Pengembalian Mandat Dinilai sebagai Sindiran La Nyalla untuk Gerindra
A
A
A
SURABAYA - Riuh pertarungan di Pilgub Jatim sedikit berkurang. Kondisi itu terjadi setelah La Nyalla Mahmud Mattalitti mengembalikan mandat politik yang diberikan Partai Gerindra kepadanya. Banyak kalangan menilai kondisi ini menunjukan satire politik di Jatim serta sindiran buat Gerindra dalam mengambil jalan politik.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Muchtar W Oetomo menuturkan, secara normatif orang yang diberi mandat dan kemudian mengembalikannya merupakan hal yang biasa terjadi. Namun, dalam konteks persiapan Pilgub di Jatim tidak bisa hanya dipahami secara normatif, tapi juga harus ditelaah secara politis.
"Ini jelas sebuah satire politik, bentuk sindiran atau bahkan protes politik yang dilancarkan La Nyalla pada Gerindra," ujar Muchtar, Kamis (21/12/2017).
Ia melanjutkan, semua pihak bisa melihat waktu yang diberikan Gerindra pada La Nyalla untuk membangun sebuah koalisi sangat terbatas, yakni hanya 10 hari. Untuk ukuran pilgub, waktu yang diberikan sangat cepat.
"Perlu dicatat juga kalau koalisi harusnya bukan hanya menjadi tanggung jawab personal, tapi jadi tanggung jawab bersama di semua jajaran stakeholders partai," tegasnya.
Makanya, kata Muchtar, frame yang dibangun dalam judul pengusung calon merupakan koalisi partai, bukan koalisi personal atau calon yang akan bertanding. Koalisi dalam konteks politik apa pun bukanlah soal yang mudah.
Muchtar juga menjelaskan, dengan kondisi ini memang sulit untuk membangun peta koalisi. Bahkan, dia mencontohkan Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa yang sudah dapat partai pengusung masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun koalisi.
"Jadi wajar jika La Nyalla menduga dirinya sesungguhnya tidak dikehendaki sejak awal," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Bakal Calon Gubernur Jawa Timur La Nyalla Mattalitti mengembalikan mandat Partai Gerindra setelah upaya dan ikhtiar politiknya untuk maju Pilgub Jatim menemui jalan buntu. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jatim itu mengembalikan surat mandat yang diterimanya dari Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Saya kembalikan mandat penugasan tersebut kepada Bapak selaku pemberi tugas," kata La Nyalla dalam siaran persnya.
Pengamat Politik Universitas Trunojoyo Muchtar W Oetomo menuturkan, secara normatif orang yang diberi mandat dan kemudian mengembalikannya merupakan hal yang biasa terjadi. Namun, dalam konteks persiapan Pilgub di Jatim tidak bisa hanya dipahami secara normatif, tapi juga harus ditelaah secara politis.
"Ini jelas sebuah satire politik, bentuk sindiran atau bahkan protes politik yang dilancarkan La Nyalla pada Gerindra," ujar Muchtar, Kamis (21/12/2017).
Ia melanjutkan, semua pihak bisa melihat waktu yang diberikan Gerindra pada La Nyalla untuk membangun sebuah koalisi sangat terbatas, yakni hanya 10 hari. Untuk ukuran pilgub, waktu yang diberikan sangat cepat.
"Perlu dicatat juga kalau koalisi harusnya bukan hanya menjadi tanggung jawab personal, tapi jadi tanggung jawab bersama di semua jajaran stakeholders partai," tegasnya.
Makanya, kata Muchtar, frame yang dibangun dalam judul pengusung calon merupakan koalisi partai, bukan koalisi personal atau calon yang akan bertanding. Koalisi dalam konteks politik apa pun bukanlah soal yang mudah.
Muchtar juga menjelaskan, dengan kondisi ini memang sulit untuk membangun peta koalisi. Bahkan, dia mencontohkan Ridwan Kamil dan Khofifah Indar Parawansa yang sudah dapat partai pengusung masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk membangun koalisi.
"Jadi wajar jika La Nyalla menduga dirinya sesungguhnya tidak dikehendaki sejak awal," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Bakal Calon Gubernur Jawa Timur La Nyalla Mattalitti mengembalikan mandat Partai Gerindra setelah upaya dan ikhtiar politiknya untuk maju Pilgub Jatim menemui jalan buntu. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Jatim itu mengembalikan surat mandat yang diterimanya dari Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto.
"Saya kembalikan mandat penugasan tersebut kepada Bapak selaku pemberi tugas," kata La Nyalla dalam siaran persnya.
(zik)