Pemilu 2019 Usai, Multaqo Ulama Ciamis Tolak People Power
A
A
A
Multaqo Ulama Ciamis antara Pimpinan Pondok Pesantren, Ormas, Cendikiawan Muslim dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ciamis menghasilkan 9 sikap untuk menjaga kondusifitas di Kabupaten Ciamis.
Salah satunya adalah menyikapi gerakan people power ataupun kedaulatan rakyat yang diharapkan tidak terjadi.
Sembilan pernyataan sikap yang dibacakan KH Saiful Ujun tersebut antara lain sepakat memanfaatkan momentum Ramadhan untuk mencapai ketakwaan yang sempurna, mempererat silaturahmi sesama anak bangsa, menjauhi pertengkaran, perpecahan dan tindakan lainnya serta saling memaafkan satu sama lain.
Selain itu berkomitmen terus menumbuhkan kesetiaan kepada Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika. Berkomitmen menjaga keamanan, perdamaian dan situasi kondusif. Menghindari segala bentuk provokasi, fitnah dan kekerasan. Mentaati perundangan yang berlaku sebagai wujud hormat kepada pemerintah.
"Tidak terpancing dengan aksi yang inkonstitusional, baik langsung maupun tidak langsung karena bertentangan dengan syiar islam," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/5/2019).
Terkait dengan gerakan people power atau kedaulatan rakyat, pihaknya berpandangan bila aksi tersebut tidak baik menurut agama dan negara. Maka pihaknya tidak setuju karena nantinya aksi itu hanya akan sia-sia.
Karenanya, ia mengajak semua pihak untuk menerima keputusan KPU apapun hasil pemilu pada 22 Mei nanti. Karena KPU merupakan lembaga resmi.
"Apapun yang terjadi maka harus berlapang dada, yang kalah terima kekalahan, termasuk yang menang. Jadi terbuka dan transparansi. Kami tidak ingin negara berantakan gara-gara pilpres," ucapnya.
Menurutnya, pilpres sudah selesai. Karena hakikatnya siapapun yang terpilih merupakan ketetapan dari yang maha kuasa. Ia bersyukur situasi di Ciamis saat ini tetap kondusif.
Sementara itu Ketua MUI Ciamis KH Ahmad Hidayat menuturkan, dengan pertemuan para ulama melalui Multaqo ini berharap gerakan people power tak terjadi sehingga situasi akan tetap aman dan kondusif.
"People power itu kan pengerahan massa, dengan pertemuan ini diharapkan tidak terjadi. Warga Ciamis harus menerima keputusan KPU. Karena kita harus iman terhadap ketentuan Allah, baik atau buruk," ucapnya.
Ahmad mengimbau warga Ciamis untuk tidak ikut-ikutan berangkat ke Jakarta. Ia mengajak warga untuk membina diri untuk beribadah dan menjaga kesucian Bulan Ramadhan.
"Pertemuan ini bermanfaat, bentuk silaturahim. Menyadarkan kita kembali untuk melaksanakan tugas sebagai manusia hidup untuk beribadah, mempererat silaturahmi kebangsaan, kenegaraan dan islamiah," ujarnya.
Sementara itu di tempat yang sama Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso mengapresiasi pertemuan tersebut.
"Mereka sepakat menjaga kondusifitas, Ciamis tidak ada riak, kondusif. Ini bulan suci Ramadhan, mari kita isi dengan kegiatan sebaik-baiknya seperti beribadah di masjid, supaya menjaga kedamaian," tutupnya.
Salah satunya adalah menyikapi gerakan people power ataupun kedaulatan rakyat yang diharapkan tidak terjadi.
Sembilan pernyataan sikap yang dibacakan KH Saiful Ujun tersebut antara lain sepakat memanfaatkan momentum Ramadhan untuk mencapai ketakwaan yang sempurna, mempererat silaturahmi sesama anak bangsa, menjauhi pertengkaran, perpecahan dan tindakan lainnya serta saling memaafkan satu sama lain.
Selain itu berkomitmen terus menumbuhkan kesetiaan kepada Pancasila, UUD 45 dan Bhineka Tunggal Ika. Berkomitmen menjaga keamanan, perdamaian dan situasi kondusif. Menghindari segala bentuk provokasi, fitnah dan kekerasan. Mentaati perundangan yang berlaku sebagai wujud hormat kepada pemerintah.
"Tidak terpancing dengan aksi yang inkonstitusional, baik langsung maupun tidak langsung karena bertentangan dengan syiar islam," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/5/2019).
Terkait dengan gerakan people power atau kedaulatan rakyat, pihaknya berpandangan bila aksi tersebut tidak baik menurut agama dan negara. Maka pihaknya tidak setuju karena nantinya aksi itu hanya akan sia-sia.
Karenanya, ia mengajak semua pihak untuk menerima keputusan KPU apapun hasil pemilu pada 22 Mei nanti. Karena KPU merupakan lembaga resmi.
"Apapun yang terjadi maka harus berlapang dada, yang kalah terima kekalahan, termasuk yang menang. Jadi terbuka dan transparansi. Kami tidak ingin negara berantakan gara-gara pilpres," ucapnya.
Menurutnya, pilpres sudah selesai. Karena hakikatnya siapapun yang terpilih merupakan ketetapan dari yang maha kuasa. Ia bersyukur situasi di Ciamis saat ini tetap kondusif.
Sementara itu Ketua MUI Ciamis KH Ahmad Hidayat menuturkan, dengan pertemuan para ulama melalui Multaqo ini berharap gerakan people power tak terjadi sehingga situasi akan tetap aman dan kondusif.
"People power itu kan pengerahan massa, dengan pertemuan ini diharapkan tidak terjadi. Warga Ciamis harus menerima keputusan KPU. Karena kita harus iman terhadap ketentuan Allah, baik atau buruk," ucapnya.
Ahmad mengimbau warga Ciamis untuk tidak ikut-ikutan berangkat ke Jakarta. Ia mengajak warga untuk membina diri untuk beribadah dan menjaga kesucian Bulan Ramadhan.
"Pertemuan ini bermanfaat, bentuk silaturahim. Menyadarkan kita kembali untuk melaksanakan tugas sebagai manusia hidup untuk beribadah, mempererat silaturahmi kebangsaan, kenegaraan dan islamiah," ujarnya.
Sementara itu di tempat yang sama Kapolres Ciamis AKBP Bismo Teguh Prakoso mengapresiasi pertemuan tersebut.
"Mereka sepakat menjaga kondusifitas, Ciamis tidak ada riak, kondusif. Ini bulan suci Ramadhan, mari kita isi dengan kegiatan sebaik-baiknya seperti beribadah di masjid, supaya menjaga kedamaian," tutupnya.
(mhd)