Ini Pesan Wa Tiba kepada Anaknya Sebelum Dimangsa Ular Piton
A
A
A
MUNA - Duka masih menyelimuti keluarga Wa Tiba, warga Desa Lawela, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), yang ditemukan tewas dalam perut ular piton, saat hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah, Jumat 15 Juni 2018.
Anak sulung almarhumah Wa Tiba, Serliyati, hingga kini, masih ingat betul kalimat Ibunya sebelum meninggalkan rumah menuju kebun, mencari sayur untuk menu saat hari raya Idul Fitri.
Saat itu, Serliyati, ingin sekali ikut ke kebun, namun dilarang almarhumah. Sebelum meninggalkan rumah, Wa Tiba, berpesan kepada anaknya Serliyati, bahwa mereka akan bertemu di tempat lain, dan meminta Serliyati, rajin belajar agar menjadi orang yang berguna.
"Saya pergi antara sampai di pagar, dia (Wa Tiba) larang saya, jangan pergi di kebun, habis itu dia pergi ke kebun tapi kembali lagi, dia lihat-lihat saya langsung dia menangis sambil mengucapkan beberapa kalimat," jelas Serliyati.
Setelah itu, Wa Tiba, meninggalkan rumah menuju kebun, jaraknya tak juah dari rumah. Hingga tengah malam (Jumat dini hari), Wa Tiba, belum kembali ke rumah, sang anak Serliyati, mulai cemas.
Sebab, pada Jumat pagi, mereka harus salat Idul Fitri bersama, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jumat pagi, Serliyati, menuju kebun mencari Ibunya, namun hanya menemukan ikat rambut, sendal, dan senter milik ibunya Wa Tiba. Serliyati, berteriak histeris dan berlari meminta tolong kepada pamannya di rumah.
Setelah salat Idul Fitri, warga mencari Wa Tiba, namun hanya menemukan Ular Piton panjang kurang lebih 7 meter, dengan perut membesar berada di mulut goa.
Warga curiga, lalu melumpuhkan ular tersebut, kemudian dibawa ke rumah Wa Tiba. Setelah dibelah, warga menemukan Jasad Wa Tiba, dalam perut ular piton dan langsung dikeluarkan untuk dikebumikan.
Kepergian almarhumah, membuat keluarga sangat terpukul, mereka tidak menyangka, sang Ibu Wa Tiba, meninggal dunia dimangsa ular piton. Serliyati berharap, sang ibu almarhumah Wa Tiba, mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Anak sulung almarhumah Wa Tiba, Serliyati, hingga kini, masih ingat betul kalimat Ibunya sebelum meninggalkan rumah menuju kebun, mencari sayur untuk menu saat hari raya Idul Fitri.
Saat itu, Serliyati, ingin sekali ikut ke kebun, namun dilarang almarhumah. Sebelum meninggalkan rumah, Wa Tiba, berpesan kepada anaknya Serliyati, bahwa mereka akan bertemu di tempat lain, dan meminta Serliyati, rajin belajar agar menjadi orang yang berguna.
"Saya pergi antara sampai di pagar, dia (Wa Tiba) larang saya, jangan pergi di kebun, habis itu dia pergi ke kebun tapi kembali lagi, dia lihat-lihat saya langsung dia menangis sambil mengucapkan beberapa kalimat," jelas Serliyati.
Setelah itu, Wa Tiba, meninggalkan rumah menuju kebun, jaraknya tak juah dari rumah. Hingga tengah malam (Jumat dini hari), Wa Tiba, belum kembali ke rumah, sang anak Serliyati, mulai cemas.
Sebab, pada Jumat pagi, mereka harus salat Idul Fitri bersama, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Jumat pagi, Serliyati, menuju kebun mencari Ibunya, namun hanya menemukan ikat rambut, sendal, dan senter milik ibunya Wa Tiba. Serliyati, berteriak histeris dan berlari meminta tolong kepada pamannya di rumah.
Setelah salat Idul Fitri, warga mencari Wa Tiba, namun hanya menemukan Ular Piton panjang kurang lebih 7 meter, dengan perut membesar berada di mulut goa.
Warga curiga, lalu melumpuhkan ular tersebut, kemudian dibawa ke rumah Wa Tiba. Setelah dibelah, warga menemukan Jasad Wa Tiba, dalam perut ular piton dan langsung dikeluarkan untuk dikebumikan.
Kepergian almarhumah, membuat keluarga sangat terpukul, mereka tidak menyangka, sang Ibu Wa Tiba, meninggal dunia dimangsa ular piton. Serliyati berharap, sang ibu almarhumah Wa Tiba, mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
(sms)