Cerita Haru Anak-anak Pegawai Kemenkeu yang Ikut Penerbangan Lion Air
A
A
A
SEMARANG - Joyo Nuroso (50) pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang namanya tercantum dalam daftar penumpang pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang. Hingga kini, keluarganya di Semarang Jawa Tengah hanya bisa pasrah sembari menunggu kabar terbaru.
Septiana Nurul (21), Fajriansyah Mahdi (16), dan Irsyad Fadhilah (15), ketiga anak Joyo, berusaha tegar saat menemui sejumlah awak media yang mendatangi kediamannya di Kampung Batik Krajan, RT 7/2 Kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur. Sejumlah tetangga dan kerabat juga terus berdatangan.
"Semoga saja bapak tidak kenapa-kenapa. Kami masih menunggu beliau pulang. Kami masih membutuhkan bimbingan bapak, karena anak-anaknya masih kecil-kecil juga," kata Septiana sambil memegangi ujung jilbabnya, Senin (29/10/2018).
Sementara adiknya, Fajriansyah Mahdi, menceritakan tentang awal mendapatkan kabar yang mengejutkan keluarganya tersebut. Seperti biasa dia berangkat sekolah. Namun, sebelum jam pulang sekolah mendadak dia dijemput saudara untuk pulang tanpa diberi tahu alasannya.
"Om yang menjemput pagi tadi, tapi enggak tahu alasannya apa. Karena penasaran, saya berusaha lantas mencari tahu ada peristiwa apa sebenarnya. Lalu cek internet ternyata ada berita pesawat Lion Air jatuh. Nah di situ ternyata ada nama bapak saya," katanya dengan pandangan kosong.
Remaja itu pun menceritakan lebih jauh tentang kebersamaannya dengan sang ayah. Bahkan, pada Minggu 28 Oktober, ayahnya masih terlibat canda dan obrolan bersama dua saudaranya. Dengan kondisi itu, dia sulit mempercayai peristiwa yang memenuhi pemberitaan televisi.
"Sabtu kemarin, Bapak pulang ke Semarang lalu sorenya ke Pekalongan untuk mengikuti suatu acara. Kemudian Minggu balik lagi ke Semarang sekira jam 3 sore,” tukas pelajar kelas XI SMAN 6 Semarang tersebut.
Kebersamaannya dengan sang ayah masih belum berakhir. Hingga pada Minggu malam, dia diminta mengantar ayahnya ke Stasiun Tawang. Joyo biasanya memang menempuh perjalanan Semarang-Jakarta dua pekan sekali sesudah pulang ke rumah sebelum bertolak ke Pangkal Pinang.
"Kemudian dari Jakarta ke Pangkal Pinang pakai pesawat. Bapak kalau sampai Jakarta biasanya juga member tahu ibu, tapi tadi kok enggak kabar sama sekali. Hingga ada saudara datang ke rumah sambil member tahu info itu (pesawat jatuh),” bebernya.
Berbeda dengan Irsyad Fadhilah, yang enggan berkomentar sebagaimana kakaknya. Dia memilih diam sembari kadang menyalami beberapa tetangga dan kerabat yang menguatkan hati tiga bersaudara itu. Kursi-kursi plastik juga terlihat berderet rapi di jalanan depan kediaman Joyo.
Seperti diberitakan, pesawat Lion Air JT 610 rute Cengkareng-Pangkal Pinang jatuh saat masih berada di daerah Jawa Barat. Pesawat nahas itu membawa 189 penumpang, termasuk di dalamnya sejumlah pegawai Kemenkeu.
Septiana Nurul (21), Fajriansyah Mahdi (16), dan Irsyad Fadhilah (15), ketiga anak Joyo, berusaha tegar saat menemui sejumlah awak media yang mendatangi kediamannya di Kampung Batik Krajan, RT 7/2 Kelurahan Rejomulyo, Semarang Timur. Sejumlah tetangga dan kerabat juga terus berdatangan.
"Semoga saja bapak tidak kenapa-kenapa. Kami masih menunggu beliau pulang. Kami masih membutuhkan bimbingan bapak, karena anak-anaknya masih kecil-kecil juga," kata Septiana sambil memegangi ujung jilbabnya, Senin (29/10/2018).
Sementara adiknya, Fajriansyah Mahdi, menceritakan tentang awal mendapatkan kabar yang mengejutkan keluarganya tersebut. Seperti biasa dia berangkat sekolah. Namun, sebelum jam pulang sekolah mendadak dia dijemput saudara untuk pulang tanpa diberi tahu alasannya.
"Om yang menjemput pagi tadi, tapi enggak tahu alasannya apa. Karena penasaran, saya berusaha lantas mencari tahu ada peristiwa apa sebenarnya. Lalu cek internet ternyata ada berita pesawat Lion Air jatuh. Nah di situ ternyata ada nama bapak saya," katanya dengan pandangan kosong.
Remaja itu pun menceritakan lebih jauh tentang kebersamaannya dengan sang ayah. Bahkan, pada Minggu 28 Oktober, ayahnya masih terlibat canda dan obrolan bersama dua saudaranya. Dengan kondisi itu, dia sulit mempercayai peristiwa yang memenuhi pemberitaan televisi.
"Sabtu kemarin, Bapak pulang ke Semarang lalu sorenya ke Pekalongan untuk mengikuti suatu acara. Kemudian Minggu balik lagi ke Semarang sekira jam 3 sore,” tukas pelajar kelas XI SMAN 6 Semarang tersebut.
Kebersamaannya dengan sang ayah masih belum berakhir. Hingga pada Minggu malam, dia diminta mengantar ayahnya ke Stasiun Tawang. Joyo biasanya memang menempuh perjalanan Semarang-Jakarta dua pekan sekali sesudah pulang ke rumah sebelum bertolak ke Pangkal Pinang.
"Kemudian dari Jakarta ke Pangkal Pinang pakai pesawat. Bapak kalau sampai Jakarta biasanya juga member tahu ibu, tapi tadi kok enggak kabar sama sekali. Hingga ada saudara datang ke rumah sambil member tahu info itu (pesawat jatuh),” bebernya.
Berbeda dengan Irsyad Fadhilah, yang enggan berkomentar sebagaimana kakaknya. Dia memilih diam sembari kadang menyalami beberapa tetangga dan kerabat yang menguatkan hati tiga bersaudara itu. Kursi-kursi plastik juga terlihat berderet rapi di jalanan depan kediaman Joyo.
Seperti diberitakan, pesawat Lion Air JT 610 rute Cengkareng-Pangkal Pinang jatuh saat masih berada di daerah Jawa Barat. Pesawat nahas itu membawa 189 penumpang, termasuk di dalamnya sejumlah pegawai Kemenkeu.
(rhs)