Gunung Anak Krakatau di Level Waspada, Masyarakat Diminta Tetap Tenang
A
A
A
SERANG - Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda terpantau masih tinggi. Namun, masyarakat diminta tak khawatir karena masih dalam kategori aman.
Berdasarkan pengamatan di Pos Pasauran, Kabupaten Serang, hari ini Gunung Anak Krakatauu tertutup kabut, sehingga aktifitas tidak terpantau baik itu asap maupun lava pijarnya.
"Kondisi Anak Krakatau saat ini kegempaannya masih tinggi, ditunjukkan dengan masih terjadinya tremor terus-menerus," kata Kepala Pos Pengamatan Pasauran Gunung Api Anak Krakatau, Deni Mardiono, Selasa (2/10/2018).
Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada di level II atau waspada, sehingga masyarakat diminta tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dengan radius 2 kilometer. Masyarakat di Provinsi Banten dan Lampung pun diminta tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa.
Menurutnya Deni, dengan aktivitas gunung seperti saat ini, kawasan pantai Anyer-Carita masih aman dikunjungi. "Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang. Tidak khawatir tentang adanya isu-isu letusan Gunung Anak Karatau yang menyebabkan tsunami," ujarnya.
Berdasarkan pengamatan di Pos Pasauran, Kabupaten Serang, hari ini Gunung Anak Krakatauu tertutup kabut, sehingga aktifitas tidak terpantau baik itu asap maupun lava pijarnya.
"Kondisi Anak Krakatau saat ini kegempaannya masih tinggi, ditunjukkan dengan masih terjadinya tremor terus-menerus," kata Kepala Pos Pengamatan Pasauran Gunung Api Anak Krakatau, Deni Mardiono, Selasa (2/10/2018).
Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada di level II atau waspada, sehingga masyarakat diminta tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dengan radius 2 kilometer. Masyarakat di Provinsi Banten dan Lampung pun diminta tetap tenang dan melakukan aktivitas seperti biasa.
Menurutnya Deni, dengan aktivitas gunung seperti saat ini, kawasan pantai Anyer-Carita masih aman dikunjungi. "Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang. Tidak khawatir tentang adanya isu-isu letusan Gunung Anak Karatau yang menyebabkan tsunami," ujarnya.
(wib)