Negara Kehilangan Ratusan Miliar Per Tahun dari Jasa Pengiriman Kratom

Senin, 17 Desember 2018 - 21:58 WIB
Negara Kehilangan Ratusan...
Negara Kehilangan Ratusan Miliar Per Tahun dari Jasa Pengiriman Kratom
A A A
PONTIANAK - PT Pos Indonesia melalui surat No 571/Dir-5/1018 tanggal 2 Oktober 2018 yang ditandatangani Direktur Komersial Charles Sitorus menghentikan pengiriman paket yang berisi komoditas Kratom. Selain penghentian pengiriman, dalam surat juga menyebut menghentikan penerimaan kiriman berisi komoditas kratom di UPT maupun Agen Pos. Penghentian disebabkan karena keterbatasan alat angkut yang bersedia mengangkut kiriman komoditas tersebut.

Penghentian pengiriman paket komoditas Kratom menjadi pertanyaan besar bagi karyawan PT Pos Indonesia yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pos Indonesia. Karena pendapatan dari jasa pengiriman paket komoditas Kratom cukup besar, yakni Rp10 miliar per bulan.

Setelah melakukan tata kelola dengan baik PT Pos Indonesia mendapatkan pendapatan sekitar Rp9 sampai Rp10 miliar per bulan atau sekitar 1 ton per sekali kirim per hari.

Sebelum dihentikan, PT Pos Indonesia mampu mendapatkan penghasilan ratusan miliar per tahun.

Dan sangat disayangkan kenapa jasa pengiriman paket ini dihentikan. Padahal menghasilkan pendapatan cukup besar buat negara.

"Kami sudah menanyakan ke Dirut PT Pos Indonesia alasan penghentian paket pengiriman kratom tersebut, tetapi tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan," kata Iman Wahidin anggota Serikat Pekerja Pos Indonesia yang berdomisili di Pontianak, Kalimantan Barat, yang dikonfirmasi lewat telepon, Senin (17/12/2018).

Menurutnya, kalau memang komoditas tersebut membahayakan atau tidak diizinkan pemerintah untuk di ekspor, kenapa pihak jasa pengiriman swasta dibolehkan, seperti DHL atau JNE.

"Ini tidak ada larangan dari BNN atau Kesehatan, dan di Amerika sendiri kratom ini dijadikan bahan kosmetika dan obat herbal," jelasnya.

Pihak Serikat Pekerja Pos Indonesia sempat menanyakan masalah ini tetapi tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Direktur Utama PT Pos Indonesia.

"Kalau alasan tidak tersedianya alat angkut, tidak masuk akal," kata Iman. Kapuas Hulu dan Ketapang merupakan daerah penghasil Kratom terbesar di Kalimantan Barat. Dan mampu menciptakan lapangan usaha rumahan serta penghasilan yang lumayan buat masyarakat setempat.

Komoditas asli hutan ini setelah di olah di rumahan kemudian dikirim ke Pontianak dari Kapuas Hulu dan Ketapang, dan dari Pontianak di ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Daerah penghasil Kratom terbesar berasal dari Kapuas Hulu, dan Ketapang di Kalbar serta sebagian daerah di Kalsel.

Sementara itu, Direktur Komersial Pos Indonesia Charles Sitorus yang dikonfirmasi melalui telepon dan pesan singkat tidak merespon pertanyaan yang diberikan SINDOnews.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2677 seconds (0.1#10.140)