Kisah Pilu 3 Bocah yang Disekap Ibu Angkatnya

Rabu, 19 September 2018 - 21:45 WIB
Kisah Pilu 3 Bocah yang...
Kisah Pilu 3 Bocah yang Disekap Ibu Angkatnya
A A A
MAKASSAR - Seorang bocah laki-laki bertubuh ceking nampak mengenakan kaus casual dengan perpaduan warna abu-abu merah. Sang bocah sesekali menyunggingkan bibir saat bermain di halaman Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar, Selasa siang 18 September 2018.

Anak berusia 11 tahun itu merupakan Ow alias Aw, korban penyekapan dan penganiayaan yang dilakukan ibu angkatnya, Meilania Detaly Dasilva alias Memey alias Acci (31).

Rambutnya sudah terpotong rapi, tak lagi panjang seperti saat pertama kali ditemukan usai meloloskan diri dari Ruko Jalan Mirah Seruni, Kelurahan Pandang, Kecamatan Panakkukang.

Dua korban lain, adik angkatnya perempuan Us alias F, 5 tahun, dan laki-laki Df alias D, 2,5 tahun, juga terlihat bermain bersama anak-anak korban kekerasan maupun berhadapan hukum lainnya.

Di satu kesempatan Ow yang asyik memainkan game daring melalui gawai menceritakan kisah pilunya selama diasuh Memey, sejak lima tahun silam. Dia didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar A Tenri Palallo, saat ditemui KORAN SINDO Makassar.

Meski sempat sulit diajak berkomunikasi, Ow lambat laut bercerita banyak hal. Ia mengingat-ingat sejak pertama kali diasuh Memey di usia enam tahun. Sebelumnya ia dirawat perempuan yang disebutnya omah, di Kota Ambon.

Bocah Ow membantah lahir dari rahim yang sama dengan dua adiknya. Ia mengakui Us sama dengannya, diadopsi sejak masih kecil. Sementara Df merupakan anak dari perempuan yang juga mantan pembantu Memey, sering disapanya Mami Sinta.

"Dari umur 6 tahun saya ikut, sebelumnya saya ikut di omanya mama Mey," tutur Ow sembari memainkan kedua jempolnya menyetir mobil dalam layar gawai.

Ow menceritakan, ruko Mirah Seruni tempatnya disekap sudah dikontrak selama hampir tiga tahun, yang habis masa sewanya sebulan lagi. Sebelumnya pada 2017 lalu, Memey membawanya dan Us keluar dari rumah itu lalu mencari tempat hunian lain.

Alasannya sejak bangkrut, Memey yang berkerja sebagai pedagang kerap menghindari penagihan utang. Salah satunya, kata Ow seorang pria berseragam Polri yang sering mendatangi ruko tersebut untuk mendesak ibu angkatnya segera membayar.

Sejak itulah, Memey dan anak angkatnya terus berpindah-pindah tempat, hingga sempat ditemukan menelantarkan Ow dan Us di salah satu ruko Jalan Veteran, 2017 lalu. Setelah kasus itu berakhir dengan mediasi, diam-diam Memey kembali ke ruko Mirah Seruni.

"Kabur dari utang, pindah, banyak tempat. Ada utang di polisi, dan temannya. Polisi itu di Toddopuli, tapi saya tidak tahu namanya. Pakai baju polisi, ada tembaknya, biasa dicopot, dia datang minta uang berapa saja yang ada untuk hari ini," terang Ow.

Sementara Memey di hadapan polisi mengakui Ow dan Us merupakan anak yang lahir dari rahimnya. Sementara Df diakuinya hanya diangkat dari salah satu mantan pembantu.

Meski demikian, Memey tak dapat membuktikan kata-katanya itu, apalagi ia kesulitan menunjukkan dokomen maupun catatan kelahiran dua bocah tersebut. Bukan itu saja, suami perempuan berambut panjang itu pun masih misterius.

Untuk memastikan hubungan darah tersangka dan korban, penyidik Unit PPA Polrestabes Makassar berencana melakukan tes DNA hari ini.

"Dia mengakui jika anak yang pertama dan yang kedua adalah anak kandungnya sementara yang ketiga bukan. Kami akan memastikan itu dengan melakukan tes DNA," jelas Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Makassar Kompol Wirdhanto Hadicaksono.

Tiga kakak beradik tersebut disekap dalam ruko bersama enam ekor anjing kini telah kembali menjalani hidup yang lebih bersahabat. Namun masih teringat di benak mereka, amarah Memey tiap kali rumah tiga lantai itu kotor.

Tiap hari Memey meninggalkan Ow dan adik-adiknya sejak pagi dan pulang larut malam. Selama itu, mereka dipaksa memasak sendiri, jika ada lauk dan beras. Bahkan tiap hari harus membersihkan semua bagian rumah, termasuk kotoran anjing peliharan yang berada di lantai 3.

"Disuruh bersihkan lantai satu, dua dan tiga, kalau Mami pulang tidak bersih, Mami marah . Disuruh juga bersihkan kotoran anjing. Kalau Mami marah saya diam," tutur Ow.

Ow dan Us juga bertugas bergantian memandikan Df. Termasuk menceboki kotoran si bungsu sehari-hari.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1460 seconds (0.1#10.140)