Jelang Pemilu 2019, Slank Tebar Virus Kebaikan di Ngaji Kebangsaan
A
A
A
SURABAYA - Ribuan penggemar Slank memadati lapangan Kodam V/Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (7/4/2019) malam. Mereka tak mau ketinggalan menyaksikan grup band papan atas Tanah Air itu membawakan lagu-lagu hits yang melegenda.
Penampilan Slank ini merupakan bagian dari acara Ngaji Kebangsaan bersama Prof Mahfud MD dan Ustaz Yusuf Mansur. Menurut vokalis Slank, Kaka, acara Ngaji Kebangsaan ini sangat tepat diadakan menjelang pencoblosan Pemilu 17 April 2019 mendatang.
Pria bernama asli Akhadi Wira Satriaji itu mengatakan, saat ini sudah muncul ketegangan antardua pendukung pasangan calon presiden (capres). Namun begitu, dirinya mengajak agar kedua pendukung tetap mengutamakan persatuan demi keutuhan bangsa.
“Kami akan bawakan 15 lagu yang hits. Dengan lagu-lagu tersebut, kami ingin agar semua bisa damai,” katanya.
Drummer Slank, Bimbim, menambahkan, kehadiran Slank dalam acara Ngaji Kebangsaan ini mengajak kebaikan pada seluruh anak bangsa. Perbedaan sikap dan pandangan politik, kata dia, merupakan hal wajar dalam sistem demokrasi. Namun begitu, tetap harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Pilpres memang membuat tensi politik meninggi. Semoga dengan musik yang kami bawakan, semua bisa disatukan. Lewat Ngaji Kebangsaan, mari kita tunjukkan kita bisa menjaga keberagaman,” imbuhnya.
Sementara itu, Prof Mahfud MD menyatakan, kemakmuran hanya bisa diraih dari sudut pandang optimisme. Dia mencontohkan, angka kemiskinan dari sudut pangan pesimisme tentu masih banyak. Namun, dari sisi optimisme bisa disandingkan dengan kemiskinan saat negeri ini masih dijajah dimana hampir 100 persen masyarakat adalah miskin.
“Kasus korupsi misalnya, dari sisi optimisme, saat ini banyak koruptor yang ditangkap dan diburu. Memang korupsi masih ada, tapi terus ditekan dan diburu. Waktu penjajahan, tidak ada koruptor yang ditangkap,” tuturnya.
Adapun Ustaz Yusuf Mansur menilai Ngaji Kebangsaan kali ini akan mengajak masyarakat untuk merenung dan belajar bersama melalui lagu-lagu yang akan dibawakan Slank. Persatuan harus tetap menjadi hal utama untuk menjaga keutuhan NKRI. Dirinya percaya Indonesia kedepan bisa menjadi negara maju.
“Kita ini negara yang mampu menjaga kedamaian. Di kampanye terbuka yang dihadiri ratusan ribu pendukung masing-masing capres, sejauh ini tidak ada gesekan. Kalaupun ada cuma kecil-kecil saja dan itu wajar,” terangnya.
Penggagas Ngaji kebangsaan, Saifullah Yusuf, berharap, Ngaji Kebangsaan ini bisa menurunkan tensi ketegangan jelang Pemilu 17 April 2019 mendatang. Sebab, gelaran kampanye yang berjalan di tujuh bulan terakhir telah banyak memantik ketegangan.
"Acara ini kami ibaratkan sebagai rest area kalau di jalan tol. Sebentar lagi pemilu, artinya hampir sampai di tujuan. Kita istirahat dulu, menenangkan Fikiran dulu," kata Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf.
Penampilan Slank ini merupakan bagian dari acara Ngaji Kebangsaan bersama Prof Mahfud MD dan Ustaz Yusuf Mansur. Menurut vokalis Slank, Kaka, acara Ngaji Kebangsaan ini sangat tepat diadakan menjelang pencoblosan Pemilu 17 April 2019 mendatang.
Pria bernama asli Akhadi Wira Satriaji itu mengatakan, saat ini sudah muncul ketegangan antardua pendukung pasangan calon presiden (capres). Namun begitu, dirinya mengajak agar kedua pendukung tetap mengutamakan persatuan demi keutuhan bangsa.
“Kami akan bawakan 15 lagu yang hits. Dengan lagu-lagu tersebut, kami ingin agar semua bisa damai,” katanya.
Drummer Slank, Bimbim, menambahkan, kehadiran Slank dalam acara Ngaji Kebangsaan ini mengajak kebaikan pada seluruh anak bangsa. Perbedaan sikap dan pandangan politik, kata dia, merupakan hal wajar dalam sistem demokrasi. Namun begitu, tetap harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
“Pilpres memang membuat tensi politik meninggi. Semoga dengan musik yang kami bawakan, semua bisa disatukan. Lewat Ngaji Kebangsaan, mari kita tunjukkan kita bisa menjaga keberagaman,” imbuhnya.
Sementara itu, Prof Mahfud MD menyatakan, kemakmuran hanya bisa diraih dari sudut pandang optimisme. Dia mencontohkan, angka kemiskinan dari sudut pangan pesimisme tentu masih banyak. Namun, dari sisi optimisme bisa disandingkan dengan kemiskinan saat negeri ini masih dijajah dimana hampir 100 persen masyarakat adalah miskin.
“Kasus korupsi misalnya, dari sisi optimisme, saat ini banyak koruptor yang ditangkap dan diburu. Memang korupsi masih ada, tapi terus ditekan dan diburu. Waktu penjajahan, tidak ada koruptor yang ditangkap,” tuturnya.
Adapun Ustaz Yusuf Mansur menilai Ngaji Kebangsaan kali ini akan mengajak masyarakat untuk merenung dan belajar bersama melalui lagu-lagu yang akan dibawakan Slank. Persatuan harus tetap menjadi hal utama untuk menjaga keutuhan NKRI. Dirinya percaya Indonesia kedepan bisa menjadi negara maju.
“Kita ini negara yang mampu menjaga kedamaian. Di kampanye terbuka yang dihadiri ratusan ribu pendukung masing-masing capres, sejauh ini tidak ada gesekan. Kalaupun ada cuma kecil-kecil saja dan itu wajar,” terangnya.
Penggagas Ngaji kebangsaan, Saifullah Yusuf, berharap, Ngaji Kebangsaan ini bisa menurunkan tensi ketegangan jelang Pemilu 17 April 2019 mendatang. Sebab, gelaran kampanye yang berjalan di tujuh bulan terakhir telah banyak memantik ketegangan.
"Acara ini kami ibaratkan sebagai rest area kalau di jalan tol. Sebentar lagi pemilu, artinya hampir sampai di tujuan. Kita istirahat dulu, menenangkan Fikiran dulu," kata Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf.
(thm)