Yenny Wahid Masuk Bursa Pilgub Jatim
A
A
A
JAKARTA - Koalisi Partai Gerindra, PKS dan PAN memunculkan nama bakal calon gubernur (bacagub) baru di Pilgub Jatim yakni putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau akrab disapa Yenny Wahid. Ketua DPP Partai Gerindra Moh Nizar Zahro mengakui, ada kesepakatan antara ketiga ketua umum partai yakni Prabowo Subianto, Moh Sohibul Iman dan Zulkifli Hasan yang akan melakukan pertemuan pada 3 atau 5 Januari 2018 guna membahas poros baru di Jatim.
Nizar mengakui bahwa di Jatim muncul beberapa nama di antaranya, Moreno Suprapto, Sumitro, La Nyalla Mataliti dan juga yang terbaru Yenny Wahid. Pertemuan itu yang akan memutuskan apakah ketiga partai ini resmi membentuk poros baru atau tidak.
"Saya sebagai kader Gerindra berharap apapun keputusan yang akan direkomendasi oleh Ketua Umum Partai Gerindra, kita akan siap mejalankan, mengamankan, bahkan memenangkan terhadap isi rekomendasi itu," kata Nizar saat dihubungi, Selasa (2/1/2018).
Nizar mengakui, tak dapat dipungkiri bahwa hasil dari Pilkada 2018 nanti untuk kepentingan Pemilu 2019.
Namun, bagi Gerindra dalam menentukan bakal calon kepala daerah juga harus memenuhi kriteria yakni, layak jual, integritas sangat tinggi, hasil survei tinggi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Apabila nantinya Yenny Wahid yang dipilih, tentu sebagai kader akan menjalankan keputusan partai meski juga harus diakui bahwa nama Yenny Wahid sangat menjual di Jatim maupun nasional.
"Mba Yenny itukan mewakili trah dari Nahdlatul Ulama, apa lagi abahnya mba Yenny mantan Ketua PBNU, mantan presiden dan juga mewakili NU, Gus Durian di Jatim. Saya pikir peta politiknya akan lebih menarik kalau nanti ada mba Yenny ada Gus Ipul, ada Khofifah, semua sama-sama kader NU," bebernya.
Menurut Legislator Dapil Jatim XI ini, Jatim yang memiliki jumlah pemilih terbesar kedua tentu akan mendapatkan pilihan-pilihan yang berkualitas di Pilgub 2018 nanti.
Tapi pada prinsipnya, apapun rekomendasi yang ditandatangani oleh Ketua Umum adalah menjadi keputusan mutlak, kader dan mesin partai tentu akan mendukung.
"Siap memenangkan dengan strategi baru. Saya pikir semua politisi mempunya startegi baru mempunyai basis dukungan yang jelas, basis di dapil masing-masing," timpalnya.
Kemudian, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengakui bahwa komunikasi antar PKS, Gerindra dan PAN intensif guna membahas Pilgub Jatim. Dan dalam waktu dekat akan diumumkan cagub dan cawagub Jatim di mana ada beberapa nama yang muncul dalam diskusi salah satunya Yenny Wahid.
"Mba Yenny Wahid diantara nama yang muncul dalam diskusi dan diskusinya sudah lama. Tapi nama-nama memang terus disimulasi," kata Mardani saat dihubungi.
Menurut Mardani, koalisi ini bukan hanya ingin memunculkan calon alternatif tapi juga punya peluang menang. Meskipun sebelumnya PKS mendukung Gus Ipul, namun ketika ada diakusi ketiga partai ini, maka pembicaraannya tidak hanya PKS semata, serta melihat adanya peluang untuk memperkuat posisi Pilpres 2019.
Tentu sudah jadi rahasia umum bahwa Gus Ipul ataupun Khofifah punya peluang besar mendukung pak Jokowi di 2019.
"Dengan posisi PKS dan Gerindra yang oposisi dan tentu berharap 2019 kita maju menantang inkumben maka pemenangan Pilkada Jatim 2018 harus dalam kerangka pemenangan 2019," ujarnya.
