Bupati Anas Siap Terima Apapun Keputusan Partai
A
A
A
BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengaku siap menerima apapun keputusan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) selaku partai yang mengusungnya sebagai bakal calon wakil gubernur (bacawagub) Jawa Timur (Jatim) mendampingi Saifullah Yusuf. Pernyataan itu disampaikan Anas menyikapi polemik yang berkembang saat ini.
Dimana beredar foto-foto asusila yang mirip dirinya. Bahkan, akibat foto tersebut dikabarkan PDIP tengah menggodok sejumlah nama pengganti Anas. Diantaranya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni.
“Kalau soal pencalonan, saya tunduk dan patuh sepenuhnya pada partai karena saya memang ditugaskan partai. Jadi apapun keputusan partai saya siap,” kata Anas melalui keterangan resminya, Jum’at (5/1/2018)
Namun begitu dia menegaskan, polemik yang muncul saat ini dia anggap ada proses pembunuhan karakter (character assassination) terkait polemik pencalonannya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim. Perlakuaan yang sama persis seperti ini sudah dia terima sejak tahun kedua menjabat.
Tak hanya berupa foto-foto asusila mirip dirinya, keluarganya juga kerap mendapat teror dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
“Jadi terkait apa yang jadi desus-desus itu, saya sudah biasa ditempa pembunuhan karakter. Ini saya alami ketika saya menerapkan sejumlah kebijakan, seperti pelarangan pasar modern, memperjuangkan saham bagi rakyat di sektor pertambangan, dan sebagainya. Saya juga pernah dilaporkan melakukan kriminalisasi kebijakan karena kebijakan-kebijakan tersebut. Bahkan saya juga dikirimi macam-macam gambar di masa lalu untuk mencegah saya mengambil kebijakan-kebijakan tertentu. Tapi kan saya tetap lanjutkan apa yang baik bagi orang banyak,” katanya.
Anas menyebut, membangun daerah memang bukan suatu hal yang mudah. Ada banyak tantangan. Namun, karena dukungan penuh masyarakat, terbukti banyak perubahan di Banyuwangi.
“Ya ini saya anggap sebagai risiko-lah, apapun yang datang menghadang untuk kebaikan banyak orang seperti program Rantang Kasih yang memberi makanan bergizi tiap hari ke lansia, program uang saku tiap hari bagi pelajar miskin dan sebagainya, ya itu sudah biasa kita hadapi jika ada yang menyerang terkait momen politik,” papar Anas.
Dimana beredar foto-foto asusila yang mirip dirinya. Bahkan, akibat foto tersebut dikabarkan PDIP tengah menggodok sejumlah nama pengganti Anas. Diantaranya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Ngawi Budi Sulistyono, dan Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni.
“Kalau soal pencalonan, saya tunduk dan patuh sepenuhnya pada partai karena saya memang ditugaskan partai. Jadi apapun keputusan partai saya siap,” kata Anas melalui keterangan resminya, Jum’at (5/1/2018)
Namun begitu dia menegaskan, polemik yang muncul saat ini dia anggap ada proses pembunuhan karakter (character assassination) terkait polemik pencalonannya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim. Perlakuaan yang sama persis seperti ini sudah dia terima sejak tahun kedua menjabat.
Tak hanya berupa foto-foto asusila mirip dirinya, keluarganya juga kerap mendapat teror dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab.
“Jadi terkait apa yang jadi desus-desus itu, saya sudah biasa ditempa pembunuhan karakter. Ini saya alami ketika saya menerapkan sejumlah kebijakan, seperti pelarangan pasar modern, memperjuangkan saham bagi rakyat di sektor pertambangan, dan sebagainya. Saya juga pernah dilaporkan melakukan kriminalisasi kebijakan karena kebijakan-kebijakan tersebut. Bahkan saya juga dikirimi macam-macam gambar di masa lalu untuk mencegah saya mengambil kebijakan-kebijakan tertentu. Tapi kan saya tetap lanjutkan apa yang baik bagi orang banyak,” katanya.
Anas menyebut, membangun daerah memang bukan suatu hal yang mudah. Ada banyak tantangan. Namun, karena dukungan penuh masyarakat, terbukti banyak perubahan di Banyuwangi.
“Ya ini saya anggap sebagai risiko-lah, apapun yang datang menghadang untuk kebaikan banyak orang seperti program Rantang Kasih yang memberi makanan bergizi tiap hari ke lansia, program uang saku tiap hari bagi pelajar miskin dan sebagainya, ya itu sudah biasa kita hadapi jika ada yang menyerang terkait momen politik,” papar Anas.
(sms)