Tetra Pak Indonesia Dirikan Rumah Baca di Cirebon
A
A
A
CIREBON - Tetra Pak Indonesia melalui kegiatan employee engagement perusahaan membangun sebuah rumah baca bagi sebuah sekolah negeri di Dawuan, Cirebon, Jawa Barat.
Sebanyak 160 karyawan Tetra Pak bahu-membahu untuk menyelesaikan pembangunan rumah baca bagi warga dalam waktu satu hari. Hal yang juga unik dari kegiatan ini adalah penggunaan bahan-bahan hasil daur ulang kemasan karton Tetra Pak sebagai material untuk mendirikan rumah baca tersebut.
Pembangunan rumah baca ini diharapkan dapat mengembangkan minat baca pada anak. Menurut data yang dikeluarkan oleh UNDP dengan data penelitian Unesco menyebutkan bahwa hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang bersemangat untuk membaca. Tidak hanya mendirikan rumah baca, para karyawan Tetra Pak juga mengajak anak untuk turut serta dalam lomba cerdas cermat antar siswa.
Communications Manager Tetra Pak Indonesia Gabrielle Angriani mengatakan bahwa Tetra Pak Indonesia merasa senang bisa membangun sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai perusahaan global terkemuka yang bergerak di bidang pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman, Tetra Pak senantiasa menyediakan produk yang aman, inovatif, dan berwawasan lingkungan bagi masyarakat.
"Kami selalu memikirkan dampak yang lebih luas dari operasi kami terhadap lingkungan dan masyarakat. Pembangunan 'Rumah Baca Untuk Negeri' yang menggunakan bahan hasil daur ulang dari produk kemasan karton Tetra Pak ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Tetra Pak Indonesia terhadap lingkungan dan terhadap masyarakat, terutama di daerah Cirebon ini. Semoga rumah baca ini dapat membantu warga sekitar untuk meraih mimpi dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik," jelas Gabrielle.
Environment Manager Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto mengatakan, sebagian besar material yang digunakan dalam proses pembangunan rumah baca ini adalah bahan hasil daur ulang kemasan Tetra Pak yang diproduksi oleh mitra pabrik daur ulang kemasan karton bekas.
"Bahan utama yang kami gunakan untuk kemasan makanan dan minuman yang Tetra Pak produksi adalah 75% paperboard dan terbuat dari bahan kayu berserat tinggi serta tersertifikasi FSC® (Forest Stewardship Council®). Dengan adanya lapisan polyethylene sebagai adhesive dan aluminium foil sebagai barrier, maka dapat menghasilkan kemasan yang kuat dan stabil," jelas Reza.
"Tentunya ketika menjadi kemasan bekas masih memiliki nilai ekonomi dan kualitas yang dapat menjadi bahan baku utama bagi industri lain. Terlebih 100% kemasan Tetra Pak adalah recyclable atau dapat didaur ulang. Untuk itu, kami membina mitra pengumpul dan pendaur ulang, kemudian diproses menjadi komoditas produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan, sehingga salah satu praktik nyata hasil daur ulang ini adalah menjadi material bahan bangunan (papan dan atap gelombang) yang digunakan untuk mendirikan rumah baca bagi anak-anak utamanya di SDN Dawuan 4 yang berlokasi di Desa Dawuan, Cirebon. Material hasil daur ulang kemasan karton bekas ini digunakan untuk membangun atap, kursi dan meja hingga kabinet di rumah baca ini. Meskipun terbuat dari material daur ulang, hasilnya tetap kuat, aman, dan nyaman untuk digunakan,” tuturnya.
Reza juga menjelaskan bahwa daur ulang sampah pasca-konsumen (post-consumer waste recycling) memang menjadi salah satu komponen penting dalam agenda manjemen lingkungan Tetra Pak. "Secara global, kami memiliki goals untuk meningkatkan recycling rate hingga 40% di tahun 2020. Saat ini kami memiliki 3 kategori penawaran daur ulang bagi mitra-mitra terkait, yang pertama adalah fiber recycling yaitu daur ulang kertas kemasan karton bekas untuk menjadi pulp bagi produsen kertas daur ulang, yang kedua adalah polyAl recycling yaitu penerapan polimer dan aluminium dari kemasan karton bekas untuk dibuat menjadi produk-produk seperti atap, papan, peralatan rumah tangga ataupun furniture, dan ketiga adalah full carton recycling yaitu penggunaan seluruh komponen kemasan karton bekas secara utuh untuk membuat barang baru. Inilah yang menjadi kerangka dasar dari proses daur ulang kami," jelas Reza.
Pembangunan rumah baca di area SDN Dawuan 4 ini diharapkan memberikan kontribusi besar bagi proses belajar mengajar yang lebih nyaman dan menyenangkan di sekolah, sembari memberikan manfaat juga bagi masyarakat sekitar.
Sebelumnya, sekolah tersebut belum memiliki ruang baca yang menyenangkan dan nyaman bagi anak-anak. Untuk diketahui, wilayah Dawuan memiliki sekitar 2.532 anak-anak di bawah usia 12 tahun.
