Sesar Saddang, Sesar Aktif di Pulau Sulawesi Sepanjang 400 Km

Minggu, 04 November 2018 - 19:37 WIB
Sesar Saddang, Sesar...
Sesar Saddang, Sesar Aktif di Pulau Sulawesi Sepanjang 400 Km
A A A
TORAJA UTARA - Sesar Saddang adalah salah satu sesar aktif yang ada di Pulau Sulawesi selain Sesar Palu-Koro, Sesar Sesar Matano, Sesar Lawanopo, Sesar Walanae dan Sesar Gorontalo.

Sesar Saddang membentang mulai dari pesisir Mamuju Sulawesi barat, memotong secara diagonal wilayah Sulawesi Selatan bagian tengah ke wilayah Sulawesi Selatan bagian selatan, melewati Kota Bulukumba hingga ke Pulau Selayar bagian timur.

"Sesar Saddang ini cukup panjang, kurang lebih 400 kilometer. Sesar ini salah satu sesar geser aktif di Pulau Sulawesi," Kata Abdullah MT, Pengamat Kebencanaan Sulawesi Tengah, Minggu Sore (4/11/2018).

Sejarah aktivitas Sesar Saddang diketahui belum pernah menimbulkan gempa yang cukup besar. Berbeda dengan Sesar Palu-Koro yang telah menimbulkan kekuatan gempa hingga mencapai 7 SR lebih.

"Sesar ini tidak pernah menimbulkan gempa yang besar sepanjang sejarahnya yang saya ketahui. Berbeda dengan Sesar Palu-Koro yang telah beberapa kali menimbulkan gempa dengan Magnitudo 7 Skala Richter," ungkap Abdullah.

Sesar Saddang ini termasuk sesar geser yang proses terbentuknya dikarenakan saling berbenturnya dua lempengan bumi yakni lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia, sehingga menimbulkan patahan.

"Sesar ini adalah sesar geser, terbentuk oleh dua lempengan bumi, yang berbenturan hingga menyebabkan patahan dan terus bergeser. Terbentuknya sesar ini tidak ada hubungannya dengan gunung ataupun gunung api," tutur Abdullah, Akademisi Geologi Universitas Tadulako itu.

Lebih Lanjut Abdullah mengatakan, aktivitas Sesar Saddang menyebabkan gempa di Wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, sejak Sabtu hingga Minggu (4/11/2018) dengan tingkat Magnitudo tertinggi yakni 4,9 Skala Richter. Sebanyak 21 kali gempa di wilayah tersebut, kecil kemungkinan kekuatan gempa akan mencapai 7 SR.

Jika dilihat dari satu rangkaian gempa, dimulai dari gempa pendahuluan, gempa utama, dan gempa susulan, dari tingkatan klasifikasi itu kekuatan gempa akan semakin melemah hingga stabil.

"Jika rangkaian gempa di Mamasa, gempa utamanya yakni 4,9 SR pada Sabtu Sore kemarin, maka setelah itu semakin melemah. Namun jika gempa pendahulunya adalah berkekuatan 4,9 SR maka kekuatan Gempa utamanya bisa berkekuatan kurang lebih 6 SR, tidak mencapai 7 Skala Richter," urai Abdullah, yang juga dosen Fisika-Geofisika FMIPA UNTAD Palu.

Perlu diketahui gempa yang mengguncang wilayah Kabupaten Mamasa sejak Sabtu kemarin hingga Minggu siang, tercatat sudah 21 kali dengan Magnitudo yang terus melemah.
(rhs)
Berita Terkait
BMKG Mencatat 74 Kali...
BMKG Mencatat 74 Kali Rentetan Gempa Guncang Soropia Sulteng Sejak 25 Maret 2022
Gempa M5,2 Guncang Tojo...
Gempa M5,2 Guncang Tojo Una Una Sulteng, Begini Analisis BMKG
Dini Hari Gempa Bumi...
Dini Hari Gempa Bumi Bermagnitudo 5,8 Mengguncang Buol Sulawesi Tengah
Gempa Berkekuatan Magnitudo...
Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,3 Guncang Banggai Sulawesi Tengah
Gempa Donggala, Warga...
Gempa Donggala, Warga Diimbau Mengungsi ke Dataran Tinggi
Gempa Magnitudo 3,2...
Gempa Magnitudo 3,2 Guncang Sigi Sulteng
Berita Terkini
Awal Ramadan, Pos Indonesia...
Awal Ramadan, Pos Indonesia Salurkan Bansos PKH dan Program Sembako di Bogor
1 jam yang lalu
Peduli Sesama, Partai...
Peduli Sesama, Partai Perindo Sumba Barat Daya Ringankan Beban Keluarga Korban Sambaran Petir
1 jam yang lalu
3 Gerbong di Stasiun...
3 Gerbong di Stasiun Tugu Ternyata Dibakar, Motif Pelaku Terungkap
1 jam yang lalu
Persekusi di Garut Bentuk...
Persekusi di Garut Bentuk Ekspresi Keagamaan Berlebihan
1 jam yang lalu
Menteri ATR/BPN Serahkan...
Menteri ATR/BPN Serahkan 42 Sertifikat HPL Seluas 32.000 Hektare kepada KSAD
2 jam yang lalu
Kompolnas Dengar Eks...
Kompolnas Dengar Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Segera Ditetapkan sebagai Tersangka
2 jam yang lalu
Infografis
Negara Paling Korup...
Negara Paling Korup di Asia Tenggara versi Transparency International
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved