan ini akan menambah semangat, meningkatkan etos kerja serta disiplin, dan harus menyadari bahwa kita adalah Abdi Negara dan kita adalah pelayan masyarakat,” ujar Fasha.
Komitmen tinggi
Prof Ermaya Suradinata mengatakan, Bintang Astha Hannas adalah penghargaan tertinggi yang dianugerahkan oleh kampusnya kepada tokoh yang memiliki komitmen tinggi dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.
"Bintang Astha Hannas adalah penghargaan tertinggi bagi warga negara yang kebetulan adalah pejabat negara, yang mengabdi kepada bangsa lebih didahulukan daripada kepentingan golongan. Penghargaan Bintang Astha Hannas adalah bintang yang tertinggi di lembaga pendidikan ini," ujar Prof. Ermaya.
Ermaya menjelaskan bahwa diklat Revolusi Mental tersebut merupakan wadah untuk membentuk karakter ASN yang memiliki kualitas dan kapasitas sebagai abdi negara yang berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat.
"Wali Kota tadi menyatakan bahwa mereka yang telah ikut pendidikan di kampus ini ternyata mengalami suatu proses perubahan. Perubahan itu di mana menumbuhkan inovasi-inovasi baru, sehingga output-nya itu akan lahir kinerja yang melebihi dari pada program yang harusnya dicapai. Oleh karena itu, inovasi itu menjadi program kerja unggulan bagi aparatur sipil negara yang selama ini lebih pada rutinisme," jelas Prof. Ermaya.
ASN yang mengikuti Diklat revolusi mental diberi motivasi oleh para ahli, bagaimana cara kerja untuk mengembangkan inovasi, yang lahir dari kesadaran dalam diri ASN masing-masing.
"Inovasi bukan lahir karena terpaksa tetapi justru karena kesadaran yang menunjukkan loyalitas kepada negara. Inilah wujud revolusi mental membangun manusia baru yang diwujudkan dalam bentuk sikap perilaku kinerja," pungkas Mantan Rektor IPDN itu.
Diklat yang merupakan salah satu prioritas utama Wali Kota Jambi dalam membentuk ASN Pemkot Jambi itu, diikuti sebanyak 65 orang ASN Pemkot Jambi dari unsur pejabat eselon 2, 3, dan 4. Bahkan Wakil Wali Kota dan Sekda Kota Jambi pun turut menjadi peserta diklat tersebut.
Sebelumnya Pemkot Jambi juga telah sukses mengirimkan ASN dari unsur camat dan lurah mengikuti Diklat Revolusi Mental angkatan pertama dan kedua pada tahun 2017 lalu, dengan total saat ini sebanyak 197 ASN Pemkot Jambi telah mengikuti diklat tersebut.
Pemerintah Kota Jambi memang terus berkomitmen meningkatkan performa aparaturnya agar memiliki karakter kuat, jujur dan beretos kerja tinggi, yang selalu mengedepankan komitmen pelayanan publik yang profesional.
Mengadopsi sistem pendidikan dan pelatihan ala militer. Para peserta diajak memasuki kawahcandradimuka pembentukan karakter kebangsaan melalui konsep Revolusi Mental. Dilatih oleh instruktur yang berasal dari TNI-Polri, para peserta benar-benar dibentuk dan digembleng sikap kedisiplinan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta semangat melayani sebagai abdi negara.
Diklat tersebut telah membuahkan hasil menggembirakan, yaitu berdampak pada meningkatnya kapasitas ASN khususnya pada pelayanan masyarakat di tingkat kecamatan dan kelurahan, maupun di masing-masing OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
Prosesi penutupan Diklat ditandai dengan prosesi penyematan pin brevet Revolusi Mental kepada para peserta sebagai tanda lulus Diklat Revolusi Mental dan penyerahan kembali secara resmi peserta Diklat dari Prof. Ermaya Suryadinata atas nama Lemdiklat PKBI Astha Hannas kepada Wali Kota Jambi Syarif Fasha.
Hadir pada penutupan Diklat Revolusi Mental Kepala Lemdiklat PKBI Irjen Pol. Drs. Mudji Santoso dan jajaran pengurus Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia.
Wali Kota dengan jargon Kota Jambi Terkini itu dianugerahi Penghargaan Kehormatan Bintang Astha Hannas (Revolusi Mental) oleh Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia (PKBI) Astha Hannas.
Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangkaian upacara penutupan Pendidikan dan Pelatihan Revolusi Mental dalam rangka peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dilingkup Pemerintah Kota Jambi yang berlangsung di Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia Astha Hannas, Binong, Subang, Jawa Barat, Jumat (25/10/2019).
Yang paling membanggakan Wali Kota Jambi merupakan wali kota pertama di Indonesia yang menerima penghargaan itu. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Dewan Pembina Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia Prof. Ermaya Suradinata.
Upacara penganugerahan dilakukan dengan prosesi tradisi Pedang Pora. Wali Kota Syarif Fasha dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya atas penghargaan tersebut.
