BNPB: Daerah yang Terkena Likuifaksi di Palu Dijadikan Ruang Terbuka Hijau
A
A
A
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan daerah yang terkena likuifaksi akan dijadikan ruang terbuka hijau dan memorial park. BNPB juga dengan tegas tidak merekomendasikan daerah yang terkena likuifaksi untuk dijadikan kawasan permukiman penduduk.
"Nantinya lokasi likuifaksi itu akan ditutup dan akan dijadikan ruang terbuka hijau serta menjadi memorial park atau tempat bersejarah dan akan dibangun monumen," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di kantornya, Selasa (9/10/2018). Diketahui di Palu, ada beberapa daerah yang tanahnya mengalami likuifaksi, yakni daerah Petobo dan Balaroa.
BNPB mencatat, ada sekitar 1.747 rumah di Balaroa dan 744 rumah di Petobo yang rusak akibat lumpur di Palu. Diduga, ada ratusan korban jiwa yang terkubur di dalamnya.
Sutopo juga menginformasikan bahwa para korban selamat nantinya akan menggelar doa bersama pada Kamis 11 Oktober 2018 mendatang untuk para korban bencana yang meninggal dunia.
Doa bersama di gelar tersebut bertepatan pada hari penghentian pencarian korban yang direncanakan pada Rabu 11 Oktober. Penghentian pencarian tersebut mempertimbangkan kesehatan para relawan.
"Perlu diketahui korban yang berhasil dievakuasi jenazah jika sudah 14 hari itu sudah melepuh atau susah dikenali. Jenazah yang ditemukan akan langsung dimakamkan karena berpotensi menimbulkan penyakit bagi warga dan relawan," tuturnya.
"Nantinya lokasi likuifaksi itu akan ditutup dan akan dijadikan ruang terbuka hijau serta menjadi memorial park atau tempat bersejarah dan akan dibangun monumen," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho saat jumpa pers di kantornya, Selasa (9/10/2018). Diketahui di Palu, ada beberapa daerah yang tanahnya mengalami likuifaksi, yakni daerah Petobo dan Balaroa.
BNPB mencatat, ada sekitar 1.747 rumah di Balaroa dan 744 rumah di Petobo yang rusak akibat lumpur di Palu. Diduga, ada ratusan korban jiwa yang terkubur di dalamnya.
Sutopo juga menginformasikan bahwa para korban selamat nantinya akan menggelar doa bersama pada Kamis 11 Oktober 2018 mendatang untuk para korban bencana yang meninggal dunia.
Doa bersama di gelar tersebut bertepatan pada hari penghentian pencarian korban yang direncanakan pada Rabu 11 Oktober. Penghentian pencarian tersebut mempertimbangkan kesehatan para relawan.
"Perlu diketahui korban yang berhasil dievakuasi jenazah jika sudah 14 hari itu sudah melepuh atau susah dikenali. Jenazah yang ditemukan akan langsung dimakamkan karena berpotensi menimbulkan penyakit bagi warga dan relawan," tuturnya.
(sms)