Para Petani Rumput Laut di Tarakan Curhat ke Sandiaga Uno
A
A
A
TARAKAN - Para petani rumput laut di Pantai Amal, Tarakan Timur, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, mengeluhkan harga jual komoditi rumput laut saat berdialog dengan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno pada Jumat (4/1/2018).
Salah seorang petani Sukirman menyebut bahwa harga rumput laut jarang sekali menguntungkan petani disana. "Naik paling tinggi dua ratus rupiah Pak, tapi kalau turun sampai seribu rupiah. Belum lagi alat-alat untuk budidaya rumput laut, seperti tali. Jadi harga produksi dengan harga jual kadang sangat tidak masuk," keluhnya kepada Sandi.
Menurut Sukirman, hal lain yang membuat para petani budidaya rumput laut berjalan di tempat adalah belum adanya industri pengolahan untuk bahan baku yang bisa menjadi produk turunan.
"Seperti kosmetik, pangan, tisu, saus, dan tekstil ini. Petani Rumput laut Pantai Amal, hanya menjual bahan mentah ke Surabaya atau Makasar, untuk di olah," katanya.
Sandi pun menanggapi hal tersebut, katanya jika masyarakat memilih Prabowo-Sandi untuk memimpin Indonesia, dirinya dan Prabowo memastikan akan fokus pada ekonomi rakyat. "Karena 99 persen jumlah usaha masyarakat Indonesia, adalah pengusaha kecil dan menengah, termasuk pelaku budidaya rumput laut ini," terang Sandi.
Sandi berjanji akan membangun industri pengolahan rumput laut. Sehingga petani seperti Sukirman dapat mendapatkan nilai lebih. Produksi rumput lautnya bisa diserap industri, tentu dengan harga yang sesuai dengan produksi dan harga jual, sehingga bisa mensejahterakan pekerja rumput laut.
"Kami juga akan memberikan pendampingan, pemasaran serta permodalan untuk para petani sehingga punya daya saing, tidak hanya panen, menjemur lalu dijual, tanpa ada nilai tambah," kata Sandi.
Selain itu, salah seorang warga yakni bu Euis juga mengeluhkan masalah distribusi dan angkutan. Wanita asal Garut yang tinggal di Tarakan sejak tahun 1979 ini, mengeluhkan angkutan komoditas rumput laut yang sudah diolahnya menjadi sabun dan kosmetik.
"Loh bukannya sudah dijanjikan tol laut. Kan janjinya mau dibikinkan Tol Laut. Sudah ada belum tol laut?”, tanya Sandi. "Belum," teriak para petani dan pelaku bisnis rumput laut tersebut.
"Janji itu harus di wujudkan. In Shaa Allah kami janji akan hadir dengan para petani, nelayan dan seluruh masyarakat Indonesia, untuk menggerakkan ekonomi rakyat," pungkasnya.
Salah seorang petani Sukirman menyebut bahwa harga rumput laut jarang sekali menguntungkan petani disana. "Naik paling tinggi dua ratus rupiah Pak, tapi kalau turun sampai seribu rupiah. Belum lagi alat-alat untuk budidaya rumput laut, seperti tali. Jadi harga produksi dengan harga jual kadang sangat tidak masuk," keluhnya kepada Sandi.
Menurut Sukirman, hal lain yang membuat para petani budidaya rumput laut berjalan di tempat adalah belum adanya industri pengolahan untuk bahan baku yang bisa menjadi produk turunan.
"Seperti kosmetik, pangan, tisu, saus, dan tekstil ini. Petani Rumput laut Pantai Amal, hanya menjual bahan mentah ke Surabaya atau Makasar, untuk di olah," katanya.
Sandi pun menanggapi hal tersebut, katanya jika masyarakat memilih Prabowo-Sandi untuk memimpin Indonesia, dirinya dan Prabowo memastikan akan fokus pada ekonomi rakyat. "Karena 99 persen jumlah usaha masyarakat Indonesia, adalah pengusaha kecil dan menengah, termasuk pelaku budidaya rumput laut ini," terang Sandi.
Sandi berjanji akan membangun industri pengolahan rumput laut. Sehingga petani seperti Sukirman dapat mendapatkan nilai lebih. Produksi rumput lautnya bisa diserap industri, tentu dengan harga yang sesuai dengan produksi dan harga jual, sehingga bisa mensejahterakan pekerja rumput laut.
"Kami juga akan memberikan pendampingan, pemasaran serta permodalan untuk para petani sehingga punya daya saing, tidak hanya panen, menjemur lalu dijual, tanpa ada nilai tambah," kata Sandi.
Selain itu, salah seorang warga yakni bu Euis juga mengeluhkan masalah distribusi dan angkutan. Wanita asal Garut yang tinggal di Tarakan sejak tahun 1979 ini, mengeluhkan angkutan komoditas rumput laut yang sudah diolahnya menjadi sabun dan kosmetik.
"Loh bukannya sudah dijanjikan tol laut. Kan janjinya mau dibikinkan Tol Laut. Sudah ada belum tol laut?”, tanya Sandi. "Belum," teriak para petani dan pelaku bisnis rumput laut tersebut.
"Janji itu harus di wujudkan. In Shaa Allah kami janji akan hadir dengan para petani, nelayan dan seluruh masyarakat Indonesia, untuk menggerakkan ekonomi rakyat," pungkasnya.
(nag)