Apel Kebangsaan Tuai Protes, Ini Pembelaan Ganjar Pranowo

Sabtu, 16 Maret 2019 - 09:49 WIB
Apel Kebangsaan Tuai...
Apel Kebangsaan Tuai Protes, Ini Pembelaan Ganjar Pranowo
A A A
MAGELANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo menjawab sejumlah pihak yang melayangkan protes penyelenggaraan Apel Kebangsaan Kita Merah Putih. Kegiatan yang mendatangkan 130 ribu orang di Simpag Lima Semarang pada Minggu 17 Maret itu, menguras anggaran hingga Rp18 miliar dari APBD Jateng.

"Kami sangat transparan maka siapapun bisa melihat. Soal tidak sepakat dengan jumlah monggo. Tapi kami harus menghadirkan seluruh masyarakat di Jawa Tengah," ujar Ganjar, Jumat (15/3/2019).

(Baca juga: Apel Kebangsaan Kuras Anggaran Rp18 Miliar, Dewan Tak Dilibatkan)


Dia pun membantah asumsi atau tuduhan dana penyelenggaraan itu dikorupsi. Menurutnya, besar atau kecilnya anggaran kegiatan sangat relatif, karena acara tersebut bakal dihadiri 130 ribu warga Jawa Tengah dari 35 kabupaten/kota.

"Kalau Anda tahu, (dana) itu untuk mereka semua. Target kita 100 ribu. Dihitung lagi ternyata 130 ribu. Yang lain asumsi, katanya mau dikorupsi. Kalau kami mau sembunyi-sembunyi enggak kami buka kok. Makanya semua orang bisa buka, itu hebatnya (transparansi) Jawa Tengah. Makanya kita buka untuk dikritisi. Soal tidak sepakat jumlah enggak apa-apa. Tapi kita bisa jelaskan," jelasnya.

Terkait tuduhan kampanye terselubung, Ganjar menegaskan bahwa kegiatan ini tidak ada motivasi politik praktis meskipun diselenggarakan menjelang pemilu, apalagi untuk dukung salah satu pasangan calon presiden. Dia pun mengajak agar semua hadir, termasuk yang mengkritisi acara ini.

"Justru menjelang pemilu. Kami tidak mau Jawa Tengah dirobek-robek. Maka kita hadirkan semua orang. Makanya kalau ada orang marah-marah ini kampanye terselubung, lho yang mana (dukungan) capres tertentu. Maka kita undang semuanya. Mereka yang belum punya hak pilih kita undang sehingga kita bisa menanamkan itu. Siapapun boleh datang, tapi kami berprinsip bertanggung jawab ini kerja kita bersama," katanya.

Ganjar menjelaskan terselenggaranya acara ini sebagai bentuk kekhawatiran terhadap banyaknya fitnah, hoaks maupun ujaran kebencian yang terjadi, khususnya di Jawa Tengah. Hal-hal negatif tersebut justru tersebar saat menjelang pemilu sejak pilgub lalu. Makanya begitu terpilih kembali, Ganjar ingin memupuk kembali rasa persatuan di Jawa Tengah.

"Ingat Jawa Tengah selama ini aman dan baik-baik. Tapi hari ini kita sangat terganggu dengan intensitas tinggi hoaks dan pembakaran di Jawa Tengah. Sampai hari ini belum ketangkep pelakunya. Apa artinya, kami tidak mau kita dirobek-robek. Maka kita buat acara itu agar kita semua bisa bersatu. Tidak ada kepentingan politik," tuturnya.

Namun Ganjar menyayangkan semua kritikan itu dilontarkan oleh pihak-pihak yang secara pilihan politik berbeda dengan dirinya. Untuk meminimalisasi acara tersebut dipolitisasi, juga telah diinstruksikan pelarangan membawa atribut partai.

"Memang saya sedih, di medsos (yang protes) ternyata dari satu kelompok yang kebetulan berbeda pandangan politik dengan saya. Padahal menurut saya mereka hadir pun boleh. Makanya (yang hadir) kita larang menggunakan atribut politik dan capres. Makanya ikut aja, ikut bareng agar itu kepentingan kita bersama. Yuk kita saling puji di tempat itu yuk. Menurut saya akan jauh lebih baik itu. Jadi asyik gitu," katanya.

Ganjar berharap dengan adanya kegiatan Apel Kebangsaan Kita Merah Putih itu, bisa memberikan nuansa sejuk pada pilpres mendatang. Karena di panggung itu hanya ada satu suara, Indonesia.

"Coba lihat kita dari kampanye capres ini ada enggak dua-duanya yang saling mendukung? Menunjukkan kebaikan, mengakui program masing-masing? Ada enggak? Tunjukkan saja dua kandidat ini masing-masing baik, partai-partai masing-masing baik, enggak usah menjelekkan yang lain. Kan asyik, perdebatan juga menjadi menarik," tutupnya.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6663 seconds (0.1#10.140)