Deradikalisasi, BNPT Dipersilahkan Masuk ke Kampus Universitas Brawijaya

Selasa, 05 Juni 2018 - 11:15 WIB
Deradikalisasi, BNPT Dipersilahkan Masuk ke Kampus Universitas Brawijaya
Deradikalisasi, BNPT Dipersilahkan Masuk ke Kampus Universitas Brawijaya
A A A
MALANG - Paham radikalisme yang berafiliasi pada gerakan terorisme, dan menghalalkan aksi kekerasan terhadap simbol-simbol negara, diduga juga merambah ke dalam Kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Dugaan masuknya paham radikalisme di kalangan mahasiswa UB tersebut, juga diakui oleh Rektor UB Malang, M. Bisri. Bahkan, dia menyebutkan, adanya penyebaran paham radikalisme di kalangan mahasiswa UB, sudah terjadi sejak 1980-an, utamanya saat terjadi aksi pengeboman Candi Borobudur.

Sayangnya, pergerakan penyebaran paham radikalisme sulit dideteksi di dalam kampus. "Dibutuhkan peran dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk masuk ke kampus," ungkapnya, Selasa (5/6/2018).

Baginya, BNPT memiliki kemampuan untuk mendeteksi pergerakan kelompok radikal sehingga bisa melakukan langkah preventif sebelum kelompok ini melakukan tindakan melawan hukum.

Selain itu, juga bisa dilakukan upaya deradikalisasi di dalam kampus, utamanya untuk mereka yang sudah terlanjut terpapar paham radikal tersebut.

Pada era 1980-an, menurut Bisri, salah satu temannya dari jurusan teknik elektro, sudah terlibat dalam jaringan kelompok terorisme yang melakukan aksi pengeboman Candi Borobudur.

Hal ini membuktikan, radikalisme sudah ada sejak lama di dalam kampus UB.Melihat kenyataan itu, dia menegaskan, harus segera ada tindakan yang bisa menghentikan penyebaran paham radikalisme di dalam kampus.

Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri mengajak seluruh masyarakat ikut mewaspadai penyebaran gerakan radikal di lingkungannya masing-masing."Kami juga terus melakukan upaya preventif, dengan berdialog bersama masyarakat," ungkapanya.Salah satu langkah preventif yang dilakukan Polres Malang Kota, adalah dengan melaksanakan program polisi cinta tempat ibadah.
Polisi datang ke tempat-tempat ibadah, dan melakukan dialog langsung dengan masyarakat, untuk mencegah penyebaran paham radikalisme, dan tindak kejahatan lainnya.

Selain itu, dia juga mengatakan, telah membangun kerjasama dengan perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan, serta forum pimpinan daerah.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4870 seconds (0.1#10.140)