"Ini suatu bentuk perhatian kepada kami, selaku kepala daerah yang selama ini berkomitmen mengubah mindset ASN melalui proses revolusi mental ini. Semoga selama di kampus ini dan setelah mengikuti pendidikan revolusi mental akan ada perubahan mindset ASN agar menjadi lebih baik lagi dalam melayani masyarakat di Kota Jambi," ujar Wali Kota Fasha dalam sambutannya.
Menurut Wali Kota Syarif Fasha, revolusi mental sebagai bagian penting yang sangat mendasar dalam upaya membawa bangsa Indonesia menjadi negara yang memiliki karakter kuat, jujur dan beretos kerja tinggi.
"Revolusi mental pada hakikatnya merupakan upaya merubah pola pikir, sikap dan perilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemaslahatan umum. Semoga dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan ini akan menambah semangat, meningkatkan etos kerja serta disiplin, dan harus menyadari bahwa kita adalah Abdi Negara dan kita adalah pelayan masyarakat,” ujar Fasha.
Komitmen tinggi
Prof Ermaya Suradinata mengatakan, Bintang Astha Hannas adalah penghargaan tertinggi yang dianugerahkan oleh kampusnya kepada tokoh yang memiliki komitmen tinggi dalam pengabdian kepada bangsa dan negara.
"Bintang Astha Hannas adalah penghargaan tertinggi bagi warga negara yang kebetulan adalah pejabat negara, yang mengabdi kepada bangsa lebih didahulukan daripada kepentingan golongan. Penghargaan Bintang Astha Hannas adalah bintang yang tertinggi di lembaga pendidikan ini," ujar Prof. Ermaya.
Ermaya menjelaskan bahwa diklat Revolusi Mental tersebut merupakan wadah untuk membentuk karakter ASN yang memiliki kualitas dan kapasitas sebagai abdi negara yang berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat.
"Wali Kota tadi menyatakan bahwa mereka yang telah ikut pendidikan di kampus ini ternyata mengalami suatu proses perubahan. Perubahan itu di mana menumbuhkan inovasi-inovasi baru, sehingga output-nya itu akan lahir kinerja yang melebihi dari pada program yang harusnya dicapai. Oleh karena itu, inovasi itu menjadi program kerja unggulan bagi aparatur sipil negara yang selama ini lebih pada rutinisme," jelas Prof. Ermaya.
ASN yang mengikuti Diklat revolusi mental diberi motivasi oleh para ahli, bagaimana cara kerja untuk mengembangkan inovasi, yang lahir dari kesadaran dalam diri ASN masing-masing.
"Inovasi bukan lahir karena terpaksa tetapi justru karena kesadaran yang menunjukkan loyalitas kepada negara. Inilah wujud revolusi mental membangun manusia baru yang diwujudkan dalam bentuk sikap perilaku kinerja," pungkas Mantan Rektor IPDN itu.
Diklat yang merupakan salah satu prioritas utama Wali Kota Jambi dalam membentuk ASN Pemkot Jambi itu, diikuti sebanyak 65 orang ASN Pemkot Jambi dari unsur pejabat eselon 2, 3, dan 4. Bahkan Wakil Wali Kota dan Sekda Kota Jambi pun turut menjadi peserta diklat tersebut.
Sebelumnya Pemkot Jambi juga telah sukses mengirimkan ASN dari unsur camat dan lurah mengikuti Diklat Revolusi Mental angkatan pertama dan kedua pada tahun 2017 lalu, dengan total saat ini sebanyak 197 ASN Pemkot Jambi telah mengikuti diklat tersebut.
Pemerintah Kota Jambi memang terus berkomitmen meningkatkan performa aparaturnya agar memiliki karakter kuat, jujur dan beretos kerja tinggi, yang selalu mengedepankan komitmen pelayanan publik yang profesional.
Mengadopsi sistem pendidikan dan pelatihan ala militer. Para peserta diajak memasuki kawahcandradimuka pembentukan karakter kebangsaan melalui konsep Revolusi Mental. Dilatih oleh instruktur yang berasal dari TNI-Polri, para peserta benar-benar dibentuk dan digembleng sikap kedisiplinan, rasa kebangsaan dan cinta tanah air, serta semangat melayani sebagai abdi negara.
Diklat tersebut telah membuahkan hasil menggembirakan, yaitu berdampak pada meningkatnya kapasitas ASN khususnya pada pelayanan masyarakat di tingkat kecamatan dan kelurahan, maupun di masing-masing OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
Prosesi penutupan Diklat ditandai dengan prosesi penyematan pin brevet Revolusi Mental kepada para peserta sebagai tanda lulus Diklat Revolusi Mental dan penyerahan kembali secara resmi peserta Diklat dari Prof. Ermaya Suryadinata atas nama Lemdiklat PKBI Astha Hannas kepada Wali Kota Jambi Syarif Fasha.
Hadir pada penutupan Diklat Revolusi Mental Kepala Lemdiklat PKBI Irjen Pol. Drs. Mudji Santoso dan jajaran pengurus Kampus Pembangunan Karakter Bangsa Indonesia.
(akn)