Mardani meyakini, masih ada peluang bagi ketiga partai ini untuk memunculkan pasangan calon (paslon) alternatif dan memenangkan kompetisi. Karena selama ini, Jatim hanya disuguhi dua calon yang sama dalam beberapa periode.
"Apalagi semangat di lapangan kerasa sekali. Masa 15 tahun warga Jatim cuma disuguhi dua figur ini," pungkasnya.
Nizar mengakui bahwa di Jatim muncul beberapa nama di antaranya, Moreno Suprapto, Sumitro, La Nyalla Mataliti dan juga yang terbaru Yenny Wahid. Pertemuan itu yang akan memutuskan apakah ketiga partai ini resmi membentuk poros baru atau tidak.
"Saya sebagai kader Gerindra berharap apapun keputusan yang akan direkomendasi oleh Ketua Umum Partai Gerindra, kita akan siap mejalankan, mengamankan, bahkan memenangkan terhadap isi rekomendasi itu," kata Nizar saat dihubungi, Selasa (2/1/2018).
Nizar mengakui, tak dapat dipungkiri bahwa hasil dari Pilkada 2018 nanti untuk kepentingan Pemilu 2019.
Namun, bagi Gerindra dalam menentukan bakal calon kepala daerah juga harus memenuhi kriteria yakni, layak jual, integritas sangat tinggi, hasil survei tinggi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Apabila nantinya Yenny Wahid yang dipilih, tentu sebagai kader akan menjalankan keputusan partai meski juga harus diakui bahwa nama Yenny Wahid sangat menjual di Jatim maupun nasional.
"Mba Yenny itukan mewakili trah dari Nahdlatul Ulama, apa lagi abahnya mba Yenny mantan Ketua PBNU, mantan presiden dan juga mewakili NU, Gus Durian di Jatim. Saya pikir peta politiknya akan lebih menarik kalau nanti ada mba Yenny ada Gus Ipul, ada Khofifah, semua sama-sama kader NU," bebernya.
Menurut Legislator Dapil Jatim XI ini, Jatim yang memiliki jumlah pemilih terbesar kedua tentu akan mendapatkan pilihan-pilihan yang berkualitas di Pilgub 2018 nanti.
Tapi pada prinsipnya, apapun rekomendasi yang ditandatangani oleh Ketua Umum adalah menjadi keputusan mutlak, kader dan mesin partai tentu akan mendukung.
"Siap memenangkan dengan strategi baru. Saya pikir semua politisi mempunya startegi baru mempunyai basis dukungan yang jelas, basis di dapil masing-masing," timpalnya.
Kemudian, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengakui bahwa komunikasi antar PKS, Gerindra dan PAN intensif guna membahas Pilgub Jatim. Dan dalam waktu dekat akan diumumkan cagub dan cawagub Jatim di mana ada beberapa nama yang muncul dalam diskusi salah satunya Yenny Wahid.
"Mba Yenny Wahid diantara nama yang muncul dalam diskusi dan diskusinya sudah lama. Tapi nama-nama memang terus disimulasi," kata Mardani saat dihubungi.
Menurut Mardani, koalisi ini bukan hanya ingin memunculkan calon alternatif tapi juga punya peluang menang. Meskipun sebelumnya PKS mendukung Gus Ipul, namun ketika ada diakusi ketiga partai ini, maka pembicaraannya tidak hanya PKS semata, serta melihat adanya peluang untuk memperkuat posisi Pilpres 2019.
Tentu sudah jadi rahasia umum bahwa Gus Ipul ataupun Khofifah punya peluang besar mendukung pak Jokowi di 2019.
"Dengan posisi PKS dan Gerindra yang oposisi dan tentu berharap 2019 kita maju menantang inkumben maka pemenangan Pilkada Jatim 2018 harus dalam kerangka pemenangan 2019," ujarnya.
Mardani meyakini, masih ada peluang bagi ketiga partai ini untuk memunculkan pasangan calon (paslon) alternatif dan memenangkan kompetisi. Karena selama ini, Jatim hanya disuguhi dua calon yang sama dalam beberapa periode.
"Apalagi semangat di lapangan kerasa sekali. Masa 15 tahun warga Jatim cuma disuguhi dua figur ini," pungkasnya.
(sms)