Sebanyak 160 karyawan Tetra Pak bahu-membahu untuk menyelesaikan pembangunan rumah baca bagi warga dalam waktu satu hari. Hal yang juga unik dari kegiatan ini adalah penggunaan bahan-bahan hasil daur ulang kemasan karton Tetra Pak sebagai material untuk mendirikan rumah baca tersebut.
Pembangunan rumah baca ini diharapkan dapat mengembangkan minat baca pada anak. Menurut data yang dikeluarkan oleh UNDP dengan data penelitian Unesco menyebutkan bahwa hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang bersemangat untuk membaca. Tidak hanya mendirikan rumah baca, para karyawan Tetra Pak juga mengajak anak untuk turut serta dalam lomba cerdas cermat antar siswa.
Communications Manager Tetra Pak Indonesia Gabrielle Angriani mengatakan bahwa Tetra Pak Indonesia merasa senang bisa membangun sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Sebagai perusahaan global terkemuka yang bergerak di bidang pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman, Tetra Pak senantiasa menyediakan produk yang aman, inovatif, dan berwawasan lingkungan bagi masyarakat.
"Kami selalu memikirkan dampak yang lebih luas dari operasi kami terhadap lingkungan dan masyarakat. Pembangunan 'Rumah Baca Untuk Negeri' yang menggunakan bahan hasil daur ulang dari produk kemasan karton Tetra Pak ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Tetra Pak Indonesia terhadap lingkungan dan terhadap masyarakat, terutama di daerah Cirebon ini. Semoga rumah baca ini dapat membantu warga sekitar untuk meraih mimpi dan mewujudkan kehidupan yang lebih baik," jelas Gabrielle.
Environment Manager Tetra Pak Indonesia Reza Andreanto mengatakan, sebagian besar material yang digunakan dalam proses pembangunan rumah baca ini adalah bahan hasil daur ulang kemasan Tetra Pak yang diproduksi oleh mitra pabrik daur ulang kemasan karton bekas.
"Bahan utama yang kami gunakan untuk kemasan makanan dan minuman yang Tetra Pak produksi adalah 75% paperboard dan terbuat dari bahan kayu berserat tinggi serta tersertifikasi FSC® (Forest Stewardship Council®). Dengan adanya lapisan polyethylene sebagai adhesive dan aluminium foil sebagai barrier, maka dapat menghasilkan kemasan yang kuat dan stabil," jelas Reza.
"Tentunya ketika menjadi kemasan bekas masih memiliki nilai ekonomi dan kualitas yang dapat menjadi bahan baku utama bagi industri lain. Terlebih 100% kemasan Tetra Pak adalah recyclable atau dapat didaur ulang. Untuk itu, kami membina mitra pengumpul dan pendaur ulang, kemudian diproses menjadi komoditas produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan, sehingga salah satu praktik nyata hasil daur ulang ini adalah menjadi material bahan bangunan (papan dan atap gelombang) yang digunakan untuk mendirikan rumah baca bagi anak-anak utamanya di SDN Dawuan 4 yang berlokasi di Desa Dawuan, Cirebon. Material hasil daur ulang kemasan karton bekas ini digunakan untuk membangun atap, kursi dan meja hingga kabinet di rumah baca ini. Meskipun terbuat dari material daur ulang, hasilnya tetap kuat, aman, dan nyaman untuk digunakan,” tuturnya.
Reza juga menjelaskan bahwa daur ulang sampah pasca-konsumen (post-consumer waste recycling) memang menjadi salah satu komponen penting dalam agenda manjemen lingkungan Tetra Pak. "Secara global, kami memiliki goals untuk meningkatkan recycling rate hingga 40% di tahun 2020. Saat ini kami memiliki 3 kategori penawaran daur ulang bagi mitra-mitra terkait, yang pertama adalah fiber recycling yaitu daur ulang kertas kemasan karton bekas untuk menjadi pulp bagi produsen kertas daur ulang, yang kedua adalah polyAl recycling yaitu penerapan polimer dan aluminium dari kemasan karton bekas untuk dibuat menjadi produk-produk seperti atap, papan, peralatan rumah tangga ataupun furniture, dan ketiga adalah full carton recycling yaitu penggunaan seluruh komponen kemasan karton bekas secara utuh untuk membuat barang baru. Inilah yang menjadi kerangka dasar dari proses daur ulang kami," jelas Reza.
Pembangunan rumah baca di area SDN Dawuan 4 ini diharapkan memberikan kontribusi besar bagi proses belajar mengajar yang lebih nyaman dan menyenangkan di sekolah, sembari memberikan manfaat juga bagi masyarakat sekitar.
Sebelumnya, sekolah tersebut belum memiliki ruang baca yang menyenangkan dan nyaman bagi anak-anak. Untuk diketahui, wilayah Dawuan memiliki sekitar 2.532 anak-anak di bawah usia 12 tahun.
(zik)