Akibat Gempa Sulteng, Beberapa Lapas - Rutan Kosong Serta Adanya Pembakaran

Senin, 01 Oktober 2018 - 11:50 WIB
Akibat Gempa Sulteng,...
Akibat Gempa Sulteng, Beberapa Lapas - Rutan Kosong Serta Adanya Pembakaran
A A A
JAKARTA - Diketahui beberapa lapas seperti lapas Palu, Rutan Poso, dan Rutan Donggala kosong tidak didapati para tahanan di dalamnya setelah terjadinya gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Sulawesi Tengah, pada Jumat 28 September 2018.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Sri Puguh Budi Utami mengatakan, bahwa tidak adanya napi yang berada di lapas, dikarenakan kebutuhan penyelamatan diri atas dampak gempa.

"Kondisi ini terjadi karena bangunan lapas dan Rutan di wilayah tersebut secara nyata rusak serta mengancam keselamatan mereka (narapidana dan tahanan)," ujar Utami saat konferensi pers di kantor Dirjen PAS, Jakarta, Senin (1/10/2018).

Utami juga menambahkan bahwa sempat terjadi adanya provokasi perlawanan dengan pembakaran oleh para penghuni Rutan Donggala.

Dirinya menjelaskan berdasarkan keterangan Kalapas, sewaktu Rutan Donggala dibakar para penghuni rutan sempat ditenangkan oleh Kalapas dan jajaran namun ketika ada getaran berikutnya dan mendengar bahwa pusat gempa ada di Donggala para penghuni rutan panik.

"Sebenarnya sudah ada negosiasi sedikit demi sedikit, diizinkan sedikit demi sedikit untuk melihat keluarganya, memang paniknya luar biasa. tapi ternyata juga ada yang tidak sabar, entah bagaimana menyulut kebakaran itu," jelas Utami.

Utami mengungkapkan hingga sekarang masih dilakukan pendalaman oleh jajaran Dirjen PAS yang masih berada di Donggala, Sulteng. Selain itu yang dapat diselamatkan ada berapa alat elektronik dan senjata yang dititipkan ke Polres setempat.

"Yang tersisa hanya bangunan depan dengan masjid yang masih utuh. Bangunan depan kami pikir sudah nggak bisa dipergunakan lagi, tapi hari ini teman-teman kami sedang melakukan audit dengan jajaran yang ada di sana," ungkapnya.

"Kami akan melakukan relokasi pembangunan seutuhnya di Rutan Donggala, karena seutuhnya tidak dapat berfungsi pasca pembakaran," sambungnya.

Dirjen PAS perempuan pertama ini memaklumi pembakaran di Rutan Donggala itu lantaran para penghuni Rutan Donggala butuh keselamatan dan kabar dari keluarga.

"Namun secara etika dan moral hukum, hal ini dapat dimaklumi, karena secara naluriah mereka butuh keselamatan jiwa, juga informasi tentang kondisi keluarga mereka di luar. Hal ini terbukti dengan sebagian besar mereka yang kembali melaporkan diri ke lapas rutan," tuturnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8117 seconds (0.1#10.140)