Prestasi Mayjen TNI Agus Surya Bakti Selama Menjadi Pangdam XIV/Hasanuddin

Minggu, 15 Juli 2018 - 21:46 WIB
Prestasi Mayjen TNI Agus Surya Bakti Selama Menjadi Pangdam XIV/Hasanuddin
Prestasi Mayjen TNI Agus Surya Bakti Selama Menjadi Pangdam XIV/Hasanuddin
A A A
MAKASSAR - Hampir tiga tahun menjabat, Mayjen TNI Agus Surya Bakti harus menyerahkan tongkat kepemimpinan Kodam XIV/Hasanuddin ke suksesornya, Mayjen TNI Surawahadi. Sejumlah torehan prestasi layak diapresiasi.

Agus tercatat dalam sejarah sebagai Panglima Kodam VII/Wirabuana, sekaligus melalui kembalinya penggunaan nama Kodam XIV/Hasanuddin untuk tiga provinsi (Sulsel, Sulbar dan Sultra).

Hampir tiga tahun, pangdam yang mulai menjabat sejak 28 Oktober 2015 itu, telah banyak meninggalkan tinta emas. Mulai keberhasilan operasi penuntasan teroris Santoso dengan melalui sandi Operasi Tinombala, hingga prestasi membanggakan prajurit di tingkat nasional hingga internasional.

Agus yang dihubungi KORAN SINDO kemarin mengaku cukup waswas saat pertama kali mengetahui bakal menjabat di Sulawesi, khususnya Makassar yang kerap dicitrakan keras di televisi. Ditambah lagi keberadaan kelompok teroris Santoso di Sulawesi Tengah.

"Di sini selalu diberitakan keras, ditambah lagi ada teroris Santoso, di Sulteng yang saat itu bagian dari Kodam Wirabuana, dan saat itu saya mendapat kepercayaan melakukan Operasi Tinombala kepolisian dan TNI AD," tutur Agus melalui telepon selulernya.

Berbekal pengalaman sebagai Kepala Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Agus menggelar operasi teritorial untuk mengurung area pelarian Santoso. Langkah itu cukup efektif memutus rantai hubungan teroris dengan perkampungan penduduk hingga terdesak masuk ke hutan.

"Sejak diterapkan selama enam bulan, berhasil membuat Santoso keluar dari perkampungan dan akhirnya tertembak di dalam hutan oleh pasukan (Yonif 515 Kostrad Satgas Tinombala, 18 Juli 2016)," kata Agus yang juga suami Bella Saphira ini.

Keberhasilan operasi teritorial yang diusulkan Agus di Poso, diabadikan dalam tesis yang dibuatnya untuk meraih gelar magister di Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Pemerintah (FISIP) Universitas Hasanuddin, beberapa hari lalu.

Setelah keberhasilan prestisius itu, Agus juga mengantar penutup masa Kodam VII/ Wirabuana yang kembali dipecah menjadi Kodam XIV/Hasanuddin dan Kodam XIII/ Merdeka, pada Desember 2016.

Bukan itu saja, dengan waktu kepemimpinan yang cukup lama untuk seorang Pangdam, Agus mewariskan banyak perubahan di prajurit TNI AD. Beberapa kali kontingen Kodam XIV/Hasanuddin menorehkan prestasi membanggakan tingkat nasional di era Agus.

Terakhir, atlet Kodam menyabet juara satu pada perlombaan antartentara pada ajang internasional Triathlon di Bangka Belitung, 21 April lalu. Salah satunya diraih pada dua kategori yakni sprint distance dan standard distance relay.

"Saya selalu berupaya bagaimana meningkatkan prestasi prajurit militer Kodam XIV/Hasanuddin, yang dulu kita hanya juara dua dari bawah hingga akhirnya bisa juara tujuh, empat, lalu naik tiga tiap tahunnya," sebut perwira tinggi lulusan Akmil 1984 itu.

Bukan hanya di cabang olahraga, prajurit Kodam XIV Hasanuddin di era Agus juga pernah mengharumkan nama Indonesia pada tugas perdamaian bersama PBB 2016. Saat itu, sebanyak 143 persenel yang tergabung dalam Satuan Tugas Kompi Zeni Tempur (Satgas Kizi) Kodam VII/Wirabuana bertugas dalam misi perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Republik Kongo.

Setelah setahun bertugas di daerah konflik bersama 72 negara lain, para prajurit pulang dengan membawa keberhasilan, Jumat 3 Februari 2016. Mereka melakukan pendekatan teritorial dan membuat masyarakat setempat merasakan kehadiran tentara Indonesia, hingga akhirnya menyerahkan sejumlah pucuk senjata api secara sukarela.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8364 seconds (0.1#10.140)