Tingkatkan Partisipasi Pemilih, KPU Sumut Incar Kaum Milenial
A
A
A
MEDAN - Dalam meningkatkan partisipasi pemilih pada Pemilihan Umum (Pemilu) , Rabu, 17 April 2019, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara (Sumut) mengincar kaum milenial yang merupakan kalangan muda.
Ketua KPU Sumut, Yulhasni mengatakan diperkirakan 35 hingga 40 persen dari total jumlah pemilih pada Pemilu adalah pemilih muda dengan usia antara 17 hingga 30 tahun. Angka itu, menurutnya, tentu sangat signifikan dan partisipasi mereka akan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pemilu.
Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih milenial mencapai 70-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih, yang artinya memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu dan menentukan siapa pemimpin di masa datang. (Baca Juga: Jelang Akhir Daftar Bacaleg, KPU Sumut Tambah Dua Tim )"Itu mengapa kalangan milenial penting menjadi target setiap sosialisasi dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih. Jumlah mereka menentukan karena melek internet yang tentunya cukup rajin di media sosial," jelasnya usai melakukan diskusi publik dengan tema Memaksimalkan Partisipasi Generasi Milenial Pada Pemilu 2019, di Medan, Selasa (29/1/2019).
Yulhasni menjelaskan, kontribusi pemuda dalam menyongsong pesta demokrasi sehat dalam pemilu serentak 2019 sangatlah diperlukan, namun sayangnya banyak pemuda saat ini yang acuh terhadap politik. Pasalnya, banyak anak muda yang terdogma bahwa politik cenderung berstigma buruk, terlebih berita dari media yang menyebutkan banyaknya kasus penyelewengan wewenang oleh oknum-oknum politik.
Beragam reaksi anak muda tentang Pemilu, seperti siapa pun yang menang akan begini-begini saja, tidak akan mengubah apa-apa, tidak mengenal siapa calon serta prosesnya yang membingungkan. (Baca Juga: Simulasi Pemungutan Suara, 10 Pemilih Habiskan Waktu Sekitar 10 Menit )"Tentunya peran dari semua pihak sangat kita butuhkan untuk memberikan pemahaman kepada mereka terkait Pemilu. Salah satu yang dilakukan KPU adalah merekrut relawan demokrasi yang diantara tugasnya adalah membantu melakukan sosialisasi tentang pemilu termasuk kepada kalangan milenial," ungkapnya.
Pengamat Politik dari USU, Fernanda Putra Adela mengungkapkan di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, generasi milenial memiliki peran penting untuk menjadikan seseorang duduk sebagai senator.
"Intinya harus melek politik. Ruang diskusi seperti yang dilakukan LKBN Antara ini adalah salah satu sarana pendidikan politik bagi masyarakat termasuk bagi kaum milenial," tegasnya.
Selain Ketua KPU Sumut, juga tampil sebagai narasumber Pengamat Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Fernanda Putra Adela dan Kepala Biro Perum LKBN Antara Biro Sumut, Riza Mulyadi.
Ketua KPU Sumut, Yulhasni mengatakan diperkirakan 35 hingga 40 persen dari total jumlah pemilih pada Pemilu adalah pemilih muda dengan usia antara 17 hingga 30 tahun. Angka itu, menurutnya, tentu sangat signifikan dan partisipasi mereka akan sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pemilu.
Berdasarkan data KPU, jumlah pemilih milenial mencapai 70-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih, yang artinya memiliki pengaruh besar terhadap hasil pemilu dan menentukan siapa pemimpin di masa datang. (Baca Juga: Jelang Akhir Daftar Bacaleg, KPU Sumut Tambah Dua Tim )"Itu mengapa kalangan milenial penting menjadi target setiap sosialisasi dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih. Jumlah mereka menentukan karena melek internet yang tentunya cukup rajin di media sosial," jelasnya usai melakukan diskusi publik dengan tema Memaksimalkan Partisipasi Generasi Milenial Pada Pemilu 2019, di Medan, Selasa (29/1/2019).
Yulhasni menjelaskan, kontribusi pemuda dalam menyongsong pesta demokrasi sehat dalam pemilu serentak 2019 sangatlah diperlukan, namun sayangnya banyak pemuda saat ini yang acuh terhadap politik. Pasalnya, banyak anak muda yang terdogma bahwa politik cenderung berstigma buruk, terlebih berita dari media yang menyebutkan banyaknya kasus penyelewengan wewenang oleh oknum-oknum politik.
Beragam reaksi anak muda tentang Pemilu, seperti siapa pun yang menang akan begini-begini saja, tidak akan mengubah apa-apa, tidak mengenal siapa calon serta prosesnya yang membingungkan. (Baca Juga: Simulasi Pemungutan Suara, 10 Pemilih Habiskan Waktu Sekitar 10 Menit )"Tentunya peran dari semua pihak sangat kita butuhkan untuk memberikan pemahaman kepada mereka terkait Pemilu. Salah satu yang dilakukan KPU adalah merekrut relawan demokrasi yang diantara tugasnya adalah membantu melakukan sosialisasi tentang pemilu termasuk kepada kalangan milenial," ungkapnya.
Pengamat Politik dari USU, Fernanda Putra Adela mengungkapkan di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, generasi milenial memiliki peran penting untuk menjadikan seseorang duduk sebagai senator.
"Intinya harus melek politik. Ruang diskusi seperti yang dilakukan LKBN Antara ini adalah salah satu sarana pendidikan politik bagi masyarakat termasuk bagi kaum milenial," tegasnya.
Selain Ketua KPU Sumut, juga tampil sebagai narasumber Pengamat Politik dari Universitas Sumatera Utara (USU), Fernanda Putra Adela dan Kepala Biro Perum LKBN Antara Biro Sumut, Riza Mulyadi.
(rhs)