Kecelakaan Tanjakan Emen, 14 Korban Tewas Dimakamkan Satu Lubang
A
A
A
TANGERANG SELATAN - 14 korban tewas tabrakan bus di tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dimakamkan dalam satu lubang yang sama di Taman Makam Legoso, Pisangan, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan (Tangsel).
Sedang jumlah korban yang dikuburkan di Taman Makam Legoso berjumlah 22 orang, dari total 27 korban tewas. Sedang lima orang di antaranya, dimakamkan di kampung halamannya masing-masing.
"Dari 26 korban tewas, hanya 22 yang dimakamkan di sini. Empat di luar daerah, di Medan, Depok, Ciledug, dan Cirebon," kata Camat Ciputat Timur Durahman, di Makam Legoso, Minggu (11/2/2018).
Pemakaman dalam satu lubang itu, kata Durahman, berdasarkan hasil kesepakatan warga dengan pemerintah setempat. Namun, ada juga warga yang meminta agar keluarganya dimakamkan terpisah.
"Ada 14 orang yang dimakamkan dalam satu lubang di sini. Karena ada namanya masing-masing. Kalau makam itu dikerjakan satu-satu cukup lama, karena kan jumlahnya banyak," ungkapnya.
Dalam menggali lubang kubur itu, pihak kecamatan bekerja sama dengan Dinas PU Bina Marga menggunakan backhoe (beko). Sehingga pengerjaannya bisa berjalan cepat, dan korban bisa langsung dikubur.
"Tapi saya sodorkan kepada warga, kalau mau keluar dari sini (pemakaman massal) silakan. Ternyata ada 8 warga yang mau dimakamkan secara terpisah, tidak bersama-sama dengan lainnya," jelasnya.
Rata-rata korban tewas, kata Durahman, merupakan warga Pisangan. Bahkan, tidak sedikit dari korban yang rumah tinggalnya dekat makam, sehingga banyak warga setuju dengan pemakamam bersama itu.
"Masyarakat juga menyetujui. Masyarakat korban rata-rata orang Legoso yang jaraknya tidak jauh dari sini. Tidak ada yang jauh rumahnya. Setelah disalatkan, para korban langsung dimakamkan," imbuhnya.
Muhidin, penggali makam menambahkan, sedikitnya ada 10 lubang yang disiapkan untuk pemakaman para korban tewas itu. Dua lubang besar untuk pemakaman massal, dan delapan lubang untuk sendiri.
"Saya menggali lima makam di atas sini. Total lubang makam yang sendiri-sendiri ada delapan. Saya mulai menggali sejak pukul 06.00 WIB. Kebetulan, istri kakak saya juga menjadi korbannya," terangnya.
Adapun korban tewas yang dikuburkan satu lubang adalah Minah Rahayu, Sopiah, Julaeha, Aminah, Sri widodo, Sugianti, Asanah, Elida, Jono, Paikem, Rusminah, Sri Martiningsih, Ari lestari, dan Juminten.
Sedang korban yang dimakamkan secara terpisah, adalah Masiah, Munih, Oktika Trisnawati, Siti Mulyana, Lilyana, Teti Sumiati, Sri Sulastri, Yanuati, dan terakhir Agus Mulyono.
Sementara korban tewas yang dikubur di kampung halamannya, masing-masing bernama Sri Rochayati di Cirebon, Atifah Siameti di Depok, Siti Payung Alam di Medan, dan Mimin Mintarsih di Ciledug.
Kepala Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel Suhara Manulang mengatakan, masih ada 16 korban luka yang dirawat di RSU Tangsel. Dua orang di antaranya masih perawatan intensif di RSU Subang.
"Informasinya satu korban sudah dalam perjalanan. Tinggal satu korban masih di Subang. Korban luka-luka dibawa ke RSU Kota Tangsel untuk menjalani perawatan itensif," sambung Suhara, di RSU Tangsel.
Sedang jumlah korban yang dikuburkan di Taman Makam Legoso berjumlah 22 orang, dari total 27 korban tewas. Sedang lima orang di antaranya, dimakamkan di kampung halamannya masing-masing.
"Dari 26 korban tewas, hanya 22 yang dimakamkan di sini. Empat di luar daerah, di Medan, Depok, Ciledug, dan Cirebon," kata Camat Ciputat Timur Durahman, di Makam Legoso, Minggu (11/2/2018).
Pemakaman dalam satu lubang itu, kata Durahman, berdasarkan hasil kesepakatan warga dengan pemerintah setempat. Namun, ada juga warga yang meminta agar keluarganya dimakamkan terpisah.
"Ada 14 orang yang dimakamkan dalam satu lubang di sini. Karena ada namanya masing-masing. Kalau makam itu dikerjakan satu-satu cukup lama, karena kan jumlahnya banyak," ungkapnya.
Dalam menggali lubang kubur itu, pihak kecamatan bekerja sama dengan Dinas PU Bina Marga menggunakan backhoe (beko). Sehingga pengerjaannya bisa berjalan cepat, dan korban bisa langsung dikubur.
"Tapi saya sodorkan kepada warga, kalau mau keluar dari sini (pemakaman massal) silakan. Ternyata ada 8 warga yang mau dimakamkan secara terpisah, tidak bersama-sama dengan lainnya," jelasnya.
Rata-rata korban tewas, kata Durahman, merupakan warga Pisangan. Bahkan, tidak sedikit dari korban yang rumah tinggalnya dekat makam, sehingga banyak warga setuju dengan pemakamam bersama itu.
"Masyarakat juga menyetujui. Masyarakat korban rata-rata orang Legoso yang jaraknya tidak jauh dari sini. Tidak ada yang jauh rumahnya. Setelah disalatkan, para korban langsung dimakamkan," imbuhnya.
Muhidin, penggali makam menambahkan, sedikitnya ada 10 lubang yang disiapkan untuk pemakaman para korban tewas itu. Dua lubang besar untuk pemakaman massal, dan delapan lubang untuk sendiri.
"Saya menggali lima makam di atas sini. Total lubang makam yang sendiri-sendiri ada delapan. Saya mulai menggali sejak pukul 06.00 WIB. Kebetulan, istri kakak saya juga menjadi korbannya," terangnya.
Adapun korban tewas yang dikuburkan satu lubang adalah Minah Rahayu, Sopiah, Julaeha, Aminah, Sri widodo, Sugianti, Asanah, Elida, Jono, Paikem, Rusminah, Sri Martiningsih, Ari lestari, dan Juminten.
Sedang korban yang dimakamkan secara terpisah, adalah Masiah, Munih, Oktika Trisnawati, Siti Mulyana, Lilyana, Teti Sumiati, Sri Sulastri, Yanuati, dan terakhir Agus Mulyono.
Sementara korban tewas yang dikubur di kampung halamannya, masing-masing bernama Sri Rochayati di Cirebon, Atifah Siameti di Depok, Siti Payung Alam di Medan, dan Mimin Mintarsih di Ciledug.
Kepala Rumah Sakit Umum (RSU) Kota Tangsel Suhara Manulang mengatakan, masih ada 16 korban luka yang dirawat di RSU Tangsel. Dua orang di antaranya masih perawatan intensif di RSU Subang.
"Informasinya satu korban sudah dalam perjalanan. Tinggal satu korban masih di Subang. Korban luka-luka dibawa ke RSU Kota Tangsel untuk menjalani perawatan itensif," sambung Suhara, di RSU Tangsel.
(wib)