Perbaiki Ekosistem Citarum, Prajurit Siliwangi Bersihkan Situ Cisanti

Jum'at, 26 Januari 2018 - 16:06 WIB
Perbaiki Ekosistem Citarum,...
Perbaiki Ekosistem Citarum, Prajurit Siliwangi Bersihkan Situ Cisanti
A A A
BANDUNG BARAT - Personel Kodam III/Siliwangi dikerahkan ke Km 0 Citarum untuk membersihkan Situ Cisanti di Desa Kertasari, Kabupaten Bandung Barat, yang menjadi hulu Sungai Citarum. Langkah ini untuk memperbaiki kualitas air dan ekosistem Sungai Citarum yang rusak sehingga dijuluki The Dirties River In the World (Sungai Terkotor di Dunia).

"Kegiatan yang dilaksanakan antara lain, perbaikan petilasan dan mata air Citarum, pembersihan Situ Cisanti, mengangkat semua sampah plastik, enceng gondok, dan ganggang merah di permukaan danau. Pembersihan sampah dan eceng gondok menggunakan perahu LCR dan dua unit Amphibius," kata Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III/Siliwangi Kolonel ARH Desy Aryanto, Jumat (26/1/2018).

Kapendam menjelaskan, air Citarum berasal dari tujuh mata air di Situ Cisanti. Ketujuh mata air itu, termasuk mata air purba karena berusia sekitar 12 juta tahun. Agar mata air tetap terjaga dan mencegah sedimentasi, prajurit menanam tanaman vetiver di sepanjang bibir danau, sekaligus melarang masyarakat memancing di Situ Cisanti.

"Kami juga menggelar sosialisasi kepada masyarakat agar bersedia direlokasi dan alih profesi. Saat ini di kawasan Situ Cisanti 2.400 warga membuat rumah dan tinggal di kawasan konservasi. Mereka juga bekerja sebagai petani wortel dan kentang yang lahannya diperoleh dengan cara membuka hutan," ujarnya.

Warga yang kena relokasi, tutur Desy, disiapkan rumah dan lokasi baru yang tidak jauh dari rumah lama. Kegiatan pembangunan 360 rumah dilaksanakan oleh Kementerian PU Pera bersama Zidam III/Siliwangi dan pihak swasta.

Rumah yang dibangun menggunakan teknologi terbaru. Dalam waktu satu bulan target rumah yang bisa dibangun mencapai 120 unit, sehingga dalam waktu tiga bulan, 360 unit rumah dapat diselesaikan.

Mereka alih profesi bergabung dengan tim pembibitan pohon. Sebelumnya warga diberi ganti rugi tanaman kentang dan wortel yang telah mereka tanam. "Warga mendapat gaji sebagai pembibit tanaman keras di kawasan konservasi," tutur Desy.

Pembibitan pohon, kata Desy, merupakan upaya reforestasi 80.000 hektare kawasan konservasi yang kondisinya kritis dan sangat kritis. Target pohon yang tumbuh sebanyak 125 juta pohon, terdiri atas 100 juta tanaman ekonomis dan 25 juta tanaman ekologis.

Tanaman ekologis ini antara lain, mahoni tahura, suren, rasamala, mani I, puspa, manglid, vetiver dan aren. Sedangkan tanaman ekonomis seperti, kopi, kina, murbei, lada, buah-buahan, dan lain-lain. "Kegiatan pembibitan ini dilaksanakan oleh 200 prajurit Siliwangi. Mereka menetap di barak yang dibangun dekat lokasi pembibitan bersama tim pembibitan Budiasih dan warga di sekitar Situ Cisanti," ungkap Desy.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3319 seconds (0.1#10.140)