BMKG Minta Warga di Sulawesi Utara Waspadai Ancaman Kekeringan
A
A
A
MANADO - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut) kembali mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis. Pasalnya, saat ini 6 dari 7 zona musim di Sulut berdasarkan analisis hujan update 01 September 2019, Sulut telah memasuki musim kemarau.
Karena itu kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi, BMKG Stasiun Klimatologi Minahasa Utara, Muhammad Candra Buana, diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan tersebut.
Dijelaskan, hasil data hari tanpa hujan (HTH) hingga 01 September 2019 menunjukan beberapa wilayah di Sulawesi Utara mengalami deret hari tanpa hujan berturut–turut lebih dari 21 hari.
"Prakiraan peluang curah hujan menunjukan bahwa beberapa daerah di prakirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20mm/ dasarian), dengan peluang lebih dari 70%," ujarnya.
Oleh sebab itu menurutnya, kondisi di atas memenuhi syarat untuk dikeluarkan peringatan dini. Monitoring HTH menunjukkan secara umum di wilayah Sulawesi Utara mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria menengah (11–20 hari) meliputi Bolaang Mongondow Utara di daerah Pinogaluman, Kabupaten Minahasa di Kecamatan Pineleng, Minahasa Tenggara di Ratatotok, kemudian Kabupaten Talaud di Kecamatan Lirung.
Kemudian ada beberapa wilayah dengan kriteria sangat panjang (31–60 hari) meliputi Kota Bitung khususnya di Kecamatan Aertembaga, Lembeh Timur dan Matuari.
Sedangkan di Kabupaten Bolaang Mongondow di Bolaang dan Dumoga. Kemudian di Bolaang Mongondow Utara Khususnya di Kecamatan Kaidipang, Boltim di Kotabunan dan Mitra di Ratahan.
Selain itu di Minahasa Utara di Kecamatan Likupang Barat dan Likupang Timur serta Kecamatan Wori. Berikutnya Sitaro di Siau Tengah dan Tagulandang. "Sedangkan di Kota Manado meliputi Kecamatan Mapanget, Malalayang dan Bunaken," pungkasnya.
Karena itu kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi, BMKG Stasiun Klimatologi Minahasa Utara, Muhammad Candra Buana, diperlukan kewaspadaan terkait ancaman bencana kekeringan tersebut.
Dijelaskan, hasil data hari tanpa hujan (HTH) hingga 01 September 2019 menunjukan beberapa wilayah di Sulawesi Utara mengalami deret hari tanpa hujan berturut–turut lebih dari 21 hari.
"Prakiraan peluang curah hujan menunjukan bahwa beberapa daerah di prakirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20mm/ dasarian), dengan peluang lebih dari 70%," ujarnya.
Oleh sebab itu menurutnya, kondisi di atas memenuhi syarat untuk dikeluarkan peringatan dini. Monitoring HTH menunjukkan secara umum di wilayah Sulawesi Utara mengalami hari tanpa hujan dengan kriteria menengah (11–20 hari) meliputi Bolaang Mongondow Utara di daerah Pinogaluman, Kabupaten Minahasa di Kecamatan Pineleng, Minahasa Tenggara di Ratatotok, kemudian Kabupaten Talaud di Kecamatan Lirung.
Kemudian ada beberapa wilayah dengan kriteria sangat panjang (31–60 hari) meliputi Kota Bitung khususnya di Kecamatan Aertembaga, Lembeh Timur dan Matuari.
Sedangkan di Kabupaten Bolaang Mongondow di Bolaang dan Dumoga. Kemudian di Bolaang Mongondow Utara Khususnya di Kecamatan Kaidipang, Boltim di Kotabunan dan Mitra di Ratahan.
Selain itu di Minahasa Utara di Kecamatan Likupang Barat dan Likupang Timur serta Kecamatan Wori. Berikutnya Sitaro di Siau Tengah dan Tagulandang. "Sedangkan di Kota Manado meliputi Kecamatan Mapanget, Malalayang dan Bunaken," pungkasnya.
(nag)